07

3.2K 273 4
                                    

"YUHUUU BANG RAZA RAFA DATANG"

pletak...

"Berisik bego"kata Devan.

Rafa hanya mengelus kepalanya yang terasa sakit setelah di jitak Devan. Leo hanya terkekeh melihat kelakuan Devan dan Rafa.

"Kalian udah pulang?"

Devan,Leo,dan Rafa menoleh dan melihat Raza yang terbungkus selimut sedang menonton televisi.

"Bang Raza"kata Rafa.

Rafa berlari dan memeluk Raza dengan erat.

Devan dan Leo berjalan menghampiri Raza dan duduk di lantai yang beralaskan karpet.

"Kenapa nggak istirahat dikamar bang?"tanya Devan.

"Bosen dikamar terus"kata Raza.

Mereka pun bermain dan tertawa bersama.

Ting...tong...

Suara bel pintu mengalihkan perhatian mereka. Raza berdiri dan hendak membuka pintu tapi tangannya dicekal oleh Devan.

"Biar aku aja yang buka pintunya"kata Devan.

"Nggak usah"kata Raza.

Raza berjalan ke arah pintu dan membukanya. Raza celingukan karena tak melihat orang yang memencet bel.

"Nggak ada orang"gumam Raza.

Ketika hendak menutup pintu,Raza melihat kotak yang tergeletak di lantai. Raza pun mengambilnya dan membukanya.

"AAAAAAAA"

Seketika Raza melempar kotak itu dan isinya berceceran. Tangan Raza bergetar dan tubuhnya lemas.

Devan,Leo,dan Rafa yang mendengar teriakan Raza segera berlari keluar.

"Bang ada apa?"tanya Devan.

Raza tak menjawab.

Devan,Leo,dan Rafa melihat ke bawah. Mereka terkejut melihat foto Raza yang berlumuran darah bertuliskan DEATH dan juga sebuah boneka porselin yang anggota tubuhnya terlepas semua.

Leo langsung memasukkan kembali semuanya ke dalam kotak dan membuangnya.

Devan langsung memeluk Raza dengan erat dan menenangkannya. Raza menangis ketakutan.

"Sstttt abang tenang"bisik Devan ditelinga Raza.

Devan merenggangkan pelukannya ketika melihat Raza tak ada gerakan.

Tubuh Raza meluruh membuat Devan,Rafa,dan Leo panik.

"Bang bang Raza bangun"kata Devan panik sambil menepuk pipi Raza.

"Bantuin gue bawa bang Raza kekamar"kata Devan.

Leo dan Rafa membantu Devan mengangkat Raza.

⏪⏸⏩

Devan merebahkan Raza dikasur dan menyelimutinya. Dia duduk di pinggir kasur dan mengelus rambut Raza. Devan sangat marah ketika Raza diteror oleh orang yang tak dikenal.

"Kumpulin semua anak The Devils sekarang"perintah Devan.

Leo dengan sigap mengambil hanphone nya dan mengabari semua anak The Devils berkumpul di markas.

Devan mengambil telfonnya dan menghubungi seseorang.

"Hallo tante"

"....."

"Tante lagi sibuk?"

"....."

"Gini tante. Devan mau minta tolong jagain bang Raza dirumah. Bang Raza lagi sakit. Aku ada keperluan di luar"

"....."

"Makasih tante"

Devan mematikan sambungan teleponnya.

Tak lama kemudian seorang wanita masuk ke kamar Raza dengan terburu buru. Wanita itu adalah tantenya Devan dan Raza yang bernama Dona.

"Devan. Raza sakit apa?"tanya Dona.

"Semalem trauma nya kambuh tan"kata Devan.

Dona mengangguk mengerti. Memang semua anggota keluarga Pradita sudah mengetahui tentang trauma Raza.

"Tan,aku mau keluar sebentar sama Rafa dan Leo. Tolong jagain Bang Raza ya tan"kata Devan.

"Tante pasti jagain abang kamu"kata Dona.

"Kita permisi dulu tante"kata Leo dan Rafa.

"Hati hati"kata Dona.

Devan,Leo,dan Rafa segera pergi menuju markas.

⏪⏸⏩

SEE YOU NEXT CHAPTER🤗

RADEVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang