Chapter 1 : Pernikahan Lee dan Na

46.1K 4.3K 1.6K
                                    

Teng!

Pernikahan yang sangat mewah telah di gelar oleh dua keluarga, banyak tamu undangan yang hadir. Mereka menyaksikan kedua mempelai yang telah mengucapkan janji suci mereka.

Janji suci yang tentu saja tidak keluar dengan tulus dari hati keduanya, melainkan hanya sebuah janji yang telah mereka hapalkan terlebih dahulu.

Jeno yang begitu gagah dengan tuxedo hitamnya, sangat cocok bersanding dengan pasangannya yang telah di dandani bak boneka bergaun mewah, yang merupakan anak dari Keluarga Na.

Gadis itu menatap Jeno dengan sangat horor, karena saat ini mereka diharuskan untuk saling berciuman.

"Bisakah kita lewat saja sesi ciuman ini?" tanya gadis itu dengan sangat pelan dan harap-harap cemas.

Jeno bisa merasakan tangan pasangannya itu gemetar hebat.

"Tentu tidak bisa, ini hal yang wajib." balas Jeno dengan berbisik, ia sesekali tersenyum melihat ke arah tamu undangan, seakan mengatakan 'sabar' pada mereka.

"Mulutku bau, lebih baik jangan."

Jeno ingin sekali terbahak-bahak, bagaimana bisa seorang gadis mengatakan hal itu saat mereka akan berciuman?

Walau Jeno juga terkejut dengan keputusan dadakan keluarganya ini, dia masih merasa beruntung karena mendapatkan gadis cantik, tak masalah jika harus mencium bibir gadis yang baru saja ia kenal.

Atau gadis ini belum pernah berciuman dengan laki-laki? Seharusnya gadis ini senang dicium lelaki tampan seperti dirinya.

Cup

Ciuman lembut itu membuat semua tamu undangan bersorak dan ada pula yang mengabadikannya.

Ternyata benar, gadis itu hanya beralasan saja. Bibirnya manis. Jeno sangat menyukainya.

Tubuh gadis itu hampir ambruk kalau saja Jeno tidak segera menarik pinggang rampingnya, ia masih sadar hanya tatapannya begitu kosong seakan nyawanya tercabut dan dimasukan lagi paksa.

"Harga diriku hancur..." gumam gadis itu sangat pelan dan tak terdengar siapapun, kepalanya menoleh bak robot, melihat Jeno yang malah terlihat seperti tidak terjadi apa-apa.

'Ternyata bukan hanya Appa dan Eomma yang diuntungkan, tapi aku juga. Untung saja aku diberi gadis yang cantik untuk ku nikahi.'

.

.

.

Gadis itu duduk diatas tempat tidurnya, posisinya tidak berubah sejak satu jam yang lalu. Ia juga masih memakai gaunnya lengkap, hanya saja riasan wajahnya sudah sangat berantakan, yang tadinya seperti boneka cantik, sekarang seperti boneka... Anabel.

"Kau tidak mandi?" tanya Jeno yang baru saja keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya, tubuhnya kekar dan segar.

Gadis itu hanya menelan ludahnya melihat tubuh suaminya yang baru ia kenal itu.

'Beginilah perasaan wanita yang dijodohkan orangtuanya, mengerikan sekali. Aku harus bagaimana?'

"Kenapa diam? aku sudah menyiapkan air hangat untukmu."

Lamunan nya terhenti dan ia langsung menggeleng, "Aku ingin langsung tidur."

"...Dengan pakaian seperti itu? Yang benar saja. Ehem, aku tahu maksudmu. Sudahlah, jangan terkejut lagi. Meskipun kita baru saling mengenal dan pernikahan ini adalah paksaan orangtua kita. Kita sudah menjadi suami istri dan... kau tak perlu malu untuk melakukan apapun bersamaku sekarang."

Pernikahan Gila | NOMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang