Tiga bulan berlalu. Luka yang belum sembuh dan rasa yang masih tersisa. Untungnya waktu dan jarak benar-benar menjadi obat yang menyembuhkan secara perlahan. Berakhirnya hubungan terlarangnya dengan Darren bertepatan dengan berakhirnya kontrak kerja antara dia dan Lavy. Dengan begitu, dia tidak perlu menemui Lavy dan kemungkinan bertemu Darren semakin kecil bahkan nihil. Sebisa mungkin pun Natalie menghindari pertemuan dengan Lavy. Rasanya dia tidak ingin ikut campur lagi pada hubungan mereka.
Namun tetap saja, tiga bulan tidak melihat wajah pria itu belum benar-benar cukup. Natalie masih bisa runtuh kapanpun. Siapa yang tau apa yang akan terjadi padanya ketika melihat wajah pria itu lagi?
Satu hal yang berubah adalah hubungannya dengan William. Pria itu rutin mengunjungi bar nya meskipun mereka sudah tidak bekerjasama lagi. Setidaknya William membawa kembali tawa yang hilang.
"Apa kau sekarang pengangguran?" Natalie menyodorkan segelas minuman alkohol
"Hm? Tentu saja tidak. Aku sedang dalam proyek baru" ujar William
"Oh ya? Lalu kenapa kau datang SETIAP hari kemari? Jujur saja kau pengangguran" ucap Natalie mengejek
"Karena kau ada disini SETIAP HARI" balas William sembari terkekeh kecil. Natalie menatapnya tak puas, William menimpali lagi "Oh ayolah! Apa seorang sutradara dianggap pengangguran hanya karena datang ke bar setiap malam?" protesnya
"Bagiku iya" Natalie mengangkat bahunya sembari tertawa
"Bar sedang sepi jadi katakan ada gossip apa hari ini?" tanya Natalie bertopang dagu di hadapan William.
William menjepit hidung wanita itu "Gossipnya kau sudah putus hubungan dengan kekasih Lavy"
Natalie terdiam, senyumnya menghilang "Bagaimana kau tau? Aku bahkan tidak pernah membicarakannya"
"Aku bertemu dengannya hari ini." ujar William
"Kau.. bertemu dengannya?"
William mengangguk, "secara tidak sengaja. Aku tidak bermaksud membicarakanmu tapi dia duluan yang bertanya padaku tentang kabarmu"
"Aku penasaran kenapa dia malah bertanya padaku. Akhirnya dia bilang bahwa hubungan kalian sudah lama berakhir" jelas William layaknya anak kecil yang mengadu.
"Ah.. begitu"
"Wahh.. aku benar-benar tidak sadar selama ini! Jika tau, aku akan lebih melangkah maju" gumam William
"Dia... bagaimana kabarnya?" tanya Natalie
"Dia tampak baik-baik saja dan masih awet menjalin hubungan dengan Lavy" ungkap William. Dia tidak menyangka bahwa hal itu akan membawa kembali ekspresi wajah murung Natalie.
"Ehm... Jadi itulah mengapa kau sering tampak murung. Aku pikir kau bersedih karena tidak bekerja sama lagi denganku" ucap William "karena aku tidak ingin kau bersedih makanya aku datang kemari"
Natalie memukul bahunya cukup keras "jangan mengkhayal!"
William terkekeh "kau akan datang besok malam kan?"
"Entahlah"
"Oh ayolah! Film yang kita kerjakan akhirnya tayang dan menerima respon positif" bujuk William
"Sesungguhnya aku takut.. jika aku harus bertemu dengannya"
"Kau kan bersamaku. Lagipula apapun yang telah terjadi bukankah Lavy tetap teman baikmu?" tanya William "Bukankah itu alasanmu mengalah dan melepaskan pria itu?"
Natalie menatapnya ragu "Bagaimana jika perasaanku padanya muncul kembali?"
"Kau pikir aku akan membiarkannya? Saat ini adalah peluang besar bagiku untuk mendapatkanmu" tantang William.
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Affair
RomanceWARNING: MATURE CONTENT!!! (17+) Keseluruhan cerita ini mengandung konten dewasa. Sangat diharapkan kebijakan para pembaca dalam memilih konten bacaan. Terima kasih. *** Natalie Reagan adalah seorang bartender yang bekerja di salah satu bar kota New...