Five : You, Run, Instinct, and Crying

56 4 0
                                    

[ Playlist : Lady Gaga - Always Remember Us This Way ]




▫️▫️▫️▫️▫️

"I'll always remember us this way."

▫️▫️▫️▫️▫️



Akalku berkata tidak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Akalku berkata tidak. Namun perasaanku, berkata sebaliknya sejak memandangmu lagi dalam kurun waktu yang lama.

—Nameera Gumilo Adhikusuma

***

Brandon mengemudikan mobilnya dengan cepat. Tanpa hambatan. Seolah waktu ingin lenyap begitu saja. Brandon tidak memikirkan dampak yang akan terjadi pada dia dan seseorang di sampingnya. Kecuali, membawa mereka berdua menjauh dari wilayah ini. Menjauh dari orang-orang yang ter-blacklist untuk Annemie Noach Grishlide temui.

"Anne, ingat, kau harus tetap pada pendirianmu."

Brandon menoleh ke kiri, tepat di mana Meera tengah berdiam diri seperti patung. "Anne, kau dengar aku bicara, kan?" Brandon bersuara lagi, takut jika Meera di diamkan justru akan membuatnya berpikir yang tidak-tidak. Brandon mengerti perasaan macam apa dan bagaimana kondisi pikiran setelah mendengar atau melihat sesuatu. Terlebih, ini menyangkut hal penting. Dan beberapa saat lalu, keduanya melihat seseorang. Sesosok pria yang sama sekali tidak boleh dan dilarang untuk mendekat pada teritori Meera.

Twenty Minutes Ago...

Suasana cukup ramai dari sekelilingnya menyambut Meera dan Brandon ketika sampai di tempat tujuan. Meera cukup heran mengapa Brandon mengajaknya ke tempat penuh bunga ini. Biasanya, para lelaki tidak begitu menyukai jenis tanaman yang satu ini. Apalagi itu Brandon, Meera hafal betul apa yang di sukai atau tidak di sukai oleh sepupunya tersebut. "Mengapa kau membawaku ke sini?" Meera mendongakkan kepala untuk melihat Brandon yang terlihat seperti mencari sesuatu.

Brandon diam, seakan tidak mendengar suara Meera.

"Hei! Kau sebetulnya mencari apa, sih?" tanya Meera lagi. Sekitar empat ratus meter sudah berjalan menyusuri tempat ini, Meera masih belum tahu apa tujuan mereka berdua ke mari. Brandon berhenti, "Sshhh! Diamlah, Anne. Kau cukup ada di sampingku saja, mengerti?" tutur Brandon. Meera mengernyitkan dahi, "Seriously, Brandon?" ucapnya yang lebih ke sebuah sindiran.

Brandon tiba-tiba saja menarik tangan Meera dan membawanya pada area bunga-bunga berwarna terang. Lebih spesifiknya, bunga berwarna ungu berjenis tulip. Sebelum ingin mengajukan protes, Brandon sudah memberi kode pada Meera untuk diam. "Sebentar, Anne," ucap Brandon tanpa mengalihkan pandang pada suatu objek. Oh, atau lebih tepatnya, sebuah subjek di dalam objek.

The Path Of DESTINY II : Amor AeternusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang