🚢

473 79 0
                                    








Dengan mobil Taehyung di depan dan Jimin yang memimpin jalan, kedua mobil itu akhirnya tiba di sebuah pelabuhan lain.


Pelabuhan ini tidak seperti pelabuhan yang mereka datangi di awal, itu karena pelabuhan di sini hanya di isi dengan beberapa kapal kosong bahkan tampak sangat terbengkalai.



Jimin sudah pergi untuk mencari orang orang ayahnya, dan lainnya tetap tinggal di sisi mobil.

Jin mendekat dan menepuk pundak Namjoon.

" Kenapa kita kemari? Apakah kita akan kembali melalui jalur laut sampai Korea? "



Namjoon mengangkat bahu dan berkata acuh.
" Siapa berkata bahwa kita akan kembali? "




" Apa!!? Yak! Kim Namjoon! Apa kita tidak akan kembali? Lalu, buat apa kita ke pelabuhan buruk ini? Memancing? "


Taehyung segera berbicara setelah melihat wajah konyol dari Hoseok.

" Jangan asal bicara, pelabuhan ini adalah teritorial ayah Jimin, dan anak itu sekarang tengah berbicara dengan mereka untuk membantu kita ke pulau kabut. "


Jin dan Hoseok sama sama tercengang dan Yoongi yang menatapnya datar lalu mendengus kesal, sedikit menepuk kap mobil.

" Sudah ku duga, bocah Park itu pasti akan membuat ulah! "



Wajah Jin memucat, tapi tidak separah Hoseok yang bahkan mendadak berjongkok merapalkan do'a....


" Apa yang kamu lakukan? "
Tanya Namjoon bingung ketika melihat Hoseok seperti itu.


" Tentu saja ber do'a! "

Taehyung mencibir tapi tak berkata, ia hanya berbalik untuk melihat Jimin yang telah kembali dengan seorang pria berbadan kekar dan berwajah gelap.


" Bagaimana? "



" Tenang saja, mereka akan membantu meminjamkan kita speedboat! Bukankah aku sudah berkata tadi..? Ini tidak akan sulit! "


Mereka semua tau apa profesi dari ayah Jimin, dan begitupun dengan profesi ayah lainnya.

Seperti Jin, ayahnya adalah seorang pengusaha yang tak jarang bermain dengan dunia bawah.

Yoongi, ayahnya adalah seorang profesor terkenal di Rusia, yang suka meneliti dengan membuat hal hal ilegal seperti hewan hybrids....

Hoseok, ayahnya bekerja sebagai pengusaha tambang yang cukup kejam di Filipina...

Namjoon, ayahnya tampak elit karena ia seorang jaksa agung, namun tidak ragu untuk menerima suap dari para klien berpangkat tinggi demi mempertahankan jabatan....


Jimin, ayahnya bahkan paling tenar, dia adalah seorang bos sekaligus bandar dari pengedar barang barang narkotika maupun penyelundupan lainnya pada setiap negara khusus nya India....

Dan Taehyung.
Ayahnya memang jarang di ekspos karena ia merupakan adik dari seorang mafia di negara Spanyol, makanya ia berencana mengirim putranya ke sana untuk tinggal dan belajar dari organisasi pamannya....

Mereka berenam telah saling kenal sejak sekolah dasar dari sebuah pertemuan Kasino di sebuah kota besar Jerman Timur....



Kini, mereka berenam telah menaiki sebuah speedboat yang merupakan milik ayah Jimin namun selalu di sembunyikan di pelabuhan itu untuk hal hal cadangan....


Pria berbadan besar tadi, itu adalah ketua disana yang secara langsung memimpin jalan mereka demi memastikan putra semata wayang tuannya sampai ke tujuan walau pada awalnya mereka sempat berdebat juga.





Jarak antara pelabuhan dengan pulau itu cukup jauh, dan hanya mengandalkan dari arah peta manual dan lampu sorot yang tajam, mereka telah membelah kabut tebal.



Kabut itu memang tebal, bahkan Jin sempat ingin mengeluarkan masker karena mengira kabut itu mungkin bisa membuatnya batuk, tapi itu tidak terjadi karena nyatanya kabut itu tetaplah kabut, jernih tanpa aroma....

Yeah, selain aroma laut dan minyak solar tentunya....



Yoongi semakin pucat, ia tidak biasa menaiki kapal apalagi seperti speedboat yang sangat kencang ini, membuat tubuh mereka seolah olah tengah di ombang ambing di tengah lautan oleh ombak!


Jin berjongkok di samping Hoseok yang terus merapalkan do'a, dia adalah anak yang cukup taat pada keyakinannya sekalipun orangtuanya adalah orang seperti itu....


Di depannya ada Yoongi yang sudah bersandar pada pundak Taehyung, lalu Jimin berdiri di depan bersama Namjoon yang sibuk membaca peta munujuk arah.



" Apa menurut mu kita semua akan baik baik saja? Apakah kita akan kembali dengan utuh? "

Semakin kemari, Jin perlahan semakin goyah, bahkan ia mulai sedikit menyesal karena memilih ikut daripada berbalik arah untuk kembali ke bandara atau mungkin mengikuti ucapan penduduk lokal tadi untuk menuju kota pantai Timur....



Tidak ada yang menjawab, sampai ketika Jimin kembali ia tengah menggenggam sekantung penuh senter.


" Kita semua harus saling memiliki senter, dan aku tadi sempat memintanya kepada mereka. Jadi, pegang ini. "



Taehyung melihat begitu lama pada senternya.
" Ini.... Seberapa lama senter ini akan bertahan untuk terus menyala? Jim, aku tidak suka meraba yang tidak pasti! "



" Tenang saja... Aku sudah menyiapkan sekotak penuh batrai bahlan power bank untuk daya ponsel kita! "




Kepala mereka semua segera berdiri, ketika merasakan kapal yang mereka tumpangi perlahan melambat, itu pertanda mereka akan segera tiba di batas pantai.



" Tuan Muda Park, saya ingatkan, pulau kabut ini tidak ada bedanya siang dan malam. Dan saya harap kalian semua tidak saling melepaskan tangan ataupun menjauh dari kawanan... Akan lebih baik untuk tetap bersama sampai akhir... "



" Aku mengerti, terimakasih telah membantu kami kemari! "



" Tuan muda, itu tidak perlu hanya saja... Saya harap kalian semua bisa kembali dengan sangat baik. Juga, ketika kalian sudah selesai, dan hendak kembali, tuan muda cukup dengan menyalakan petasan darurat yang telah saya selipkan di tas anda. "

CRIME SCENE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang