Alone in Tokyo : 13

405 55 46
                                    

____________________________________

Sepuluh menit.

tidak, tiga puluh menit.

Bukan, satu jam. Ya benar satu jam setelah wanita bernama Gen itu datang. Hujan semakin deras. Tak tau kapan berhenti. Tadi sempat terang sejenak dan kembali deras lagi. Entah Jennie tak paham dengan cuaca hari ini. Mungkin sedang badai. Atau entah ia tak memperhatikan televisi tadi saat menayangkan berita tentang cuaca. Jennie terlalu bergelut dengan rasa bosan dan kesalnya dengan dua orang yang tengah bersenda gurau di ujung sana.

Sialan dia jadi nyamuk di sini. Tapi gilanya kenapa Kim Jennie tidak pulang saja sedari wanita jepang itu datang. Jennie bahkan tak mengerti kenapa dia masih ada di sini. Tepatnya di kasur Yoongi dari tadi terus menggulirkan beranda sosial media asal. Tak fokus dengan apa yang ada di tangan. Hanya membutuhkan pekerjaan supaya terlihat sibuk.

Wajahnya sudah seratus persen kusut. Terlihat kesal dan jengah. Jennie ingin pulang saja tapi dia malas menggerakan tubuhnya.

Pulang atau tetap disini?

Ah sudahlah, dia pulang saja. Pesan taksi lalu pulang, tidur di kamar hotel nya yang sepi dan bangun pagi. Lalu menyusun acara untuk menikmati liburan supaya tidak semembosankan seperti hari ini.

Jennie mulai berdiri dari tempat ia semula yang ternyata di sadari Yoongi. Pria itu sedari tadi merasa tak nyaman. Entah kenapa mengetahui ada dua wanita di apartementnya membuat perasaannya sedikit tak nyaman.

Jennie mulai menghampiri tasnya yang ada di meja nakas. Memasukan ponselnya dan bersiap untuk pergi dari sana. Tak berniat untuk pamit karena tak ingin mengganggu. Toh, mereka berdua juga tak akan sadar jika Jennie pergi. Terlalu asik dengan dunianya kan?

"Mau kemana?" Saat hendak membuka pintu sebuah suara berat terdengar di belakangnya. Membuat Jennie berbalik dan sudah melihat sosok Yoongi yang berdiri di hadapannya.

Jennie mengangkat alis. Owh masih sadar dengan keberadaannya disini? Ia kira Yoongi lupa jika Jennie masih di apartementnya.

"Pulang" jawab Jennie singkat.

"Di luar hujan deras" lalu? Jika hujan deras mengapa? Jennie memang tak membawa mobil. Tapi dia masih punya banyak uang untuk memesan taksi.

"Aku naik taksi"

"Jam setengah sebelas macam begini mana ada taksi? Apalagi hujan deras macam sekarang, akan ku antar"

"Sudah lah ada teman mu, aku bisa pulang sendiri, tak perlu mengantar, kasihan dia di tinggal sendiri nanti merasa bosan" bagus Jennie ucapanmu sungguh terdengar seperti ungkapan hati.

Jennie tak sadar, demi apa dia benar benar sepontan mengatakan itu. Tapi masa bodoh dia hanya ingin pulang. Sudah terlalu bosan berada di sana.

Yoongi tak mengerti maksud perkataan Jennie. Pria itu mengerutkan kening bingung tapi kenapa hatinya merasa ia bersalah. Yoongi kan tak melakukan apapun tapi kenapa dia merasa bersalah sih? Aneh.

"Tidak akan ku antar, sebentar" sebelum Jennie bisa membantah lagi pria min itu telah berjalan ke dalam. Kembali masuk, tepatnya ke tempat Gen berada. Dia meminta ijin pada Gen untuk mengantarkan Jennie yang ternyata wanita Jepang itu lebih memilih untuk pulang juga. Gen tadi kesini dengan mobilnya. Jadi Jennie tak perlu repot repot menjadi nyamuk macam tadi saat di mobil nanti.

Gen lebih dulu pergi. Jennie yang tadinya berdiri di ambang pintu sudah duduk di satu satunya sofa yang ada disana. Memperhatikan bagaimana yoongi mengantar wanita itu hingga ke depan pintu. Tak mendengar jelas apa yang mereka ucapkan. Hanya melihat sebelum wanita itu pergi, ia memeluk leher pria Min dan baru benar benar pergi.

Cih, apakah memeluk itu kebiasaan orang Jepang? Kenapa dari tadi Jennie melihat wanita itu terus memeluk Yoongi. Owh dan juga tadi saat mereka sedang sibuk di studio. Jennie juga melihat wanita itu yang tertawa dan menyembunyikan wajahnya di bahu yoongi. Entah Jennie juga tak begitu paham apa yang mereka bicarakan. Yang pasti pembicaraan keduanya begitu asik dengan tawa Gen dan kekehan kecil Yoongi.

"Aku akan kembali besok untuk mendengar hasilnya, owh ya boleh kan aku mencantumkan namamu di credit? Ayolah G hanya nama, lagi pula lagu ini juga tak ada suaramu, kau hanya mengkomposeri dan membantu menulis liriknya"

Gen tau temannya yang satu ini. Ia banyak membuat lagu untuk teman-teman yang lain. Dan itu selalu sukses di pasaran. Tapi ya Yoongi selalu menolak memasukan namanya dalam credit. Tak tau apa alasannya. Jika di tanya hanya tersenyum tipis saja. Ia juga tak mau jika di beri hasil penjualan dari lagu buatannya. Selalu mengatakan 'itu hadiah untukmu'. Yang membuat yang lain tak enak jika berurusan lagi dengan Yoongi soal membuat musik.

"Baiklah, kau cantumkan saja nama panggungku"

"Benarkah? Yey!!" Gen kelewatan senang. Baru kali ini Yoongi mau mencantumkan namanya di credit. Wanita itu spontan memeluk leher Yoongi.

Pelukan gen terlepas, wanita Jepang itu masih tersenyum karena pernyataan Yoongi. Tapi malam semakin gelap. Ingin hati masih bersama pria berkulit pucat yang berasal dari Korea Selatan ini. Tapi yah wanita asing di dalam itu terlalu mengganggu. Gen tak pernah melihat nya. Tapi Gen pastikan wanita di dalam tak memiliki hubungan apapun dengan Yoongi. Sempat ia bertanya tadi di sela-sela mereka menyelesaikan lagu dan Yoongi sendiri mengatakan tidak memiliki hubungan apapun dengan wanita itu. Dia hanya temannya dari tempat asal.

"Bye aku pulang dulu" Gen melambaikan tangan mulai menjauh dari apartement itu.

"Yup sampai jumpa" dan Yoongi mengangguk, memperhatikan tubuh kurus yang lebih pendek dengan rambut panjang berponi berwarna hitam, itu pergi menjauh dari pandangan.

Baiklah masih ada pekerjaan lainnya, yaitu mengantarkan Jennie. Jujur dia sudah mengantuk dan punggungnya sedikit pegal karena terlalu lama duduk di kursi studionya.

Yoongi berbalik dan menemukan jennie sudah berdiri di hadapannya dengan tangan terlipat di depan dada. "Sudah? Kau lama, ayo"

Jennie berjalan cepat keluar. Meninggalkan Yoongi yang masih berdiri di ambang pintu. Pria itu tak mengerti mengapa Jennie begitu terburu buru pulang. Bukankah biasanya Jennie malas di hotel tempatnya menginap. Makannya ia selalu berada datang ke apartementnya dan mengganggunya.

Ah sudahlah, malah bagus Jennie cepat cepat pulang. Yoongi bisa segera berduaan dengan kekasihnya, yaitu guling dan kasur yang ada di apartementnya.

Yoongi segera masuk mengambil topi dan kunci mobil. Tak lupa menutup pintu apartement yang otomatis terkunci. Berjalan sedikit cepat menyusul Jennie yang sudah hendak memasuki lift untuk turun ke tempat parkir.

____________________________________

Hiii

Sorry klo masih nemuin typo hehe 🤣

See ya... di Alone in Tokyo selanjutnya...👋🏼👋🏼👋🏼

Jangan bosen bosen yak 🤣🤣

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Alone in TokyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang