Happy reading 💜💜
-o0o-
Seperti semut yang mengerubungi gula, Vella kesal sendiri karena dari tadi dia tidak bisa bebas, dia terus dikerumuni para murid perempuan yang penasaran dengan kejadian tadi di parkiran. Vella menghela napas lelah ketika dirinya sudah berada dalam kelas dan masih diwawancarai, mana pertanyaannya hampir semuanya sama, dia sudah menjawab dan terus ditanyai lagi, begitu seterusnya sampai datangnya Jesi yang baru saja dari kantin, tiba-tiba membentak para murid yang masih mengerumuni Vella, barulah cewek berambut panjang itu bisa bernapas lega.
Jesi duduk di bangku yang bersebelahan dengan Vella, ntah tempat duduk siapa, dia tidak peduli. Yang penting penghuni bangku itu belum muncul, jadilah dia sewa sebentar. Cewek itu menyerahkan minuman nutriboost botol rasa coklat titipan Vella, "lo nggak capek apa jadi pusat perhatian terus setiap hari?"
Vella menerima minuman itu tak lupa mengucapkan terimakasih, "lo lupa? Sahabat lo ini, kan, cantik. Ya maklum selalu jadi pusat perhatian," balasnya disertai kekehan kecil, tangannya sibuk membuka tutup minuman nutriboost tadi.
"Iya cantik kalo dilihat dari sedotan." Sandra yang berdiri bersandar pada Vella ikut menimpali.
"Gini, nih, kalo orang lagi iri. Kerjaannya ngerendahin mulu!" cibir Vella sinis, dia langsung menyenggol Sandra hingga Sandra terhuyung karena tidak siap menerima senggolan dari Vella.
"Cowok tadi siapa, sih? Kok gue baru liat ya." Jesi kembali bersuara.
"Dia salah satu penggemar gue." Lagi-lagi Vella menjawab ngawur pertanyaan serius Jesi tak lupa disertai kekehan, membuat Jesi juga Sandra memutar bola malas.
"Kapan, sih, lo bisa serius dikit? Gue tendang, ya, lo lama-lama!" omel Sandra geram. Jika ingin mencari informasi dari Vella, Sandra yakin, Vella tidak akan memberi informasi jelas yang masuk akal.
Jam sudah dari tadi menunjukkan pukul tujuh, tetapi bel masuk belum juga berbunyi, membuat kelas maupun koridor masih sangat ramai dengan para siswa-siswi yang masih berkeliaran. Entah apa yang membuat guru-guru tidak juga membunyikan bel masuk dan berujung banyak siswa yang masih mondar-mandir, tetapi hal langka seperti ini juga banyak dinantikan para siswa, termasuk Jesi juga Sandra.
Mereka berdua seharusnya sudah berada dalam kelasnya, 11 ips 1, tetapi karena bel masuk belum berbunyi—yang bisa diartikan belum masuk, dan masih bisa keluar, jadilah mereka mampir ke kelas 11 ips 3, kelasnya Vella juga Alisa. Mereka sama-sama kenal saat kelas 10, dulu mereka satu kelas, dan saat naik kelas 11, sayangnya mereka berempat tidak lagi satu kelas.
"Vell." Alisa yang dari tadi sibuk dengan ponselnya tiba-tiba menghampiri Vella, dan bergabung dengan ketiga anggota gengnya itu.
"Apa?" tanya Vella.
"Liat Melvin."
Dahi Vella mengernyit, tak ayal dia tetap menurut. Cewek itu menolehkan kepalanya, menghadap Melvin yang duduk di barisan paling belakang. Rupanya cowok itu juga sedang memperhatikannya, sampai-sampai mengacuhkan para teman cowoknya yang mengajak berbicara. Vella tersenyum malu, merasa terpergok telah menatap Melvin tanpa alasan. Setelah itu, dia kembali menghadap depan.
"Dari tadi Melvin liatin lo," beritahu Alisa, tangan dan matanya masih sibuk menatap dan men scroll layar ponsel.
"Kan gue udah bilang, namanya juga cewek cantik. Resiko jadi cewek cantik, ya, harus siap dilihatin sana-sini." Vella mengibaskan rambutnya seperti model iklan shampo tak lupa tersenyum sombong.
Baru saja Sandra akan kembali mengomel tetapi yang ada malah mereka berempat terkejut dengan suara pintu yang dibuka cukup keras. Pintu kelas memang tadi sengaja ditutup si ketua kelas, katanya supaya dari luar terlihat tertib.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit!
Teen Fiction[FOLLOW SEBELUM BACA] Flavella Loviana, murid cantik yang selalu menjadi bahan nyinyiran seantero sekolah, juga mendapat julukan artis KW karena dianggap sengaja menutupi hubungan asmaranya dengan murid tampan bernama Melvin, sudah mirip seperti par...