"Love will guide you to the right direction of destiny."
***
Karena kesalahan yang dilakukan Zayi, Meera pergi dari kehidupannya. Kesalahan yang sebenarnya hanyalah sebuah kesalahpahaman. Meski begitu, Zayi mengerti konsekuensi yang akan menimpanya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hampa serta kesunyian aku rasakan meski tidak seorang diri. Dan, dapatkah orang lain mengerti jika senyumku hanya topeng penutup diri?
—Nameera Gumilo Adhikusuma
***
"His name is Larz Willem Greeze, My Lovely Brother."
My Lovely Brother.
My Lovely Brother.
My Lovely Brother.
Sial. Larz mengepalkan salah satu tangannya yang bebas dari rangkulan pinggang Zavi.
"Greeze?" Zayi mengulangi ucapan Zavi dengan kernyitan bingung di dahi. Sepertinya, Zayi belum pernah mendengar nama belakang keluarga itu. Apa dia yang malas mencari tahu atau memang pria itu sedang memanipulasi Adiknya?
Brengsek.
Jika opsi kedua yang ada di pikirannya benar, Zayi tak akan pernah menyetujui hubungan mereka. Sialan sekali pria itu.
"Ya, Greeze. Kenapa, Kak?" Zavi ikutan bingung melihat keterdiaman Zayi.
Zayi memandang Larz yang balik menatapnya selepas memandang Zavi tanpa jeda.
Dari raut dan gerak-gerik tubuh, Zayi sangat tahu kalau pria yang ada di depannya memiliki keberanian dan tangguh yang besar. Pria itu tidak takut kepadanya—kuasa dan apa yang akan dilakukannya. Zayi mengangguk kecil dan menyeringai tipis, cukup paham. Pria itu.. bukan orang biasa. Dan Zayi tentu harus mencari tahu kebenarannya.
Be patient, Dude. Let me know.
"Nothing. Just.. Hello, I'm her Lovely Brother, Fazayi." Zayi tersenyum khasnya, sembari mengulurkan tangan pada pria bersetelan abu-abu gelap. Larz dian sebentar, terlihat menimang. "Larz?" Zavi memandangnya dengan tatapan yang sulit untuk Larz lalui begitu saja. Damn it! Larz mengumpat di dalam hati. "Hello, I'm Larz. Zavi's friend,"
"Just a friend?" Zayi bertanya tentang apa yang Larz katakan. Hanya teman dia bilang? Orang bodoh pun tahu kalau Larz menganggap Zavi lebih dari itu. Hubungan mereka berdua, dari sudut pandang manapun—seperti sepasang kekasih. Para wartawan gila berita juga pasti setuju dengan apa yang Zayi coba simpulkan.