6. SEDIKIT KEMARAHAN KEN

12K 1.3K 101
                                    

Kendra terlihat masih tertidur dengan nyaman di atas pangkuan Arbia. Sudah satu jam Kendra tertidur di paha Arbia yang membuat Arbia sedikit pegal. Arbia juga menahan untuk ke kamar mandi, huh ia sudah tidak tahan.

"Gue mau ke toilet sebentar. Ini Ken taro mana?" tanya Arbia.

Kaivan menoleh. "Taro disitu aja," jawab Kaivan.

"Kasian nggak ada alasnya," balas Arbia. Ia mencari-cari alas untuk kepala Kendra.

"Rel, pangku dulu itu si Kendra. Arbia mau ke toilet," suruh Kaivan pada Fairel.

Fairel menatap Kaivan tajam. "Lo aja," jawab Fairel malas.

"Ck, Kendra gak bakalan mau sama gue. Udah sana, sebentar doang juga."

"Iya." Karena malas berdebat, akhirnya Fairel mengalah.

"Sebentar gue bangun dulu," kata Arbia.

Setelah Arbia berdiri, Fairel langsung duduk dan memangku kepala Kendra.

"Gue ke toilet bentar. Titip Ken," pesan Arbia kepada inti GLAVOZKA.

Arbia lari terbirit-birit karena sudah tidak tahan lagi.

Setelah masuk ke toilet dan membuang hajatnya, Arbia mencuci tangan di wastafel toilet. Ia dapat mendengar pintu toilet terbuka tetapi memilih diam.

Tetapi saat Arbia ingin keluar, tiba-tiba saja rambutnya ditarik oleh salah satu siswi yang barusan masuk.

Ia menatap sinis Arbia. "Jadi ini, anak baru yang kecentilan itu? Maksud lo apa deketin inti GLAVOZKA? Mau numpang famous?" tanya siswi yang bernama Fazel.

Arbia cukup terkejut, tetapi ia tetap diam melihat apa yang akan para siswi ber make up tebal ini lakukan padanya.

"Ngapain lo peluk peluk Kendra?" Lanjutnya dengan mempererat jambakannya.

Arbia masih diam.

Kepalang kesal, akhirnya Fazel memerintahkan dua temannya untuk memegangi tangan Arbia.

Tamparan yang cukup keras mendarat di pipi mulusnya hingga sudut bibir Arbia mengeluarkan sedikit darah.

Habis sudah kesabaran Arbia. Dengan sekali hentakan, Arbia melepaskan cekalan di tangannya. Ia menatap Fazel dengan tatapan membunuh.

Nyali Fazel sedikit menciut melihatnya, namun ia memberanikan diri membalas tatapan maut Arbia.

Tanpa sengaja, lambang dari FLANDERIES terjatuh dari sakunya. Saat ingin mengambil, Arbia melihat ketiga gadis yang membullynya diam terpaku. Ditambah lagi logo tersebut bertuliskan LEADER.

Arbia tersenyum sinis. "Diamnya kami adalah ancaman dan marahnya kami membawa kematian," ucapan Arbia barusan dapat membuat ketiga gadis yang tadi membullynya diam ketakutan.

Bagaimana tidak? Itu adalah slogan dari FLANDERIES dan hanya anggota FLANDERIES yang boleh mengucapkan kalimat itu. Fazel dan antek-anteknya tambah yakin bahwa Arbia adalah leader FLANDERIES.

"L-lo? Nggak mungkin, lo bercanda, kan? Lo pikir kita takut? Bercanda lo gak lucu," jawab antek-antek Fazel yang bernama Fiza.

Arbia menatap ketiga gadis yang sedang ketakutan karena ulahnya.

"Terserah sih," jawanArbia dengan santai.

"Kalau sampe ada yang tau, siap-siap jadi gembel jalanan," lanjut Arbia. Setelahnya ia benar-benar keluar dari toilet.

Arbia akan kembali ke rooftop karena Kendra masih tertidur disana. Kalau sampai Kendra terbangun dan tidak ada dirinya, pastilah bayi jagoan itu akan menangis lagi.

HORRIBLE COUPLE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang