Bel pulang sudah berbunyi tanda siswa-siswi SMA Saturnus diperbolehkan untuk pulang kerumahnya masing-masing.
Kelima inti GLAVOZKA beserta ketiga teman Arbia akan pergi bermain ke rumah Kendra seperti yang sudah mereka rencanakan tadi.
Jenni dan juga Ale sudah mengirimkan pesan kepada supir pribadinya agar tidak perlu menjemput.
Sedangkan Nisa, ia sering membawa kendaraan sendiri. Tetapi karena motor yang biasa dipakainya sedang di bengkel, jadilah Nisa bersama Arbia.
Saat berjalan ke parkiran, tiba-tiba handphone Arbia berbunyi membuat mereka semua berhenti.
Arbia melihat handphone miliknya, tertera nama 'Valdo' disana. "Duluan aja. Gue angkat telepon dulu,"
"Kita tunggu di parkiran gak papa kan?" tanya Nisa dan mendapat anggukan dari Arbia.
"Yaudah, yuk!" Melihat teman-temannya sudah menghilang dari pandangan, Arbia dengan cepat menekan tombol hijau.
"Halo," sapa orang di sebrang sana.
"Kenapa, Val?"
"Markas?" tanya Valdo.
"Sorry, gue ada janji sama Ken," jawab Arbia tidak enak.
"Oke." dan setelahnya sambungan telepon pun dimatikan oleh orang bernama Valdo.
Ya, anggota inti FLANDERIES memang sudah mengetahui Kendra. Mereka juga sempat bertemu beberapa kali. Namun bukan berarti Kendra tau bahwa Arbia adalah leader FLANDERIES.
Sedangkan Arbia, ia bergegas menyusul teman-temannya yang sudah menunggu di parkiran sekolah.
"Maaf jadi nunggu lama," ucap Arbia sambil menggaruk keningnya yang tidak gatal.
"Gak lama juga kok," jawab Ale.
"Cepet," sahut Fairel sambil menaiki motornya.
Galih mengelus dadanya sabar menghadapi sikap Fairel. "Dia emang gitu orangnya."
Arbia tertawa kecil dan mengangguk. "Udah yuk jalan."
"Motor lo mana?" Nevan bertanya karena ia tidak melihat motor matic di area parkiran.
Arbia menunjuk motor kesayangannya dengan dagu. Hal itu membuat mereka terkejut, namun Arbia berbohong agar mereka tidak curiga padanya.
"Motor kakek gue, iya kan Ken?" Kendra mengangguk. Memang Kendra mengetahuinya kalau itu adalah motor kakeknya Arbia, padahal kena tipu, Bercanda doang Ken.
Fairel yang sudah jengah pun membuka suara. "Lama."
Mendengar ucapan Fairel, mereka segera menaiki motor dengan Arbia yang membonceng Nisa, Galih yang membonceng Ale, dan Kaivan yang membonceng Jenni.
"NIS, KE RUMAH KAKEK GUE DULU GAK PAPA, KAN? SEKALIAN GANTI BAJU," ucap Arbia sedikit berteriak agar Nisa mendengar ucapannya.
"IYA GAK PAPA," Nisa juga menjawab dengan sedikit berteriak agar Arbia dapat mendengarnya.
"Kabarin Ale sama Jenni," lanjut Arbia dengan suara normal.
"APA?"
"KABARIN ALE SAMA JENNI!" ulang Arbia.
Nisa mengangguk. Ia mengirimkan pesan kepada Ale dan Jenni untuk minta berhenti di mansion kakek Arbia.
TING...
Handphone Ale berbunyi, ia membuka pesan yang Nisa kirimkan. "Ke rumah kakeknya Arbia dulu, Gal," pinta Ale.
Galih mendengar samar-samar ucapan Ale dan mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
HORRIBLE COUPLE
Roman pour AdolescentsBagaimana jika Arbia si leader geng motor yang selama ini disembunyikan, akan dijodohkan oleh seorang laki-laki yang pernah ditolong Arbia saat dirinya melihat orang itu sedang di keroyok? sialnya laki-laki itu adalah seorang leader geng motor juga...