1

1.7K 62 0
                                    

" Wah ... Gila! Vilanya keren banget!" seru Soffia takjub.

"Pemandangannya juga indah, udaranya segar. Beda banget sama pemandangan yang biasa kita lihat di Ibu Kota," tambah Indri yang juga terpana akan keindahan dan keasrian pemandangan tempat tersebut.

"Mending sekarang kita masuk ke dalam saja, yuk! Buat istirahat sambil sekalian liat-liat," ajak Rizki, putra dari pemilik Villa besar tersebut. Semua orang mengangguk setuju, lantas mengikuti sang tuan rumah masuk ke dalam.

Kini, semua orang sedang berkumpul diruang tamu Villa yang berukuran cukup luas. Orang-orang itu tampak sibuk membahas rencana, jadwal kegiatan, sekaligus melakukan pembagian kamar yang akan digunakan selama di sana.

Mereka semua adalah siswa-siswi kelas XII IPA 1 dari SMA Nabastala, salah satu SMA swasta favorit di Ibu Kota. Kedatangan mereka ke salah satu Villa di kawasan puncak salah satu kota yang terletak di Provinsi Jawa Barat ini adalah untuk melakukan liburan bersama sebelum menghadapi rutinitas kesibukan menjelang ujian di semester terakhir nanti.

"Ok, sekarang kita bagi kamar dulu ya." ucap Andrian menginstruksikan.

Semuanya tampak mengangguk setuju.

"Di Villa ini 'kan ada 10 kamar, 2 di lantai bawah dan masing-masing 4 kamar di lantai 2 dan 3," Aldrian kembali melanjutkan ucapnya. "Nah, karena jumlah anak perempuan hanya 13 orang, jadi gimana kalau kalian pakai 4 kamar di lantai 2 atau lantai 3. Sisanya 6 kamar lagi dipakai sama anak laki-laki. 23 orang dibagi 6, jadi 4 orang di masing-masing kamar," terang Andrian menjelaskan.

"Iya, kami setuju," sahut Dinda menyetujui. "Kami, para perempuan akan pakai kamar di lantai 2 ya?" sambungnya lagi.

"Sip! Masalah kamar sudah beres, sebaiknya kita istirahat saja dulu. Nanti sore baru lanjut kumpul lagi buat main bareng," ucap Andrian menutup pembicaraan.

_____◇◇◇◇_____

Di kamar, Indri langsung membaringkan tubuhnya di atas ranjang berukuran King Size, matanya tampak berkeliling menjelajahi seisi ruangan yang berukuran cukup besar dan mewah itu.

"Gila, Villa ini gede banget ya. Pemandangannya juga keren abis." Indri berucap takjub.

"Bukan itu saja, fasilitasnya juga lumayan banyak. Sampe ada kolam renangnya segala," tambah Silvia yang kini tengah duduk dipinggir kasur.

"Ini kalau sewa kira-kira berapa ya, pasti mahal banget 'kan," ucap Dara ikut bersuara.

"Ngga sangka ya, ternyata dikelas kita ada cowok setajir Rizki," ucap Intan lagi.

"OMG Hello ... Indri, kamu itu lupa apa bagaimana sih. Cowok dikelas kita 'kan memang kebanyakan anak-anak orang kaya," jawab Silvia dramatis.

"Iya juga ya, tapi kok bisa-bisanya aku baru sadar sekarang," ujar Indri lagi seraya terkikik pelan.

"Memang selama ini Mbaknya ke mana saja?" jawab Dara.

"Sudahlah, aku cape banget, ngantuk juga. Mending aku tidur saja lah," kata Indri kemudian.

"Ya sudah, tidurlah. Ngga ada yang larang juga," timpal Silvia.

Lantas Indri pun terlelap ke dalam mimpi. Meninggalkan kedua sahabatnya yang masih asyik mengobrol bersama.

_____◇◇◇◇_____

Indri terbangun dari tidurnya, matanya menatap ke arah jam yang tertempel di dinding kamar, menunjukkan pukul 4 sore hari. Gadis itu segera bangkit dari kasur, mengambil handuk dan pakaian ganti, lantas segera menuju kamar mandi.

Pregnant: Between Responsibility And Dream(Republish)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang