06

3.4K 298 6
                                    

Raza mengerjabkan matanya. Kepalanya terasa sangat pusing. Raza mengerang. Devan terbangun mendengar suara erangan Raza. Seketika dia panik.

"Bang abang kenapa?"tanya Devan panik.

"Sa-sakit"rintih Raza.

Devan dengan sigap memeluk Raza dan mengelus rambut Raza dengan lembut untuk membuatnya tenang. Sepuluh menit kemudian terdengar dengkuran halus dari Raza yang sudah tertidur.

Devan menata tidur Raza agar lebih nyaman. Setelah itu dia menatap wajah Raza yang terpejam dengan damai.

Devan berjanji akan selalu melindungi Raza dari segala macam bahaya.

⏪⏸⏩

Paginya,Raza terserang demam. Itu selalu terjadi jika trauma Raza kambuh.

Devan menempelkan kain yang sudah basah ke kening Raza. Dia juga mengelus rambut Raza.

Raza terbangun saat merasakan seseorang mengelus rambutnya.

"Adek"panggil Raza lirih.

"Abang udah bangun?ada yang sakit?"tanya Devan.

Raza mendudukkan tubuhnya perlahan dan dibantu oleh Devan.

"Abang udah nggak papa. Kamu nggak sekolah?"tanya Raza.

Devan menggeleng.

"Nanti nggak ada yang jagain abang"kata Devan.

"Sekolah dek. Abang udah nggak papa"kata Raza.

"Tapi bang..."

Raza menatap Devan dengan tatapan memohon. Devan menghela nafas dan mengangguk.

"Kalau gitu adek siap siap dulu"kata Devan.

Devan segera beranjak pergi keluar dari kamar Raza.

Lima belas menit kemudian,Devan kembali dengan menggunakan seragam sekolah dan juga membawa tas yang disampirkan di pundaknya.

"Aku berangkat dulu bang. Nanti kalau ada apa apa abang telfon aku"kata Devan.

Devan menyalimi tangan Raza dan segera keluar. Raza mengubah posisi nya menjadi berbaring dan kemudian tertidur karena badannya masih terasa lemas.

⏩⏸⏪

Devan berjalan disepanjang koridor sekolah dengan lesu. Pikiran nya melayang ke Raza yang sedang sakit.

Sesampainya dikelas,Devan langsung melemparkan tas nya di meja dan menelingkupkan wajahnya dilipatan tangan yang dia tarush diatas meja.

Leo dan Rafa menatap bingung Devan.

"Lo kenapa sih?pagi pagi udah lesu tuh muka"tanya Leo.

Devan mengangkat kepalanya dan menatap Leo dan Rafa.

"Bang Raza sakit"kata Devan pelan.

"APAAA"teriak Leo dan Rafa hingga perhatian seluruh kelas mengarah ke mereka.

"Nggak usah pake teriak juga kali"kata Devan.

Leo dan Rafa hanya cengengesan.

"Bang Raza kenapa bisa sakit?"tanya Leo khawatir.

"Tadi malem trauma bang Raza kambuh"kata Devan.

Leo dan Rafa paham. Mereka juga tau tentang trauma yang dimiliki oleh Raza.

"Nanti kita ikut kerumah lo. Jenguk bang Raza"kata Rafa.

Devan mengangguk. Dia nggak ngelarang teman temannya menemui abangnya karena dia percaya kalau Leo dan Rafa bisa menjaga Raza kalau dia lagi tak ada disamping kakaknya.

⏩⏸⏪

SEE YOU NEXT CHAPTER🤗

RADEVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang