Bab I : Entrance Examination

469 48 22
                                    

Gedung putih yang lebar dan tinggi itu terlihat gagah dari sini. Semua orang berdecak kagum dengannya. Gedung super luas ini ternyata sebuah sekolah. Dengan berbagai fasilitas yang sama baiknya dengan gedung putih cantik ini.

Disini, didalam auditorium berisi ribuan calon siswa baru. Dengan id card yang dikalungkan pada leher mereka. Wajah wajah tegang terlihat. Apalagi setelah mengetahui bahwa saingan mereka kebanyakan orang terkenal. Karena menjadi murid sekolah ini menjadi suatu kehormatan besar. Oleh karena itu, mereka menyiapkan mental dan fisik mereka sejak awal.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh. Sebentar lagi ujian ini akan dimulai. Pria paruh baya ini tidak berhenti mengoceh sejak pukul tujuh tadi pagi. Mengucapkan banyak hal yang terkait dengan kegiatan hari ini.

"Ni bapak ga capek ngomong apa?" Celetuk salah satu siswa di samping. Teman sebelahnya menyikut lengan temannya itu kuat-kuat. Menyuruhnya diam jika tidak ingin dikeluarkan dari sini.

"Mungkin ini yang kalian tunggu, Silahkan masuk Murid A Class Antrophodia Junior High School!"

Satu auditorium terdengar suara tepukan tangan yang meriah. Para calon murid baru bahkan sampai berdiri melihat wajah dua puluh orang didepan mereka.

Mereka semua mengenakan almamater sekolah ini. Senyum manis tak lepas dari wajah mereka.

Dibalik wajah cantik dan tampan itu, wajah ambisius terlihat pekat disini.

"Well, selamat datang siswa A Class. Ah maksudku, mantan siswa A Class Antrophodia Junior High School." Pria itu tertawa kecil. Menatap dua puluh orang disampingnya itu dengan senyuman. Mereka yang ditatap juga tersenyum kecut.

"Mereka semua sudah melakukan wisuda dengan predikat terbaik sebelum acara hari ini." Pria paruh baya itu menjelaskan. "Mereka sudah bukan siswa Antrophodia. Mereka sudah masuk jenjang SMA terbaik di seluruh dunia"

Tepuk tangan kembali terdengar meriah. Dua puluh siswa A Class ini tersenyum sembari menundukkan kepalanya. Lalu duduk diatas sofa empuk berwarna hitam didepan para calon murid.

"Seluruh dunia, Qonit. Bayangin!" Mata gadis itu terlihat berbinar. Ini alasannya masuk ke Antrophodia. Masa depan mereka terjamin.

"Siswa penuh prestasi. Dengan nilai hampir mendekati sempurna. Seluruh bakat dan kemampuan mereka diatas rata-rata. Hampir memenangkan seluruh perlombaan tingkat Internasional. Kami tentu sangat bangga dengan pencapaian mereka selama ini. Oleh karena itu, kami mengapresiasi mereka dengan memberikan seluruh fasilitas terbaik yang ada di Antrophodia."

Seluruh fasilitas terbaik. Sekolah ini fasilitas yang terburuk saja sudah amat keren. Bagaimana dengan fasilitas terbaik? Gadis itu semakin bersemangat.

"So, kami mencari murid terbaik sebagai pengganti mereka dengan mengadakan seleksi kepada kalian semua. Termasuk kelas delapan dan sembilan. Dalam A Class Examen setelah Entrance Examination dengan dua puluh nilai teratas!"

"Jika nilai kalian menembus 20 besar di ujian itu, selamat bergabung dalam kelompok elit tersebut."

"Medisya, kamu mau masuk?"

Medisya Flourent. Gadis cantik bermata hitam pekat itu mengangguk penuh energi. Ia harus masuk. Reputasi dan masa depannya dipertaruhkan disini.

Walaupun ia belum tentu lolos tes dalam Entrance Examination.

***

Pemindaian gagal. Silahkan coba lagi.

Gadis itu menggerutu. Mengeram kesal pada mesin barcode scanner didepannya ini. Ia tidak diperbolehkan masuk jika mesin persis di depan pintu ruang ujian Entrance Examination kali ini. Otomatis, ia tidak akan lolos.

A+ ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang