Semua telah berkumpul di ruangan Hoeko dan terbagi menjadi 4 pasangan tepatnya Ricky Zweitson yang sedang berbicara berdua sambil mengupas jeruk untuk Hoeko,Farhan dan Fajri yang sedang menonton tv di ruangan Hoeko,Shandy dan Fiki yang tertidur tengan posisi Fiki bersandar di pundak Shandy,dan Gilang Fenly yang sibuk dengan dunianya
"guys,apa maknanya gw di sini tolong"semua mnoleh pada Hoeko
"mas tidur aja istirahat,orang sakit beresiko goblok"sahut Zweitson sambil menyuapkan jeruk ke mulut Hoeko
"heh gw abang lo Zweitson"omel Hoeko sambil menjitak kepala sang adik
Semua tertawa melihat ke akuran abang adek ini
"oh iya son,nanti sore ibuk sama bapak ke sini,kamu sama yang lain pulang aja,kalo takut tidur sendiri di rumah nginep tempat Ricky aja"ujar Hoeko
"dari 7 orang di sini kenapa bang Ricky aja sih yang mas sebut,padahal kan aku deketnya sama Aji"protes Zweitson
"karna gw maunya lu di jagain si Ricky,secara badan si Ricky gede sedangkan badan lu cebol kecil gitu, dan gw percaya kalo Ricky bisa jaga lu"Hoeko melirik Ricky yang tersenyum ke arah Zweitson
"oh jadi lu gak percaya sama kita nih?"ucap Shandy sok akrab
"bukan gitu kambing,ahh udah lah ga ada habisnya ngobrol sama lu semua" rajuk Hoeko
"yaudah"sahut Zweitson dan ke 7 temannya
"dah ah gw mau istirahat,oh iya Fik gw denger denger lu tinggal bedua doang ma Shandy?"tanya Hoeko
"hooh bang,kenapa emang?"Fiki mengerutkan kening
"tampung adek gw yak,sama si Ricky sekalian,kalo bisa jadiin mereka satu kamar biar si cebol gada yang ganggu"Zweitson langsung melotot ke arah Hoeko
"oh siap bang siap,ntar semua itu gw urus"jawab Fiki semangat
"tampung kita semua muat kan fik?" tanya Aji sambil nyengir
"gass aja gw mah"sahut Shandy
"kok elu?"tanya Fiki
"ya kan kita tinggal serumah,rumah lu rumah gw,kan barang punya lu punya gw juga"Shandy tertawa kencang
"kaya,barang istri barang suami juga?"celetuk Farhan sukses membuat satu ruangan tertawa
"gak gitu konsepnya kambing"Shandy memukul bahu Farhan
Hoeko hanya tersenyum melihat adik satu-satunya memiliki banyak teman yang dapat di percaya terutama Ricky, sebenarnya Hoeko adalah seorang homopobic tapi setelah melihat kedekatan Zweitson dan Ricky serta melihat senyum dan tawa sang adik ada ketika dekat dengan Ricky,Hoeko menjadi berfikir mungkin jika itu kebahagian Zweitson ia tak bisa melarangnya,ia hanya ingin Zweitson bahagia
••••
17.35Ke 8 pemuda itu kini sedang berada di kamar masing-masing karna merasa lelah setelah cukup lama di rumah sakit menjaga Hoeko
"bang Farhan"Farhan menoleh sekilas ke belakang
"iya ji kenapa?"tanya Farhan sambil merapikan kasur
"cariin charger gw dong"Farhan menegakkan tubuhnya lalu menatap seisi kamar
"itu ji di deket tv astaga"Fajri hanya nyengir lalu berlari kecil untuk mengambil Chargernya
Setelah mencharger ponselnya Fajri duduk di tepian kasur sambil memainkan jari jemarinya
"gabut banget ji,sini naik"ajak Farhan yang sedang berbaring di ranjang
Fajri tersenyum lalu menuruti perintah Farhan,Fajri ikut berbaring di samping Farhan
"ji,lu pilih cita-cita atau cinta?"tanya Farhan tiba-tiba
"cita-cita lah"jawab Fajri pasti
"kenapa jadi cita-cita?"tanya Farhan lagi sambil menoleh ke arah Fajri
Fajri melirik Farhan sekilas sebelum menjawab
"karna kalo cinta pasti datang sendiri sedangkan cita-cita harus di perjuangkan"Fajri menoleh pada Farhan
Pandangan mereka beradu tanpa ada yang berniat memutus kontak mata antara keduanya
"tapi ada juga cinta yang perlu di perjuangkan,cinta Gilang ke Fenly contohnya"Fajri tersenyum
"gw mau berjuang buat cita-cita dulu aja soalnya gw belum tau cinta gw itu di siapa"jawab Fajri
Farhan tersenyum manis lalu tangan nya bergerak menyentuh pipi chubby milik Fajri lalu mengelusnya lembut
"gw juga ji"lirih Farhan dengan suara berat
Mata Farhan sedari tadi tertuju pada satu titik di wajah Fajri yaitu bibir Fajri,entah kenapa saat Fajri bicara bibir Fajri terlihat sangat indah dan menggoyahkan Farhan
Tanpa Farhan sadari tangannya menyentuh bibir Fajri membuat Fajri sedikit shok namun ia membiarkan Farhan melakukan apa yang di inginkannya
"ji gw mau bibir lu"mata Farhan beralih pada mata Fajri
"maksud lu bang?"tanya Fajri polos
Farhan mengganti posisi menjadi ia di atas Fajri dengan kedua tangan sebagai penyangga
"gw mau cium lu ji"jelas Farhan
Fajri menatap lekat pada mata Farhan yang terlihat penuh gairah membuat Fajri merinding
"just kiss"ucap Fajri
Farhan mengangguk ia ingin cepat cepat meraup bibir mungil dan pink alami milik Fajri
Farhan mendekatkan wajahnya pada wajah Fajri membuat Fajri reflek memejamkan matanya dan Farhan terus mendekatkan wajahnya,bibir Farhan pun menempel pada bibir Fajri
Farhan melumat lembut bibir Fajri dan di balas lembut oleh Fajri dan selang beberapa menit mereka menyudahi adegan itu dan saling tatap
"makasih ji"Farhan mengusap bibir Fajri dengan ibu jarinya sedangkan Fajri hanya tersenyum sambil mengangguk pelan
Farhan kembali berbaring di samping Fajri lalu memeluk pinggang Fajri sehingga tubuh Fajri menempel pada tubuhnya
"tidur ji,besok kita balik"bisik Farhan di telinga Fajri
"iya bang"
Mereka pun akhirnya tertidur
"si Fajri sukses bikin gila cowok normal,emang sifat abang nurun ke adeknya"gumam Fenly yang tak sengaja lewat dan melihat adegan tadi dari celah pintu kamar
"Fen"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Kapal FarFaj jarang nongol jadi author kasih tuh
Btw author kasih jawaban ya soal siapa orang mistrius yang ngomong di part sebelumnya,jadi dia itu Shandy,secara Shandy sama Fenly kan deket layaknya adek kakak,gitu
Kasih pesan buat anak anak ini dong:
Gilang:
Fenly:
Farhan:
Fajri:
Shandy:
Fiki:
Ricky:
Zweitson:
Author:
S
T
A
YW
I
T
HM
E
!
KAMU SEDANG MEMBACA
my prince 2 |gifen|[end]
FantasyEpisode 1-17 baca di my prince[gifen-un1ty] di akun @adeknyasitson Kenapa di lanjut di akun ini? Jadi hp authornya rusak jadi numpang lanjutin di akun ini gitu Dibaca ya ntar akun authornya di tag