06. Sakit

1.3K 149 14
                                    

Don't Like Don't Read

Sorry for typo

Ada sedikit kata-kata kasar, buat yang nggak nyaman aku minta maaf




Pagi ini kediaman keluarga Bimantara terlihat tenang, biasanya setiap pagi akan terjadi kegaduhan karena harus membangunkan bungsu Agratama itu.

Hari ini entah kesambet apa Azel udah duduk manis di meja makan, menanti kakaknya selesai menyiapakan sarapan. Sedangkan sang tuan putri Bimantara masih berlibur ke pulau kapuk, jadi suasana yang biasa ramai jadi sedikit tenang.

"Kak, nanti sore Jean sama Wonny mau ke sini. Mau record cover video sama Azel"

"Mau kakak siapain apa?"

Kak Danny bertanya setelah meletakan secangkir kopi dan segelas susu di depan Jian dan Azel.

"Nggak usah ka. Nanti biar Azel sama temen-temen aja yang beli pas di jalan pulang"

"Oh ya udah, ini di makan. Nanti kamu mau berangkat di anter pak Asep apa ikut bang Jian?"

Danny menyodorkan sepiring sandwich telur ke depan Azel.

"Azel sama siapa aja nggak papa ko kak, tapi pengin sama bang Jian kalo bang Jian nggak sibuk"

Mata sewarna coklat hazel itu memandang ke arah Jian lekat. Jian mana bisa mengabaikan permintaan adik iparnya ini setelah di tatap sedemikian rupa.

"Iya-iya, hari ini bang Jian anter. Padahal biasanya kamu paling nggak mau berangkat sama abang"

"Nggak papa lagi pengin aja hehehe"

"Kamu juga biasanya berangkat bareng Jean?"

Kali ini Danny yang bertanya pada adiknya.

"Enggak, Jean lagi ada urusan jadinya berangkat lebih pagi. Azel males sampe sekolah pagi-pagi, buat apaan juga"

Jian yang mendengarkan gerutuan dari adik iparnya itu hanya tertawa kecil. Aahh kenapa adiknya itu begitu menggemaskan.
Namun saat orang-orang bilang kalau Azel begitu manis dan menggemaskan dia akan menyangkal dan menyebut dirinya tampan.

"Hazel, abang mau tanya"

'Aduh kalo abang udang panggil pake nama Hazel berarti ini perkara serius' - Azel


"Kenapa bang?"

Azel memandang ke arah abangnya itu, sesekali tangannya mengarahkan potongan sandwich yang masih setengah ke mulutnya sendiri.

"Ini udah semester dua, kamu mau ikut les tambahan atau enggak?"

Bang Jian tuh nggak main-main perkara pendidikan adiknya, namun dia juga nggak memaksa jika memang adiknya tak menginginkan.

"Nggak mau ah bang, capek. Azel sekolah dari jam 8 sampe jam 4 sore, kalo di lanjut les Azel nggak punya waktu buat refresing"

"Ya udah nggak papa, tapi sebagai gantinya kamu harus belajar yang rajin. Abang nggak akan maksa kamu ikut les. Udah ayo berangkat"

Tangan Jian mengelus surai lembut adik iparnya itu,

"Aku berangkat dulu. Hati-hati di rumah"

Jian mengecup lembut dahi Danny, dan mengelus surai hitam itu.

"Azel berangkat dulu kak" Azel mengikuti dari belakang, mencium pipi serta tangan kakaknya.


-MATCH-



"Azel, ini buat kamu"

Belum sempat kaki Azel melangkah keluar mobil, Jian sudah memanggilnya dan memasukan uang ke dalam saku blazer Azel.

MATCH! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang