5. Malam penuh rindu

124 23 0
                                    

Langit malam ini masih menyisakan gemuruh kecilnya. Ayat suci al-qur'an serta doa sebagai pengobat rindu, telah selesai jihan kirimkan kepada cinta pertamanya. Jihan sadar kerinduan nya terhadap sang ayah tidak akan pernah lagi sampai secara langsung, namun hanya cara ini yang dapat meredakan rasa sesaknya kala rindu datang bertubi-tubi, walaupun tak sepenuhnya meredakan.

Setelah selesai bebenah tak sengaja matanya melihat rintik hujan yang menempel dikaca jendela kamarnya. Kedua kakinya langsung mengajak bergerak menuju kearah balkon yang tak jauh dari jarak kamarnya.

Lagi lagi hanya sepi dan nyanyian dari sang jangkrik yang menyambut kedatangannya sekarang. Malam ini angin membuat dedaunan yang dipohon seperti menari nari sehingga sisa tetesan air hujan yang menempel didaun pun ikut terjatuh.

Begitu juga dengan dirinya yang ikut jatuh pada langit yang hanya menyisakan beberapa bintang. Dibenak nya kini timbul lagi rasa rindu pada sosok yang lain. Bundanya. Jihan merindukan sosok bundanya yang selalu membuatkan minuman hangat disaat saat seperti ini.

Matanya kini beralih kearah rumah seseorang, yang tak lain adalah rumah jojo. Tanpa pikir panjang Jihan langsung melangkahkan kakinya untuk menuju ke rumah tersebut. Barangkali jojo mungkin bisa mengobati dirinya yang sedang terluka ini.

Baru lima langkah kakinya berjalan dari rumah tiba tiba jihan mendengar suara yang sangat familiar menyapanya.

"Hai gembel mau kemana sendirian?" tanya jojo sambil membunyikan klekson sepeda gunungnya.

"Mau kerumah lo, nebeng dong"

"Bayar lima ribu uang bensin"

"Bacot. Udah cepetan jalan" jihan sudah berdiri disepeda jojo sambil memegang bahu lebar milik jojo.

"Lo abis dari mana jo?"

"Warung buk ani"

"Wih mantul tuh hujan hujan begini makan indomie. Hmmm buatin gue juga dong jo" celetuk jihan yang melihat kresek berisikan indomie serta telur tergantung di stang sepeda ini.

"Males, kalo mau buat sendiri lo"

"Lo kan tau gue gak bisa masak indomie yang kuah" ujar jihan dengan wajah bete

"Gue ajarin"

"Sekalian aja napa sih ribet banget"

"Turun lo"

"Jahat banget gue diturunin"

"Eh bego udah sampe" jihan baru sadar mereka sudah sampai dirumah jojo sekarang.

"Kok sepi banget rumah lo?"

"Didalem kamar semua makhluknya"

Melihat jihan yang sedang duduk bersandar disofa ruang tv, rasanya tidak bisa dibiarkan.

"Eh kemari lo kadal, masak bareng bareng jangan mau terima bersih aja lo"

"Jadiin satu aja napa sih jo masaknya. Buang buang gas aja lo dipisah pisah gini" protes jihan yang ujung-ujungnya ikut kedapur juga.

"Gak. Cepet kemari"

Jihan berjalan dengan kaki yang dihentak. Jojo benar-benar buat kesel sekarang.

"Liat segini takaran airnya"

Jihan langsung menuangkan air juga, namun dengan takaran yang berbeda tidak seperti yang diperintahkan jojo barusan.

"Goblok kebanyakan ini. Sekalian mau lo jadiin air minum nih mie?"

"Emang kenapa sih kalo kebanyakan? Kan enak biar bisa gue seruput seruput"

Seiring WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang