Bulan sudah berganti dengan matahari. Kini Arbia, Kendra, beserta kakek dan nenek Arbia tengah menyantap sarapan pagi.
"Ken mau berangkat bareng Tari atau mau duluan?" tanya Arbia melihat Kendra yang sudah menyelesaikan acara makannya terlebih dahulu.
"Ken berangkat duluan, Fairel sama yang lain udah nunggu Ken. Kalau gitu Ken berangkat dulu nek, kek, Tari. Assalamualaikum," ucap Kendra menyalami tangan Pamungkas dan Nessa.
"Wa'alaikumussalam," jawab mereka bertiga.
"Nenek kedepan dulu, mau nyiram tanaman," ucap Nessa kepada suami dan cucunya.
"FLANDERIES gimana kabarnya?" tanya Pamungkas saat Kendra dan Nessa sudah pergi.
Ya, memang Pamungkas sudah mengetahui bahwa Arbia, cucunya adalah seorang leader yang memimpin sebuah geng motor yang bernama FLANDERIES.
"Baik. Beberapa bulan lalu baru aja buat leader AVELOUIS koma," jawab Arbia kelewat santai.
"Hebat, kapan mau perang lagi?" lanjut Pamungkas merasa bangga dengan cucunya.
"Nanti siang, bantuin GLAVOZKA. Dia mau di serang BRAVIS sama AVELOUIS."
"Dia dikeroyok?"
"Ya, begitu deh."
"Sip, gue dukung lo. Jangan pulang kesini kalau belum menang," ucap Pamungkas memberi ancaman pada Arbia.
"Gak akan kalah selagi FLANDERIES masih Tari yang pimpin," jawab Arbia disertai senyum iblisnya yang sangat mengerikan jika dilihat.
"Udah sana berangkat, ntar nenek lo keburu ngomel." Pamungkas mengusir secara halus mungkin?
"Ini mau berangkat, assalamualaikum." Pamit Arbia tidak lupa menyalami tangan kakeknya.
"Wa'alaikumussalam. Gadis hebat, kakek dan nenek akan selalu bangga punya kamu, Tari," lirih Pamungkas melihat cucunya yang sudah keluar meninggalkannya.
Di teras rumah, Arbia dapat melihat Nessa yang sedang menyiram tanaman sembari bersenandung kecil.
"Nenek, Tari berangkat dulu, assalamualaikum." Arbia juga tidak melewati untuk mencium tangan neneknya, sama seperti yang ia lakukan pada Pamungkas tadi.
"Wa'alaikumussalam. Hati-hati, belajar yang bener!"
Arbia memberikan jari jempolnya ke arah sang nenek. Ia mengambil motor matic karena ia akan menjemput Nisa dahulu.
Motor Arbia melesat sangat cepat. Ia sampai di depan rumah Nisa dan membunyikan klakson bertanda Arbia sudah sampai.
Nisa keluar dengan senyum merekah. "Pagi Arbia. Lo udah sarapan?"
"Pagi. Udah tadi dirumah, langsung berangkat aja yuk."
"Jangan ngebut tapi ya?"
"Nggak kok, tenang."
"Yaudah, ayok jalan," ucap Nisa setelah menaiki motor Arbia.
Arbia mengangguk dan menjalankan motornya dengan kecepatan sedang agar tidak di cubit lagi oleh Nisa.
•••••
Anggota inti GLAVOZKA sudah berkumpul di parkiran. Mereka akan ke rooftop mau membolos katanya.
"Sorry, tadi di jalan agak macet jadinya Ken kelamaan," ucap Kendra.
Fairel berdehem menjawab Kendra. Ia mengintruksikan teman-teman untuk segera berjalan ke rooftop.
"Rooftop."
"Gas lah gue mau ngadem sambil liat pemandangan ciwi-ciwi cantik dari atas," jawab Kaivan. Kekonyolannya sudah kembali hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
HORRIBLE COUPLE
Teen FictionBagaimana jika Arbia si leader geng motor yang selama ini disembunyikan, akan dijodohkan oleh seorang laki-laki yang pernah ditolong Arbia saat dirinya melihat orang itu sedang di keroyok? sialnya laki-laki itu adalah seorang leader geng motor juga...