Saat mereka telah sampai di kelas, Arbia menunggu Ale yang sedang memberikan informasi kepada teman sekelasnya bahwa akan ada anak baru di kelas mereka.
"Woi, diem dulu ini ada anak baru masuk kelas kita. Masuk, Bi."
Baru saja Arbia masuk, pekikan teman sekelasnya langsung terdengar di telinga.
"Cantik banget woy!"
"Gila sih, cakep banget murid barunya."
"Euleh euleh, neng geulis pisan."
"
"Ayo deh kita langsung pacaran aja!"Begitulah kira-kira teriakan histeris mereka. Arbia tersenyum manis mendengarnya, ia senang disambut dengan baik oleh teman-teman barunya.
"Kenalin, gue Arbia Fradella Anatari Finley. Kalian bisa panggil gue Arbia, panggil ayang juga bisa," ujar Arbia dengan mengedipkan sebelah matanya di akhir kalimat.
Teman sekelasnya hanya tertawa mendengar ucapan Arbia yang terselip sedikit gombalan di akhir kalimatnya.
"Kaki gue pegel nih, daritadi nyari ruang kepala sekolah nggak ketemu ketemu. Kalian nggak mau suruh gue duduk gitu?" curhat Arbia melas.
"Sini neng duduk sama abang," ucap salah satu siswa yang bernama Zidan.
"Nggak. Apa-apaan, orang Arbia duduk sama gue," balas Ale.
"Ayo duduk, Bi."
Arbia dan Ale segera menuju tempat duduknya. Saat sampai, Arbia langsung di sambut dengan teman-teman Ale.
Salah satu teman Ale mengulurkan tangannya dan tersenyum ramah kepada Arbia. "Hai, kenalin gue Jennia Alivy Beatrix. Lo bisa panggil gue Jenni."
Arbia menerima uluran tangan Jenni dan tersenyum tidak kalah ramah. "Gue Arbia Fradella Anatari Finley, lo bisa panggil gue Arbia."
"Gue Zanisa Finelda Maheswari, lo juga bisa panggil Nisa," ucapnya sambil mengulurkan tangannya dengan senyum tipis.
Lantas Arbia berganti menjabat tangan Jenni dan menerima uluran tangan Nisa tanpa memudarkan senyumannya.
"Salam kenal. Eumm, bel istirahat kapan? Gue udah laper soalnya hehehe." Arbia tidak berbohong. Ia benar-benar lapar karena tadi pagi tidak sempat sarapan.
"Lo laper? Sama sih, palingan juga dikit lagi bel," jawab Jenni.
Kring!
Dan yap, apa yang mereka tunggu tunggu akhirnya datang.
"Itu bel udah bunyi, ayo ke kantin gue laper banget," ajak Jenni antusias yang langsung di ikuti mereka semua.
Sampai di kantin mereka mencari tempat duduk yang kosong.
"Kalian mau pesan apa? Biar gue sama Jenni yang pesan," tanya Nisa kepada dua temannya.
"Samain aja kayak kalian," jawab Arbia yang di angguki oleh Nisa dan Jenni.
Tidak lama saat Jenni dan Nisa pergi, terdengar teriakan histeris dari beberapa siswa yang berada di kantin. Arbia menjadi bingung, mengapa mereka semua berteriak?
Ale paham dengan kebingungan Arbia. Hal ini sudah terbiasa terjadi, jadi Ale hanya acuh menanggapinya.
"Biasa aja kali, Bi mukanya. Lo pasti bingung kan kenapa seisi kantin jadi rame? Nih gue jelasin, itu yang di pintu kantin anggota inti GLAVOZKA, lo pasti tau kan geng motor itu? mereka juga most wanted di sekolah ini jadi wajar kalau mereka datang seisi kantin jadi berisik. Udah biasa," jelas Ale panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
HORRIBLE COUPLE
Teen FictionBagaimana jika Arbia si leader geng motor yang selama ini disembunyikan, akan dijodohkan oleh seorang laki-laki yang pernah ditolong Arbia saat dirinya melihat orang itu sedang di keroyok? sialnya laki-laki itu adalah seorang leader geng motor juga...