Part 6

83 1 0
                                    

Sebulan pun berlalu namun keadaan kak adit tetap belom sadar(koma) dan aku tetap setia disampingnya.

Pagi ini dokter menemui ayah dan mama,aku pun tak boleh masuk kedalam namun aku sempet dengar sedikit-dikit pembicaraan mereka,yang ku dengar"pa kita cuma ada dua pilihan donor hati atau kehilangan"kata dokter yang sejak awal menangani kak adit,setelah itu aku tak dengar apa2 lagi,"apa maksud kata2 kehilangan?"dalam pikiran ku. Ayah dan mama pun keluar dan bilang ke aku sambil nangis"kak,kita harus mengihklaskan kak adit ya",jawab ku"maksud mama?"dalam kebingungan,balas mama"kata dokter alat bantu kak adit harus dilepas karna kasian dengan kak adit,sekali kita mempertahankan kak adit harus ada pendonor,namun saat ini gak ada sama sekali yang cocok","tapi ma...."jawab ku,balas mama"kasian kak adit kak",jawab ku hanya mengangguk,bilang mama kepada ayah"tanda tanggan yah". Aku dan mama menangis,namun disini aku yang tak kuat dan akhirnya pingsan. Saat satu persatu alat bantu dilepas seiring dengan jatuhnya air mata keluarga ku"inikah takdirmu ya ALLAH,agar tak ada ikatan antara aku dengannya"kata ku dalam hati. Setelah selesai alat bantu dilepaskan tubuh kak adit yang masih lemas segera dibawa pulang,untuk diurus pemakamannya. Sesampainya dirumah aku langsung menangis didepan tubuh yang terbaring di atas balai bambu,"tak adakah pilahan lain selain ini?kalau ada beritahu aku ya ALLAH agar kak adit tetep ada disamping aku"kata ku dalam hati. Kak adit pun segera dimandikan dan lalu tubuhnya dibalut dengan kain putih yang sangat bersih,kata ku sambil menangis"ma kak adit gak bopeh digituin kak adit masih hidup ma,kak adit cuma koma nanti pasti sadar" mama pun semakin erat memeluk tubuhku yang berontak karna ingin mencegah semuanya,kata mama"kak ikhlasin kak adit,kasian kak adit kak nanti dia berat untuk pergi","tapi kak adit belom meninggal ma?"jawab ku dengan keadaan yang semakin berontak sampai aku lemas dan jatuh. Maklum aja aku terlalu sayang dengan kak adit karna dia kakak aku satu2nya walaupun angkat.

Setelah lemas aku langsung disuruh duduk dan istigfar yang banyak"ma kenapa kak adit harus pergi?kenapa kak adit ninggalin aku?apa karna kak adit uda gak sayang ama aku?apa kak adit benci ama aku makanya dia pergi?"tanya ku pada mama,jawab mama"sayang kak adit sayang banget ama kamu,dia gak benci atau marah kok sama kamu,tapi ada satu hal yang harus kamu tau kita sayang sama kak adit namun Allah lebih menyayangi kak adit cantik","tapi ma?..........."jawab ku. Setelah selesai dikafani kak adit pun dibawa kemasjid untuk disholati dan lalu dikubur inilah final air mata ku"kak ini yang terakhir gw anterin lo ketempat istirahat lo yang terakhir,maafin gw ya kak belom bisa jadi adek lo yang baik,gw suka ngambek walau lo uda ngelakuin yang terbaik,love you and I will miss you so much my brother" itu lah kata2 yang bisa aku sampaiin sebelum tanahnya ditutup rapat,pemakaman pun kelar dan aku berdiri untuk pulang,berjalan menuju parkiran namun pandangan ku tak lepas dari makam kak adit,kata ku dalam hati"akan kah ada pengganti kak adit yang bisa membuat ku tersenyum saat aku bete,yang selalu menghapus air mata ku,akan kah ada?".

Perjalanan sekitar 10 sampai 15 menit,tiba dirumah aku langsung kekamar,dikamar masih terbayang semua kebiasaan kak adit padaku,canda tawa dia,nasihat dia,curhatan dia,dan ledekan dia tapi aku harus menghilangkan semuanya. Tak lama aku masuk mama pun nyusul untuk memberi sebuah buku dairy"kak tolong baca ini ya"pintah mama. Tapi aku tak membaca bagi ku waktunya belum tepat,setelah itu aku memutuskan untuk istirahat karna hari ini aku sudah banyak mengeluarkan air mata. Aku mulai memejam kan mata dan lalu aku masuk dalam mimpi ku

Dairy Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang