Alone in Tokyo : 11

416 60 8
                                    

-----

Cklek

Pintu apartement Yoongi terbuka begitu saja setelah Jennie memasukan sandinya. Wanita itu tersenyum bangga setiap kali berhasil membuka nya. Jennie melangkahkan kaki masuk. Menutup pintu hitam itu perlahan.

Jennie berhenti, menatap ruang apartement kosong yang tertata rapi di depannnya. mengerutkan dahi bingung akan kemana perginya si pemilik kamar.

Jennie mengangkat bahu. Tak perduli dan lebih memilih untuk melepaskan sepatu yang ia kenakan dan memasukinya lebih dalam. Entahlah, jennie tak perduli keberadaan pria itu. Toh Yoongi juga sudah tua untuk pergi kemanapun yang ia mau.

Ini sudah terhitung seminggu setelah semua pertemuannya dan hari yang ia lalui dengan pria Min itu. Sudah tak ada kata canggung lagi bagi Jennie untuk masuk dan keluar seenaknya ke apartement itu. Serasa apartement itu sudah menjadi hak miliknya sedari jungkook mengatakan passwordnya.

Yoongi pun sudah tak perduli lagi dengan hama bernama Kim Jennie yang mengganggunya. Masa bodoh dengan kehadirannya yang tiba tiba datang tanpa di undang. Lebih memilih berusaha tak menganggap wanita itu dari pada harus repot repot mengusirnya. Karena Yoongi masih berpikir Jennie akan pergi dengan sendirinya jika ia tak merespon kehadirannya. Walaupun kenyataanya tidak.

Jennie melangkah menuju kasur. Meletakan tas hitam yang ia bawa di atasnya dan mulai mendudukan diri di sana. Matanya berkeliling memperhatikan setiap inci ruangan ini. Jennie tak menampik bahwa ia masih kagum dengan kerapian pria itu. Lihat saja semua sisi ruangan ini sungguh rapi dan tak ada satupun bagian yang berantakan. Bahkan pakaian kotorpun, pria itu lipat sebelum memasukanya ke dalam keranjang.

Matanya menangkap sisi lain ruangan. Dimana jennie pikir itu tempat paling favorit seorang Min Yoongi. Jennie mulai menghampirinya. Menyentuh alat alat itu perlahan sebelum mendudukan dirinya di kursi beroda.

Jennie tak bisa membayangkan seberapa sering pria itu menduduki kursi ini hingga Jennie dapat mencium wangi tubuhnya pada kursi. Mata kucingnya menangkap jejeran buku note berwarna yang tertata rapi di atas Rak. Tangannya yang penuh dengan rasa penasaran itu mulai menyentuh satu persatu setiap sisi buku note. Sebelum ia mengambil satu buku paling ujung berwarna merah maroon.

Dibukannya buku itu perlahan. dimana ternyata itu berisi sebuah nada dan lirik. Mulai membaca setiap bait lirik lirik itu. Sampai tak sadar Matanya mulai berair saat membacanya. Setiap lirik indah yang tertulis di sana sungguh sangat menyentuh. Wanita itu bisa merasakan begitu dalamnya emosi yang ditumpahkan pada setiap baitnya.

Jennie menggusap air mata yang mulai mengalir di pipinya. Jennie tak sangggup untuk membaca lirik lirik itu lebih lama lagi. Tapi dirinya masih penasaran dengan bagaimana lirik itu jika di padu padankan dengan nada yang ada disana.

Matanya mulai melirik pada keyboard yang berada di samping kanan. Jennie menarik kursi yang ia duduki mendekat ke arah keyboard. Meletakan buku di depannya lalu menyamankan posisi duduknya. Menyentuh lembut tuts keyboard dan menekannya perlahan.

Cklek

"Apa yang kau lakukan?"

Pandangannya teralih pada satu satunya pintu hitam disana. Menampilkan sosok Yoongi dengan kaus oblong kebesaran dibalut kemeja kotak dan celana training hitam. Tangan kanannya membawa kantung makanan sedangkan tangan kirinya terangkat melepaskan topi yang ia kenakan.

Jennie hanya menampilkan gummy smilenya untuk menjawab Yoongi. Membuat pria itu hanya bisa menghela nafas pasrah. Mulai melangkah memasuki kamar apartementnya dan meletakan barang barang yang ia beli ke area pantry.

Alone in TokyoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang