––——
Setelah pemotretan selesai jennie segara membawa dirinya ke ruang ganti. Mengganti bajunya dengan baju yang tadi ia kenakan saat datang kemari dan segara keluar. Wanita itu tak sabar lagi untuk menyapa sinar matahari sore jepang sembari menikmati liburan selama satu bulan. Dan jennie memilih negara ini untuk ia jadikan tujuan. Sekalian saja ia menetap dari pada ia repot repot harus melakukan penerbangan yang memuakan untuknya. Jennie dari dulu memang benci penerbangan pesawat. Karena walaupun ia sudah berkali kali melakukan penerbangan, jet leg nya juga tak kunjung sembuh sembuh.
Jennie melangkahkan kakinya keluar dari gedung tinggi berlantai dua puluh tempat Pemotretannya dan segera menaiki mobil yang sengaja perusahaan sewa untuknya.
"Kau bisa langsung pulang eira, aku tetap akan tinggal disini" Eira hanya mengangguk paham. Ia memilih tidak berkomentar dan jennie kembali memasang penutup matanya untuk tidur. Setelah ia tiba di jepang jennie hanya beristirahat sekitar satu jam. Dan langsung di lanjutkan pemotretan sampai sore. Wanita itu sungguh lelah mungkin hari pertamanya berlibur akan jennie habiskan dengan istirahat di hotel seharian. Tubuhnya sangat lelah sekarang.
Tapi pikiran jennie tak bisa berkontribusi dengan tubuh itu. Dimana pikiran jennie terbang kemana mana walaupun wanita itu berusaha untuk menidurkan diri. Jennie kembali memikirkannya. bagaimana dirinya nanti waktu menghadiri acara di paris nanti. Bagaimana reaksinya nanti jika diharuskan bertemu dengan mantan kekasih itu. Sialan jennie tak bisa tidur karenannya.
Jennie memilih membuka penutup mata dan mengeluarkan ponsel. Membuka aplikasi media sosial dan mulai berselancar disana. Tapi saat dia melihat sebuah potongan gambar dari akun mantan kekasih yang menunjukan foto anak dan istrinya yang sedang tersenyum cerah. hati jennie kembali terasa nyeri. Potongan kenangan itu kembali ke dalam memori. Dimana kai juga selalu melakukan hal seperti inisaat masih bersama jennie dulu. Seharusya foto itu foto dirinya bukan wanita lain.
Sial tujuannya membuka ponsel itu bukan untuk ini. Bukan untuk merasakan sakit lagi tapi jennie justru di hantam kenyataan yang sialan itu. Bahwa kai bahagia dengan hidupnya yang sekarang dan jennie masih belum bisa melupakan pria itu sepenuhnya.
Sialan sekali kan?
Jennie mematikan ponsel. Memasukan benda persegi itu ke dalam tas dan mulai mengalihkan pandangan ke luar jendela. Langit sore kota osaka sangat indah. Dengan warna kemerahan yang menghiasi dan jennie selalu takjub walaupun ia sudah berkali kali melihatnya.
––——
Jennie sampai di hotel yang ia sewa. setelah selama satu jam menempuh perjalanan untuk ke tokyo. Eira sudah pergi kembali ke korea tiga puluh menit yang lalu. Dan sekarang jennie sendirian di kamar hotel yang langsung menampakkan pemandangan indah kota tokyo dari lantai lima belas. Jennie hanya duduk di sana dengan secangkir coklat panas di tangan. Sesekali menyeruput coklat itu. ini adalah liburan pertamanya sendiri, tanpa ada seorang teman yang menemani. Sebelumnya ibu nya yang selalu menemani kemanapun ia pergi sebelum atau bahkan sesudah ia memiliki kekasih dan di saat kai masih menjadi kekasihnnya pria itu yang selalu menemani jennie berlibur kemanapun.
Ash sial kenapa jennie mengingat itu lagi. Mungkin karena kai adalah cinta pertama bagi jennie. Cinta yang kata orang akan sangat membekas tapi juga selalu gagal. Sudahlah jennie berlibur untuk bersenang senang bukan justru memikirkan hubungan asmaranya yang berantakan. memang semenjak ia putus dengan kai gadis itu belum pernah berkencan lagi. Ia hanya tak ingin, walau beberapa pria mendekatinya. Karena jujur jennie masih menyimpan rasa pada kai. Pria itu memang sangat meninggalkan bekas padanya.
Jennie mengambil ponsel dinakas. ia baru ingat bahwa jisoo sekarang tinggal di jepang. Dari pada ia sendiri dan selalu memikirkan pria yang entah apakah masih memikirkannya itu lebih baik jennie mnghubungi kawan lama.
Ponselnya berdering setelah ia menekan tombol panggilan. Tak lama jennie pun mendapatkan jawaban. "Halo? siapa?"
"Eonnie? ini aku jennie"
"Eoh... jen itu kau? nomer ponslemu baru?"
"iya kau tau aku cerobohkan aku menjatuhkan ponsel lamaku di kamar mandi" suara tawa terdengar dari keduanya setelah jennie mengatakan itu. jennie jadi rindu pada kedua orang lainnya.
"kau berada di jepang eonnie?" ucap jennie setelah mereka puas tertawa.
"eoh tidak aku sedang berada di eropa, sedang menemani suamiku disini"
jisoo memang lebih memilih menikah setelah ia memutuskan kontrak dengan agensi. suaminya seorang pengusaha sukses di jepang dan wanita itu memilih menetap disana. mereka bertemu saat acara fansign beberapa tahun yang lalu dan suami jisoo dulu adalah fans mereka. lebih tepatnya fans lisa yang justru terpikat dengan kecantikan jisoo dan mulai mendekatinya.
Jennie menyinggungkan senyumnya saat mengingat bagaimana wajah senang jisoo saat ia baru pulang dari acara kencannya. sungguh manis kisah jisoo itu jennie bahkan tak menyangka bahwa sekarang jisoo sudah memiliki dua anak kembar.
"yah... padahal aku sedang berlibur di tokyo dan merindukan mu eonnie"
ada helaan nafas yang jennie dapat dengar dari sebrang "yah... padahal aku juga merindukanmu jen, aku ingin bertemu denganmu dan berjalan jalan seharian, tapi mau bagaimana aku akan menetap di eropa sekitar dua bulan dan baru pulang setelahnya"
Jennie menyinggungkan senyumnya kecil. sepertinya ini akan menjadi liburan paling tak menyenangkan bagi jennie. dan suara rengekan terdegar dari ujung sana. membuat jennie terkekeh gemas membayangkan kedua bayi kembar itu. "tak apa eonnie, mungkin lain kali kita bisa bertemu bersama dan justru dengan lisa dan rose juga, sudah aku tutup panggilannya jika tidak jim dan jin pasti marah ke padaku karena mengambil perhatian momynya karenaku"
jisoo tertawa di sebrang sebelum jennie mematikan panggilan itu. setelahnya ia meletakkan ponsel itu ke atas nakas dan menyeruput coklatnya sembari memandang langit tokyo yang perlahan lahan menghitam dengan kesendiriannya.
––——
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone in Tokyo
Fanfiction°○Yoonie○° ~Baku ~Fiksi ~Idol live _________________________________ Yoongi lebih memilih untuk meninggalkan kampung halamannya setelah group yang membesarkanya menyatakan pensiun. Pergi untuk melupakan seseorang yang telah menyakitinya begitu dala...