22

1.5K 175 24
                                    

Double up walau malam hari yey🎉

⏭️⏮️

"Dok, bagaimana keadaan teman saya?"tanya Raza cemas.

Devan tak peduli dia hanya duduk di kursi tunggu memainkan handphone nya.

"Keadaan teman anda baik baik saja. Untung nya luka nya tidak dalam mungkin beberapa hari bekasnya akan hilang. Teman anda akan kami pindahkan ke ruang rawat"kata dokter.

"Terima kasih dok"kata dokter.

Dokter itu pun pergi. Beberapa menit kemudian, beberapa suster membawa brankar Pandu ke ruang rawat.

"Pasien akan di pindahkan di ruang rawat mawar nomer 22"kata suster.

"Makasih sus"kata Raza.

Setelah suster itu pergi, Raza menghampiri Devan.

"Ayo pulang"ajak Devan.

Raza menggeleng.

"Nggak,aku mau temani Pandu"kata Raza.

Devan mendengus kesal.

"Ngapain sih bang masih mau nunggu Pandu?bahkan Abang mau aku lepasin Pandu?"kata Devan kesal.

"Abang cuma kasihan sama dia. Pandu juga pernah nolongin Abang"kata Raza.

Devan menatap Raza curiga. Raza terlihat kontak mata dengan Devan. Devan yakin Raza berbohong. Tapi apa alasannya?mengapa harus sampai membohonginya?

"Udahlah. Abang mau ke ruangan Pandu. Kamu kalau mau pulang pulang aja"kata Raza.

Raza langsung beranjak pergi. Devan menghela nafas dan mengikuti Raza. Dia nggak mungkin meninggalkan Raza dengan musuhnya.

Sesampainya di depan ruang Pandu, mereka berdua langsung masuk. Terlihat Pandu yang sudah sadar. Raza langsung menghampiri Pandu.

"Gimana keadaan Lo?"tanya Raza.

"Gue baik. Makasih udah mau nolongin gue"kata Pandu.

"Sama sama. Ini juga balas budi gue karena Lo udah nolongin gue dua kali"kata Raza.

Pandu bingung, dia pernah nolongin Raza sebelumya. Seingatnya dia hanya nolongin Raza yang hampir ketabrak.

"Gue pernah nolongin Lo dua kali?"tanya Pandu tak mengerti.

Raza tersentak. Dia menepuk bibirnya pelan.

"Emmm bukan apa apa. Pan gue mau Lo tinggal dirumah gue sama Devan"kata Raza

Devan langsung menoleh ke arah Raza.

"Nggak bisa dong bang. Dia bukan siapa siapa kita"protes Devan.

"Devan nggak boleh protes. Terus Devan harus rawat Pandu hingga sembuh"kata Raza.

Devan semakin tak terima. Dia langsung pergi dari ruangan Pandu.

Pandu masih menatap Raza tak percaya.

"Nggak usah deh Za. Gue tinggal di apartemen aja. Gue nggak enak sama Devan dan orang tua Lo"kata Pandu.

"Nggak. Pandu harus tinggal sama kita. Nggak ada penolakan. Lagian orang tua gue masih di luar negeri. Nggak tau pulang kapan. Masalah Devan biar gue ngomong sama dia. Dia nggak mungkin nolak permintaan gue"kata Raza.

"Makasih Za"kata Pandu.

Pandu sebenarnya malu. Raza yang sudah hampir ia celakai malah berbuat baik kepadanya. Merawatnya dan mengajak tinggal bersama.

⏭️⏮️

SEE YOU NEXT CHAPTER 🤗

RADEVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang