"Hey" panggil Ben mengejar Darren yang berjalan cepat
"Kau yakin baik-baik saja?" tanyanya
"Ada yang salah?" Darren balik bertanya
"Apa kau tidak tidur semalam? Ada apa dengan matamu?" Ben mengintrogasi sahabatnya demi kenyamanan lingkungan kerja
"Kau benar, aku tidak tidur"
"Kenapa?"
Darren menghentikan langkah tepat di depan pintu ruangannya "Sesuatu terjadi dan yahh.. aku terus memikirkannya semalaman"
"Ah.. aku mengerti" Ben memukul pundak Darren "Itulah mengapa single lebih baik. Pacaran hanya membuat kepalamu pusing"
"Tergantung" tambah Darren "Sana pergi. Aku harus praktek 15 menit lagi"
Ben mengangguk "aku juga harus pergi, banyak pasien hari ini. Bye. Jangan sampai salah menulis resep"
Darren membuka knop pintu dan terkejut mendapati Lavy berdiri di tengah ruangannya. Menggunakan pakaian tertutup, kacamata hitam, dan topi.
"Kau melepas cincinmu.." ujar Lavy segera setelah melihat Darren
"Kenapa kau disini?" tanya Darren masuk dan menutup pintunya
Lavy melepas kacamatanya "Ambil dan pakailah cincinmu sekarang maka aku akan memaafkanmu atas semuanya"
Darren mengernyitkan dahinya "Memaafkan atas semuanya? Kesalahan apa lagi yang aku lakukan?"
"Berselingkuh, sengaja menghindar, dan mengajak putus denganku" jawab Lavy
Darren menghela nafas "Lav, aku tau aku melakukan kesalahan di masa lalu. Aku berselingkuh dan aku minta maaf. Tapi itu sudah berakhir dan kau pun sudah memutuskan untuk memaafkanku tiga bulan yang lalu."
"Lalu kenapa kau selalu menyinggungnya sekarang?" tanyanya
"Karena memang itu kesalahan fatal!"
"Jadi kau mau aku melakukan apa? Kau tidak mau putus tapi kau pun tidak ingin menerima kesalahanku. Aku berusaha pun tak akan ada artinya! Apa? Katakan? Haruskah aku selingkuh lagi?" tanya Darren sarkatis
"DARREN!" bentak Lavy
"Kedua! Sengaja menghindar? Benar, aku sengaja menghindar karena lelah bertengkar denganmu seperti ini"
"Dan ketiga.. aku bukan mengajakmu putus. Tapi aku memutuskan hubungan denganmu" ujar Darren memperjelas maksudnya "aku tidak bisa lagi menahan semuanya, Lav. Hubungan ini menyiksaku"
"Kau masih berpikir bisa memutuskan hubungan secara sepihak?" sinis Lavy tak terima
"Ya! Ini hidupku dan aku berhak bahagia! Dalam satu tahun terakhir bersamamu, aku tidak pernah bahagia, Lav" tegas Darren
"Kita selalu bertengkar dan saling menyakiti. Hingga pada satu titik aku menyadari kita bahkan sudah tidak memiliki rasa cinta untuk satu sama lain"
"Tapi aku mencintaimu!" sela Lavy tak setuju
"Itu bukan cinta, Lav. Tapi obsesi" Darren menatapnya sendu "Kau sudah tidak mencintaiku tapi enggan melepaskanku. Kau hanya benci fakta bahwa aku berselingkuh di belakangmu"
Lavy terdiam. Perkataan Darren terdengar benar di telinganya. Lalu apakah hal itu benar?
"Aku minta maaf tapi aku tidak akan pernah memakai cincin itu lagi" Darren melanjutkan ucapannya "Kau pun pikirkanlah dengan baik. Apakah perasaan itu cinta ataukah obsesi?"
***
"Berbicara tentang cocktail, aku pikir kau memiliki selera yang bagus" ucap Natalie sembari mengelap gelas-gelas kaca di hadapannya"Lidahku memang sangat bisa dipercaya" William menggoyangkan gelasnya pelan sembari menyesapnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Another Affair
RomanceWARNING: MATURE CONTENT!!! (17+) Keseluruhan cerita ini mengandung konten dewasa. Sangat diharapkan kebijakan para pembaca dalam memilih konten bacaan. Terima kasih. *** Natalie Reagan adalah seorang bartender yang bekerja di salah satu bar kota New...