Semua orang memiliki hak atas akhir yang bahagia. Bahkan meskipun berawal dari sebuah perselingkuhan. Selingkuh adalah perbuatan yang salah dan tidak pernah dibenarkan apapun alasannya. Natalie dan Darren tetap bersalah karena berselingkuh. Namun cinta yang tumbuh di antara mereka tidak pernah salah.
Setahun kemudian...
"Nat!"
"Hm?"
"Ayo bangun sayang.. Aku harus pergi bekerja dan Niel sepertinya haus" bisik pria itu mengelus rambut wanitanya
Natalie membuka matanya perlahan. Tubuhnya sangat lelah karena baru bisa tidur dini hari setelah mengurus suaminya. Apalagi karena belum lama ini melahirkan seorang anak laki-laki tampan bernama Nathaniel, buah hatinya dan Darren.
Malam itu, Darren serius tentang perkataannya. Natalie hamil tak lama setelah kejadian malam panas di hotel pinggir pantai itu. Mereka memutuskan menikah secara sederhana beberapa saat setelah Natalie mengetahui bahwa dirinya hamil. Setelah menikah pun, keduanya pindah dan tinggal di kota lain. Benar-benar meninggalkan kehidupan sebelumnya. Salah satu alasannya adalah untuk menghargai perasaan Lavy.
Darren melanjutkan pekerjaannya sebagai dokter di Rumah Sakit terdekat sedangkan Natalie fokus pada kehamilannya. Darren melarangnya bekerja setidaknya sampai Natalie melahirkan. Lagipula seseorang perlu menjaga putra mereka.
Dan sekarang, setelah melalui banyak kejadian hidup. Dia sampai pada puncaknya dimana ia memiliki keluarga kecil yang bahagia.
Hanya dia, Darren, dan Nathaniel.
"Sayang?" Darren meletakkan wajahnya tepat di depan wajah mengantuk Natalie
"Oh? Apa?" Natalie mengerjapkan matanya
"Kau melamun? Apa aku terlalu tampan?"
"Iya, kau terlalu tampan sampai aku bingung apakah ini bukan mimpi" ia meletakkan jari jemarinya pada pipi suaminya
Darren terkekeh "kau tetap harus bangun meskipun memujiku dengan manis begitu"
"Aku tidak memujimu dengan manis"
"Kau tetap harus bangun meskipun menatapku dengan imut" Darren bangkit sembari menarik tangan Natalie
"Aku tidak menatapmu dengan imut!" Protes Natalie
"Baiklah. Kau tetap harus bangun karena Niel haus. Aku bisa memandikannya, mengganti popok dan lainnya. Tapi aku tidak bisa memberinya ASI" Darren mengangkat kedua bahunya "aku tidak punya"
"Karena wanita sudah melahirkan, seharusnya pria yang menghasilkan ASI" ucap Natalie merangkak turun dan menuju box bayi besar
Darren memandang Natalie tanpa bisa berkata-kata. Dia memikirkan skenario kehidupan dimana prialah yang dapat menyusui. Natalie balas menatapnya seakan berkata bukankah itu lebih adil?
"Adil. Tapi secara biologis mengerikan" komentar Darren berdiri dan mengambil dasinya
"Apanya mengerikan?" Natalie tanpa basa-basi menggendong Niel dan mengeluarkan payudaranya
"Bayangkan payudaraku besar..."
Natalie membentuk mulutnya menjadi huruf O, hendak berkata namun mengurungkannya "..."
"Tidak.. tidak.. aku akan tampak memiliki kelainan ginekomastia" Darren menggeleng "Menyusui memang paling tepat menjadi kodrat wanita" ujarnya menyimpulkan
Natalie tertawa kecil. Padahal dia hanya berbicara sembarangan tapi itu malah menjadi topik menarik pagi ini.
"Baiklah. Aku akan menyusui dan kau bisa pergi bekerja sebelum telat" ucap Natalie sembari berdiri dan mengecup pipi Darren "Ah! Kau sudah sarapan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Affair
RomanceWARNING: MATURE CONTENT!!! (17+) Keseluruhan cerita ini mengandung konten dewasa. Sangat diharapkan kebijakan para pembaca dalam memilih konten bacaan. Terima kasih. *** Natalie Reagan adalah seorang bartender yang bekerja di salah satu bar kota New...