Nafasnya menderu, aku bisa merasakan dadanya naik dan turun secara perlahan seakan berusaha bersikap tenang.
"Kita seharusnya tidak seperti ini."
Setelah beberapa saat yang hening, sebuah suara muncul dari bibirnya. Membuatku terdiam dan mengendurkan kedua tangan yang sebelumnya melingkar pada tubuh Madara.
Tangannya menggenggam tanganku lembut, kemudian berbalik tanpa melepaskannya.
"Kita berbeda, ada banyak batas yang tidak bisa kita lewati."
Mataku mengerjap, menatap wajahnya yang sendu. Apa kita bertemu ini sebuah kesalahan?
"Kenapa?" Tanyaku, suaraku terlalu pelan hingga mampu membuat hatiku ragu jika Madara mendengar dengan baik.
Wajahnya menunduk pelan, dingin yang selama ini hinggap di sana ketika hari-hari saat kuliah hilang.
"Ada banyak alasan... Aku tidak bisa menjelaskannya."
Tangannya meremas telapak tanganku dengan lembut, aku merasa ada banyak hal yang dia pikirkan di dalam otaknya. Hatiku seperti tercabik-cabik, aku pikir ini adalah langkah awal kisah cinta kita.
Aku sudah jatuh ke dalam dirinya.
"Lalu... Apa kau ingin ini berakhir?" Tanyaku, Ingin mencoba dewasa memahami pria ini.
Dia tidak menggeleng, maupun mengangguk. Kita berada di awang-awang, air mata menggenang di pelupuk mataku. Menghalangi pandanganku yang semula jernih menjadi buram.
"Baiklah, anggap semua ini tidak pernah terjadi."
Aku berbalik pergi setelah menatapnya, tangisan turun mengikuti garis pipiku begitu kakiku memutuskan menjauhinya daripada tetap berdiri dan berada di sampingnya sepanjang perjalanan.
Semudah itu manusia jatuh cinta, dan semudah itu juga hubungan harus berakhir.
☘️☘️
Author POV
Ketika hari sudah berlalu, di kampus yang ramai dengan banyak mahasiswa itu tidak menampilkan satu pun wanita berambut kuning.
"Kemana Naruto?" Tanya Shikamaru.
Saat ini, Shikamaru dan Kiba mendatangi gedung fakultas Naruto untuk melihat keadaan teman kesayangan mereka. Tapi wajah seluruh orang yang ada disana tidak menunjukkan adanya keberadaan Naruto.
"Hari ini dia sedang libur, mungkin sakit. Sebelumnya kan dia datang ke pesta ulangtahun ibu Sasuke." Jawab Ino santai sambil mengemasi barang-barang yang ada di meja.
"Tidak biasanya dia seperti ini. Apa coba jenguk ke rumahnya?" Tanya Kiba.
Shikamaru menggeleng, menarik ponsel dari sakunya dan mengetikkan sesuatu disana.
"Jangan ganggu istirahatnya-" wajahnya masih menunduk mantap ponsel, setelah jari-jarinya selesai mengetik benda berwarna biru tua itu masuk kembali ke dalam saku, "-aku sudah memintanya mengirim pesan jika keadaannya sudah baik. Ayo pulang."
Sakura menyusul tidak lama kemudian setelah berbincang singkat dengan salah satu orang di kelasnya.
"Sepertinya kau sibuk sekali." Ucap Ino.
"Tugas dari Tsunade-sensei. Biasa, anak kesayangan." Balas Sakura sambil tertawa kecil.
"Hilih!" Cibir Ino.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sexy, Free, and Single!
FanfictionSummary : "Katanya di sini itu ada dosen yang mapelnya kita gak suka banget. Tapi tahu gak sih? Dia itu ganteng banget!" Telinga Naruto membesar begitu mendengar suara temannya Sakura sedang berbincang bersama perempuan berambut pirang, Ino. "Iya...