Pernikahan : Seharusnya Aku

823 159 9
                                    

Hari ini pernikahan Kenzo dan Caitlyn akan digelar. Jangan bayangkan perasaan Cherrie, tentu saja ia hancur. Tapi, hari ini Cherrie sudah berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak menangis. Kenzo akan memulai hidup baru, jadi Cherrie harus bahagia untuknya terlepas dari permasalahan mereka berdua.

Wajah cantik itu kini telah dipoles make up tipis, rambutnya digelung ke atas dengan tatanan rapi. Cherrie berkali-kali mematut diri di depan cermin, sesekali membenahi lekukan kebaya modern berbentuk dress selutut yang ditetapkan sebagai dress code.

Setelah dirasa cukup, Cherrie melangkah keluar. Ah ya, ada satu lagi yang membuat gadis itu murung hari ini. Jonathan tak bisa menemaninya. Tadi pagi-pagi sekali mereka berdebat, Jonathan terus meminta maaf karena keputusannya sangat mendadak. Dosen di kampus memintanya untuk hadir dalam suatu pertemuan penting dan Jonathan tak bisa menolaknya begitu saja.

Akhirnya Cherrie mengangguk dengan berat hati. Bukan apa-apa, hanya saja dia butuh Jonathan untuk menemaninya jika terjadi sesuatu di sana. Cherrie membayangkan perjalanannya akan lebih menyedihkan, tapi tidak begitu lagi setelah ia melihat Aiden bersandar pada mobil hitam milik lelaki itu.

Aiden mengenakan kemeja batik hitam lengan panjang, sedikit banyak Cherrie memahami tentang motif naga dengan api biru yang melingkar, tampak begitu dominan dengan aura Aiden.

"Aiden?" celetuk Cherrie heran, entah bagaimana lelaki ini bisa ada di daerah gedung apartemennya.

Aiden menegakkan tubuhnya, "Oh? Udah siap? Ayo berangkat!"

Cherrie membuntutinya dengan perasaan bingung, lalu masuk ke dalam mobil setelah sang pemilik membukakan pintu.

"Acaranya di mana sih?" tanya Aiden yang kini telah duduk di kursi kemudi, kemudian menyalakan mesin mobilnya.

"Gedung Hallent City Hall."

Alis Aiden terangkat sedikit terkejut, "Benar-benar bukan orang sembarangan ternyata."

Cherrie terkekeh singkat, "Oh iya, lo kenapa bisa ada di daerah apartemen gue? Segala mau nganterin gue lagi?"

"Jonathan bilang dia gak bisa temenin lo, terus dia minta tolong ke anak-anak buat gantiin. Tadinya ada Segara, tapi anaknya lagi mode senggol bacok." ucap Aiden sembari menatap jalanan. Tangan kirinya memegang kemudi, lalu tangan kanannya bergerak membenarkan spion mobil yang miring.

"Memangnya Segara kenapa?" tanya Cherrie.

"Habis ribut, kost rusuh banget waktu itu." balas Aiden.

"Loh, kapan sih? Pas Jonathan udah ke apartemen gue?"

Aiden mengangguk, "Sorenya hari itu."

"Ribut sama siapa? Temen kost?" tanya Cherrie lagi.

"Iya, sama Bang Mahesa. Ingat Bang Mahesa kan?"

Cherrie mengangguk, "Yang Mahasiswa Kedokteran itu bukan?"

"Iya. Mereka berantem, akhirnya Bang Mahesa pergi dari kost. Kalau Segara... ya begini." ucap Aiden.

Gadis itu meringis, "Serem banget pada berantem. Jonathan pernah gak?"

Aiden terkekeh, "Pernah, kan berantemnya sama gue."

"Hah?! Kok bisa?" sahut Cherrie terkejut.

"Jadi ceritanya begini, waktu itu lagi ada pemadaman listrik, satu komplek termasuk kos mati lampu. Kamar gue sama Jonathan kan sebelahan, nah gue salah masuk. Pas gue buka pintu kamar mandi, ada yang teriak. Lah gue juga kaget dong? Langsung gue nyalain senter hp, eh ada Jonathan ternyata lagi mandi. Mana cuma pakai daleman doang!" Aiden terkekeh geli mengingat kejadian itu.

Rumah Abu-AbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang