17

2.5K 210 12
                                    

Pandu menggeram kesal melihat orng suruhannya banyak yang tumbang. Pandu menyeringai dan mengambil sebuah pistol dari saku jaketnya. Pandu mengarahkan pistol itu ke arah Devan yang melawan salah satu orang suruhannya. Pandu bersiap untuk menekan pelatuknya.

Dor...

"Aaarrrkkkhhh"

Pandu langsung melepaskan pistol yang ada di genggamannya ketika tiba tiba sebuah peluru melesat terkena lengannya pandu memegangi lengannya yang sudah mengeluarkan darah.

"Sial"kata Pandu.

Pandu ingin mengambil pistolnya tetapi langsung di tendang menjauh oleh Rafa. Ternyata saat terdengar bunyi tembakan mereka semua menghentikan perkelahiannya.

"Bang Raza"teriak Devan.

Devan langsung menghampiri Raza yang terlihat ketakutan. Ditangan Raza terdapat sebuah pistol. Memang tadi yang menembak Pandu adalah Raza. Entah dari mana dia mendapatkan pistol tersebut.

Devan langsung memeluk Raza dengan erat. Pistol di tangan Raza terjatuh.

"Devan...takut.."kata Raza lirih.

Raza memeluk Devan dengan erat bahkan sampai meremat kaos yang dipakai Devan.

"Ssstttt....abang tenang ada adek abang nggak usah takut"kata Devan.

Pandu yang melihat ada kesempatan pun mencoba kabur tetapi langsung ditangkap oleh Leo.

"Mau kemana lo?"kata Leo.

"LEPASIN GUE"bentak Pandu.

Pandu memberontak membuat Leo kuwalahan memegangnya dan Rafa membantunya hingga Pandu tak bisa berkutik.

"Bang Raza bangun"

Leo dan Rafa mengalihkan perhatian mereka ke arah Devan yang mencoba membangunkan Raza. Tiba tiba saja Raza pingsan di pelukan Devan. Devan langsung menggendong Raza.

"Yo,Fa, lo urus Pandu gue mau bawa bang Raza kerumah sakit"suruh Devan.

Rafa dan Leo mengangguk. Devan langsung membawa Raza pergi.

⏩⏸⏪

"DOKTER SUSTER TOLONG ABANG SAYA"teriak Devan di sepanjang koridor.

Devan tak perduli dengan tatapan orang lain yang terpenting sekarang adalah abangnya.

Dua orang suster datang dengan membawa brankar. Devan langsung meletakkan tubuh Raza diatas brankar dan membantu suster mendorong brankar tersebut.

"Maaf anda tidak boleh masuk"kata Suster.

Devan hanya memandang brankar Raza yang mulai masuk ke ruang UGD. Devan terus berdoa semoga Raza baik baik saja.

Tak lama kemudian, Leo dan Rafa datang dengan tergesa gesa.

"Van, gimana keadaan bang Raza?"tanya Rafa panik.

Devan menggeleng. Rafa dan Leo merasa sedih. Bang Raza itu sudah seperti saudara kandung mereka berdua.

Cklek..

Pintu UGD terbuka dan dokter pun keluar.

"Dok gimana keadaan abang saya?"tanya Devan.

"Keadaan abang anda baik baik saja. Abang anda hanya syok. Sebentar lagi abang anda akan sadar. Kalian ambisa menjenguknya setelah dipindahkan di ruang rawat"kata Dokter.

Devan, Leo, dan Rafa bernafas lega.

"Makasih dok"kata Rafa.

Dokter mengangguk dan langsing pergi meninggalkan mereka.

⏪⏸⏩

SEE YOU NEXT CHAPTER🤗


RADEVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang