Part 15

59 1 0
                                    

Hingga 2 minggu aku disini, Fandy masih belom juga mau angkat telpon dari aku, tapi dia hanya line aku selamat pagi,siang atau malam. Tak seperti biasanya fandy kaya gini, malah biasanya aku yang jarang bales semua kabar dari dia. "Sebenarnya apa yang terjadi diantara kita, apa karna malam itu saat fandy mengajak ku keluar rumah dan aku gak mau?" Terniang kata-kata itu dalam otak ku. Oya malam sebelum aku berangkat fandy mengajak ku untuk bertemu di taman, namun saat yang bersamaan adik ku jatuh sakit dan gak mau aku tinggal.

Malam ini fandy mengangkat telpon ku, tapi pembicaraan kita kali ini garing banget gak kaya biasanya kita selalu membahas hal konyol yang membuat kita terwata kencang.

"Sayang aku boleh ngomong sesuatu?" Tanya ku
" iya kamu mau nanya apa?" Jawab nya dengan suara halus

" kamu kenapa berubah?" Air mata pun mengalir

" aku berubah bukannya kamu yang berubah" suaranya yang lebih keras dari yang pertama .

" aku berubah??? Kalo aku berubah kenapa aku selalu berusaha buat hubungin kamu dari kemarin !" Suara ku pun mulai mengeras,kali ini sedikit ku lembut kan "kalo aku berubah jelasin ke aku dimananya aku berubah?" Tanyaku.

" semalam sebelum kamu berangkat kenapa kamu gak datang ketaman? Aku nunggu kamu sampai tengah malam, gak kaya biasanya kamu mengingkari janji sepenting itu sama aku dan sekarang kamu uda gak perhatian sama aku semenjak kak pradit dateng. Dan aku juga capek sama tingkah kamu yang suka ngambek trus beberapa menit kamu minta maaf, kamu tuh beda ama dulu yang aku kenal awal!" Marahnya yang aku takut.

" ok aku minta maaf kalo semua itu terjadi dan jika aku tak sesempurna yang kamu mau, pergi lah...dan bila cinta ku tak seindah yang kamu mau,lari lah,dan cari lah yang lebih sempurna dan indah dari aku dan cinta ku, namun jika tak ada kembali lah kebelakang karna masih ada kamu yang setia nunggu kamu disini. Karna aku yakin cinta tau dimana rumah sebenarnya yang ada diantar beribu-ribu rumah singgah sementaranya" air mata ku yang semakin tak bisa ku tahan.

Dan aku pun menutup telponnya karna aku tak mau dia semakin tau kalo aku menangis. Kali ini aku tak mau melihat hp ku karna terlalu banyak pesan dari nya akibat dari perkataan ku tadi. Dan aku pun menutup mata ku yang sudah bengkak untuk istirahat.

Dairy Yang TerlukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang