Pagi sudah menjelang, Jeno terbangun tanpa ada Jaemin di sisinya. Kemana bocah itu pergi? Saking pulasnya bahkan dia tak sadar.
Ia segera bangun dan membereskan tempat tidur, tidak etis kalau dirinya masih disini sementara istrinya sudah terbangun. Apalagi ini bukan di rumahnya..
"Sudah bangun nak? Bantu Nana mencuci baju sana, lalu nanti ke pasar."
Jeno menggaruk rambutnya yang tak gatal, baru saja bangun sudah disuruh. Na Halmoni bahkan tak ada rasa segan, menggapnya seperti cucunya sendiri.
"Kenapa? Tidak ada uangnya? ini belilah secukup uang ini. Jangan pakai mobil."
"Ah ne halmoni, saya pergi dulu."
Jeno segera menghampiri Jaemin, bocah itu tengah berjongkok sambil mencuci baju dengan tangannya. Disini benar-benar tidak memakai bantuan mesin.
Jaemin terlihat sangat manis dengan apple hairnya. Membuat Jeno semakin gemas pada bocah itu...
Walaupun mencuci dengan tangan, Jaemin terlihat sangat lihai, berbeda dengan dirinya walaupun orangtuanya memiliki bisnis laundry, tidak pernah sekalipun mencuci dengan cara seperti itu, dia selalu mengandalkan mesin.
"Lee Bangkotan kenapa cuma berdiri disana? Bantu aku, pinggangku pegal sekali."
"Oh ya! Apa yang harus aku bantu, Sayang."
Jaemin melemparkan satu baju ke wajah Jeno, "Jangan panggil aku begitu, kalau halmoni tahu kau mau tanggung jawab?"
"Ya tinggal bilang saja kalau kau istriku." kekehnya sambil mencuci wajahnya sekalian.
Jeno mengambil baju yang belum Jaemin cuci, ia memperhatikan tangan bocah itu, agar ia tidak terlihat payah seperti menimba air waktu kemarin.
"Kenapa tidak pakai mesin cuci saja, lebih praktis, Na."
"Mencuci seperti ini lebih bersih, dulu Appa sudah pernah bawa mesin cuci, tapi Halmoni tak pernah mau memakainya."
Sesekali Jeno memperhatikan wajah Jaemin, sementara tangannya mengucek baju, ia langsung bisa melakukannya dengan sekali lihat.
"Sudah sarapan belum hm? Halmoni menyuruh kita ke pasar setelah mencuci baju."
"Hih kenapa tidak halmoni saja yang pergi, pasarnya jauh."
"Sungguh? Kita bisa pakai mobil, 'kan?"
"Tidak... Aku tidak ingin muntah pagi-pagi karena memakai mobil ke pasar."
"Kan sudah aku ganti pengharumnya."
"Tidak! Membayangkannya saja aku sudah ingin muntah. Ugh!"
Jeno kembali terkekeh, bagaimanapun caranya ke pasar, sejauh apapun tidak masalah baginya, selama dia bisa berduaan dengan istri cantiknya itu.
Mereka akhirnya selesai mencuci dan membilasnya. Tak membutuhkan waktu yang lama juga untuk keduanya menjemur baju-baju itu.
.
"Biasanya halmoni membeli apa saja, Na?"
Jaemin dan Jeno kini sudah berada di pasar setelah berjalan cukup jauh, cuaca hari itu sangat cerah di dukung dengan pemandangan indah di desa itu. Walau bocah itu terus-terusan mengeluh sepanjang jalan.
"Aku tidak tahu, memangnya Halmoni tidak memberi tahu kita harus membeli apa?"
"Tidak, aku pikir kau tahu sayang. Halmoni hanya memberikan uangnya saja."
"Lee bodoh! Aish... Lalu kita akan membeli apa disini?"
"Hahaha tenang saja nanti biar aku saja yang menentukan... Disini banyak sekali yang bisa kita pi... Nana, mau kemana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Gila | NOMIN
FanficNa Jaemin, Bocah laki-laki 16 tahun yang terpaksa harus menggantikan posisi Kakak perempuannya di hari pernikahannya. - Tolong bijak dalam memilih bacaan, karena ini cerita "YAOI/HOMO/BXB" By : KakaJjmino