"Huwek! Ughh!" Jaemin sudah sangat kepayahan mengeluarkan isi perutnya, ada Jeno yang mengusap tengkuknya. Lelaki itu tampak sangat khawatir.
"Terus keluarkan sayang..."
Jaemin menoleh pada Jeno dan menatap tajam, lelaki itu malah membalas tatapannya tanpa dosa, ingin sekali ia mencekik Jeno namun saat ini tenaganya seakan ikut termuntahkan.
"Hunghh..." Jeno menahan tubuh istrinya yang limbung. Ia menyesal telah mengajak Jaemin ke wahana yang ekstrem padahal bocah itu sudah mati-matian menolak.
Lee bangkotan memang tidak romantis!
Jeno membawa Jaemin duduk, ia mengusap keringat dingin bocah itu. Padahal hanya satu wahana, jika semuanya di coba, ia bisa membunuh Jaemin saat itu juga.
"Aku mau pulang...Hmm..." Jaemin memeluk Jeno, lelaki itu mengusap punggung bocah cantik itu.
Pendengaran Jeno tidak salah, 'kan? Baru saja dia mendengar suara manja Jaemin. Astaga sangat menggemaskan. Kapan lagi ia bisa mendengarkannya, kecuali bocah itu sedang tidak berdaya seperti ini atau gilanya sedang keluar.
"Digendong saja ya? Kau pasti susah berjalan."
"Lee bangkotan pabbo~" suaranya sengaja ia buat imut.
"Iya aku pabbo, kelinci manis."
"Hungh siapa yang kelinci? Siapa yang manis? Ngajak gelut~"
Jeno benar-benar tak tahan karena tingkah istrinya yang meskipun tengah lemas masih terlihat sangat menggemaskan, lelaki itu menggendong Jaemin di punggungnya.
"Hmmm Lee bangkotan pakai shampo apa? Wangi~"
Masih sempat-sempatnya bertanya hal seperti ini, membuat Jeno terkekeh.
"Shampo mint, segar bukan?"
"Emmh...mualku mulai hilang."
"Hirup saja sampai mualnya hilang, tidak akan ada ketombe yang kehirup tenang saja."
Jeno tersenyum dan berjalan menuju mobilnya, namun sepertinya kebahagiaannya harus terhenti saat ini. Senyum lelaki itu memudar, melihat Jaeseok yang kini tengah berdiri di samping mobilnya.
Prok prok!
"Oh jadi kerjaannya berpindah kesini?"
"Jaeseok..."
"Mwouya?" Jaemin yang tengah menghirup rambut Jeno kini menengok dan masih sengaja menggunakan suara imutnya. Namun alangkah terkejutnya saat ia melihat sosok kakaknya.
Bocah yang masih lemas itu turun dari gendongan Jeno, tentu saja Jeno langsung memegangi Jaemin yang nyaris jatuh.
"Kenapa kau lakukan ini padaku?!"
"Saya bisa menjelaskannya, kita ngobrol dalam mobil dulu saja, Jaeseok-ssi."
Bukannya mendengar, Jaeseok menghampiri Jaemin dan menampar pipi adiknya itu dengan keras.
Pipi putih itu memerah dan ada jejak kuku disana.
"Sejak kapan kau menjadi jalang, Jaem! Kau ini laki-laki dan dia itu suamiku!"
"Jaeseok! Apa yang kau lakukan! Kita bisa bicarakan ini baik-baik, bukan? Kau tak apa-apa?" Jeno memeriksa pipi Jaemin, namun Jaeseok semakin murka melihatnya dan menjambak rambut Jaemin sangat brutal.
"Lepaskan tanganmu!" mata itu tajam, ia menarik tangan Jaeseok dari rambut Jaemin dan menghempaskannya.
"Jangan sedikitpun menyakitinya. Semua yang terjadi karena ulahmu sendiri bukan? Wanita tidak tahu diri."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Gila | NOMIN
Fiksi PenggemarNa Jaemin, Bocah laki-laki 16 tahun yang terpaksa harus menggantikan posisi Kakak perempuannya di hari pernikahannya. - Tolong bijak dalam memilih bacaan, karena ini cerita "YAOI/HOMO/BXB" By : KakaJjmino