Neighbor [Taeyong]

559 36 32
                                    

Oneshoot baku.—

Cast
Lee Taeyong

Happy reading!
With love
Doy(ʘᴗʘ✿)

———————————————
Lee Taeyong

———————————————Lee Taeyong

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

———————————————

turn on white background
TW / darah / sadis /
Meskipun ga banyak banyak mau pake tw aja.





/Dug Dug Dug!

Suara itu lagi lagi terdengar dari kamar sebelah, rasanya begitu mengganggu ketika kau sedang mengerjakan tugasmu di waktu malam karena menginginkan suasana yang sunyi namun suara itu terus terdengar sepanjang malam membuatku kesal bukan main.

Sudah berjalan 6 bulan semenjak tetangga baru ku pindah ke unit sebelah. Namun kami tidak pernah memiliki percakapan yang pasti, hanya sebatas bertukar sapa atau saling menanyakan kondisi apartment masing masing jika sedang ada gangguan.

Aku hanya mengetahui jika beliau seorang pria kepala tiga yang hidup seorang diri dan bekerja sebagai seniman. Kami tidak banyak mengobrol maupun berinteraksi karena sama sama sibuk.

Pernah suatu ketika aku mendapati dirinya tengah melukis di ruang tengah. Memang sangat wajar melihat seorang seniman melukis tentu saja, namun yang membuatku terdiam seribu bahasa di depan apartemen nya adalah saat aku mendapati jika hanya tinta merah lah yang digunakan pria itu untuk menyempurnakan karyanya di atas kanvas.

Siapa saja akan keheranan bukan ketika melihat sebuah lukisan yang hanya berisikan tinta berwarna merah, aku tau aku bukan termasuk penikmat seni yang bisa menyadari makna dibalik lukisan itu. Namun tetap saja, ada rasa aneh ketika aku memandangnya lamat lamat.

Namun belum lama aku memperhatikan dari celah pintu yang sedikit terbuka, pria yang semula memunggungi ku itu perlahan berbalik dengan tempo yang begitu teratur.

Tubuhku terasa kaku seketika. Lemas, namun tidak dapat bergerak sedikitpun. Mereka seolah tidak mendengarkan permintaanku untuk segera melarikan diri dari sana ketika melihat seringainya yang membuat darah di sekujur tubuhku berdesir tak karuan.

Beberapa sekon pandanganku dikunci olehnya, lantas aku segera menunduk—berpamitan kemudian berlari terbirit-birit kembali ke unitku.

Sejak saat itu, aku yang semula ingin mencoba mendekatkan diri dengan tetangga lainnya mendadak pesimis. Nampaknya mereka tidak terlalu menyukai keramaian, seperti si seniman itu.

Lee Taeyong, namanya Lee Taeyong.

Tungkaiku kubawa untuk mendekatkan ke arah sumber suara. Dari dinding yang membatasi kamarku dengan kamar Taeyong tentu saja, lantas ku pertajam pendengaran ku bersamaan dengan telinga yang ku tempelkan di dinding tersebut.

ehe.-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang