Chapter 16

179 23 0
                                    


"Cerita ini adalah remake dari cerita asli karya kak Mr94Hungi. Dengan judul yang sama yaitu Forest Of Secret dengan tokoh aslinya adalah Chanbaek. Cerita ini diremake dengan beberapa perubahan menyesuaikan dengan para tokoh dan tentunya sudah dengan izin dari sang penulis kak Mr94Hungi"

====

          Jeno menatap temannya yang lain, sadar sepertinya dia lagi yang harus menjelaskan.

"Kami mencari tongkat pusaka milik pangeran Sirena dan 4 buah shuriken milik pengendali pasir" Dewi Gozd terkejut bukan main, dia tahu pasti akan terjadi sesuatu yang membahayakan. Ini harus di cegah, dia tahu seseorang yang jahat tengah merencanakan hal buruk. Hanya saja dia tidak tahu siapa, haruskah dia meminta pertolongan Sirena untuk mencari tahu. Jika sudah begini maka dia harus ikut mereka, bagaimanapun caranya dia harus mencari tahu dalangnya.

"Apakah kalian sadar barang yang kalian cari itu adalah benda berbahaya? Jika saja ketiga benda itu di satukan, bisa saja akan mengancam banyak nyawa"

Jeno menunduk hatinya sesak memikirkan apa yang akan di rencanakan adiknya itu, dia tidak menyangka setelah dia meninggalkan kedua adiknya malah membuat semua menjadi semakin buruk. Bahkan dia tidak mengetahui perubahan kedua adiknya, harusnya dirinya tidak egois. Jaemin menatap Jeno sedih ia tidak tahu kenapa dirinya jadi seperti merasakan perasaan Jeno. Kemuduan Jaemi menghampiri Jeno dan duduk di sampingnya, menggenggam tangannya erat memberinya kekuatan agar ia sedikit lebih tenang. Jaemin tidak tahu apa yang difikirkannya tapi tidak ada salahnya dia membantunya dengan memberi semangat dan memberitahu bahwa semua akan baik-baik saja. Jeno tersenyum saat Jaemin menatapnya khawatir, kembali dia menatap Dewi Gozd.

"Aku akan ikut kalian sekaligus mencari tahu siapa dalang dari semua ini, dan untuk kau" tunjuk Dewi Gozd pada Jeno "Aku cukup sadar ada sesuatu terjadi pada adikmu itu"

Dewi Gozd bangun langsung menghampiri Jeongin dan menepuk kepalanya dua kali.

"Sayang jaga pria manis itu dengan baik, karena kau sudah terikat. Jadi bersikaplah dengan baik dan jadilah anak yang penurut" nasihatnya, Jeongin hanya bisa menuruti perkataannya. Lalu Dewi God menyentuh salah satu pohon besar dan terciptalah sebuah pintu dimensi yang berwarna warni.

"Kalian ikutlah denganku lebih dulu, kalian butuh istirahat untuk perjalanan besok" satu persatu mereka langsung mengikuti Dewi Gozd di belakangnya.

====

          Pagi mulai menyapa dua insan yang masih terlelap itu, salah satu dari mereka yang sedikit lebih berisi terlihat mulai bangun dari lelapnya. Dia meregangkan kedua lengannya yang terasa kaku, lalu dia menguap dengan lebar. Han menatap orang disampingnya yang masih tidur dengan lengan yang melingkar dipinggangnya, dia sedang malas bergerak jadi dia menyandarkan punggungnya pada sandaran kasur.

Ketukan pintu mengejutkannya, lalu pintu itu terbuka menampilkan empat pelayan kerajaan.

"Maaf mengganggu anda Tuan, saya kemari membawa sarapan pagi anda dengan Yang Mulia"

"Terima kasih, taruh saja diatas meja" ketiga pelayan yang membawa makanan itu langsung dengan sigap mengikuti perintah Han.

"Kami permisi kembali bekerja Tuan" keempat pelayan itu langsung undur diri setelah meletakkan makanannya.

Han menatap Minho yang mengeratkan pelukan pada pingganya, dia memutar matanya malas.

"Cepat bangun sarapanmu sudah datang" ujarnya tapi masih tak ada pergerakan dari Minho.

"Aku tahu kau sudah bangun Yang Mulia" Han menyilangkan tangan didepan dada. Minho diam-diam tersenyum kecil dia jadi mengingat ibunya dulu dia sering dibangunkan seperti ini. Dengan terpaksa dia membuka matanya dan menatap Han yang tengah menatapnya tajam.

"Baiklah, baiklah. Aku sudah bangun, kau lihat" Han berdecih, dia bangun dan langsung memasuki kamar mandi.

Minho menunggu Han yang tengah mandi, dia juga tengah makan beberapa buah yang telah di siapkan. Ia sangat menikmati harinya dengan sangat senang, biasanya dia hanya di kelilingi hal yang monoton. Tapi kini dia ada yang menemani, Minho melihat Han yang baru saja keluar. Ia sudah mulai memahami Han, dia sepertinya memang sudah terbiasa keluar dengan hanya selembar handuk di pinggangnya. Sangat menyenangkan memperhatikan Han yang tengah memakai baju, entahlah tapi sepertinya itu sudah menjadi daya tariknya tersendiri. Mungkin? Kemudian Han menghampiri Minho yang menyuapkan sepotong buah kedalam mulutnya sendiri.

"Sepertinya kau selalu menikmati pemandangannya" ujar Han sambil mengambil satu buah apel utuh dan menggigitnya, pernyataan yang di ucapkan Han membuat Minho tersenyum tanpa sadar.

"Tentu saja, apa lagi pemandangan di pagi hari" Minho mengambil satu sendok makanan sejenis cake lalu mengarahkannya pada mulut Han yang masih mengunyah apelnya, Han menelan apelnya lalu melahap makanan yang di siapkan Minho untuknya.

"Kau sangat perhatian" Han ikut duduk di samping kiri Minho, dia cukup senang dengan sikap Minho padanya. Padahal saat pertama kali bertemu mereka tidak begitu dekat, dan dalam waktu sehari langsung akrab. Baginya itu terlihat aneh, Han fikir mungkin Minho memang seperti itu.

"Pergilah mandi kau sangat bau" Han menggeser sedikit tubuhnya menjauhi Minho

"Hei, aku tidak sebau itu" Ia langsung mengendus tubuhnya, sungguh dia tidak mencium apapun pada tubuhnya. Mengangkat bahunya acuh Minho langsung pergi meninggalkan Han untuk mandi.

====

          Haechan pagi ini masih terbaring tidur di atas kasurnya, dia tidak terusik sedikitpun. Ia mulai terusik dari tidurnya dan matanya mulai terbuka, saat dia membuka matanya pemandangan pertama yang dia lihat adalah dua orang yang tidak dikenalnya. Mereka adalah Tema dan Shotaro yang sudah menunggu Haechan bangun dari lelapnya.

"Siapa Kalian?" Tema mengernyit aneh.

"Tuan anda tidak mengingat kami?" Haechan makin bingung, dia mencoba untuk mengingat. Dia teringat saat pertama kali datang kemari, dua orang itu adalah bawahan Mark.

"Kalian bawahan Mark" Tema makin tidak mengerti, dia merasakan ada sesuatu yang aneh. Lalu dia melihat cincin yang dipakai Haechan terlihat berubah, Tema langsung mengerti.

"Maaf apa kami mengganggumu?" tanya Tema, Haechan menggeleng.

"Kami membawakan anda makanan untuk anda sarapan, silahkan dinikmati" Tema dan Shotarl langsung membungkuk memberi hormat lalu pergi meninggalkan Haechan yang masih kebingungan.

Setelah menghabiskan sarapannya Haechan langsung pergi membersihkan diri, saat ia masih sibuk mandi seseorang masuk kedalam kamarnya. Mark melihat sekeliling kamarnya mencari keberadaan Haechan, dia hanya mendengar seseorang tengah bersenandung. Mark duduk di pinggiran kasur, dia memikirkan keadaan Haechan sekarang. Sejak perubahan Haechan waktu itu membuatnya berfikir keras, apa yang terjadi sebenarnya dengan Haechan. Mark sendiri juga merasakan hal yang aneh seperti ada sesuatu dalam diri Haechan, dan tanpa di sadarinya Haechan sudah berdiri didekatnya.

"M..maaf" Mark langsung menatap Haechan yang terlihat gugup dan takut.

"Untuk apa?" tanya Mark.

"Aku tidak bermaksud tidur di atas kasurmu" Mark menghampiri Haechan dan berdiri dihadapannya, dia memberikan senyum singkatnya.

"Tidak apa apa" tangannya mengusap rambut Haechan yang masih basah "Keringkan rambutmu agar tidak sakit" lalu Mark membuka pintu lemari dan mengambil satu lembar handuk kecil. Ia mengusak rambut Haechan dengan handuk yang di pegangnya itu, Haechan sendiri hanya terdiam tidak tahu harus bersikap bagaimana. Karena baru pertama kali untuknya seseorang mengeringkan rambutnya dengan lembut seperti ini, dan itu sungguh membuatnya gugup setengah mati.

.

.

.

.

.

.

.

To Be Continued🍃

Forest Of Secret "NOMIN VER"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang