One : Still Thinking You

99 6 0
                                    

[ Playlist : Into You - Ariana Grande ]



▫️▫️▫️▫️▫️

"So baby, come light me up and maybe I'll let you on it."

▫️▫️▫️▫️▫️


Bahkan ketika semua ini seolah berlalu begitu cepat, isi pikiranku hanya tertuju untukmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bahkan ketika semua ini seolah berlalu begitu cepat, isi pikiranku hanya tertuju untukmu.

—Fazayi Kafeel Drazanio

***

"Terima kasih." Seorang gadis dengan pakaian khasnya mengakhiri presentasi di ruangan tersebut dan setelahnya terdengar tepukan tangan meriah dari seluruh penghuni ruangan. Sang pengajar yang berdiri di lantai terbawah tidak jauh dari gadis itu berjalan mendekat. "Presentasi yang bagus. Tidak bertele-tele namun detail." Katanya yang membuat gadis itu mengangguk sambil menyunggingkan senyuman tipis. "Beri tepuk tangan sekali lagi untuk Ms. Grishilde atas presentasinya."

Kemudian tepukan tangan meriah dari mahasiswa-mahasiswi di ruangan itu kembali terdengar.

Tidak lama gadis tersebut pamit menuju bangku di susunan tangga ke sepuluh. Decakan kagum sekaligus menggoda pertama kali ia tangkap ketika menaruh bokongnya di kursi. "Wah, kau memang pantas sekali menjadi murid kesayangannya!" ucap seorang pria berambut cokelat terang sama seperti bola matanya. "Berlebihan." Balas gadis itu tak ingin ambil pusing. Dia membuka buku tulis dan mencatat bagian penting kala dosen tadi berbicara dan lanjut menerangkan materi.

"Heii.. Kau sedari tadi tidak mendengarkanku, ya?" bisik pemuda tadi lagi. Dia terdengar sedikit kesal.

"Ck, apa kau tidak melihat Mr. Volt sedang menjelaskan materi?" balasnya sarkas dengan suara kecil. Tidak ingin menjadi pusat perhatian karena mengeluarkan suara tidak tepat waktu. Pemuda yang memakai kemeja kotak-kotak dan kaus dalaman hitam bernama Brandon mendengus pelan. "Aku tahu, tapi itu sangat membosankan. Pelajarannya tidak jauh-jauh dari itu saja. Kupingku panas mendengarnya." Tuturnya seringan kapas dan sukses mendapat lirikkan tajam dari gadis di sebelah kirinya.

"Kalau begitu kenapa kau memilih jurusan ini?"

"Yeah, sedikit terpaksa. Jadi, mau tidak mau aku harus masuk ke jurusan ini. Bukankah menyebalkan?"

"Brandon D'Verich, bisa kembali menerangkan apa yang tiga menit lalu saya sampaikan?"

Brandon menegang kaget dan seketika menatap gadis di samping kirinya seolah meminta pertolongan. Ya tuhan, mengapa dosen itu pakai mendengar suaraku?! Hendikkan bahu dari sosok yang dipandang Brandon membuatnya menghela napas lemah. Dia tahu kalau tidak akan dibantu. Sampai Brandon memohon-mohon pun jika dia yang salah, gadis itu tidak akan membantunya.

The Path Of DESTINY II : Amor AeternusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang