*HALIM POV*
Hanya bisa merutuki kebodohan yang kulakukan tadi. Bagaimana aku bisa bertindak begitu impulsif?
Menggigiti ujung jari jari kali ini tidak cukup begitu membantu. Saat flashback, malah semakin membuat gusar. Apa yang kulakukan? Tidak. Itu seperti bukan aku.
Aku tau ada sesuatu yang berbeda dari dalam diriku, tapi memikirkan hal tadi , lagi lagi membuatku frustasi setengah mati.
Bagaimana aku tidak bisa menahan diri saat melihat bibir Sarah? Aku tidak menyangka dia sebegitu menariknya dari alam bawah sadarku.
Bagaimana kalau dia menceritakan tentang semua yang terjadi kepada bosku?
Bagaimana kalau orang tuaku juga mengetahuinya?
Bagaimana nanti dengan pekerjaanku? Dan...
Bagaimana denganku kedepannya? Bagaimana aku harus mengontrol semua gejolak perasaan yang kurasakan?HALIM KAMU DALAM MASALAH BESAR!!!
Sudah kuputuskan, aku harus minta maaf kepada Sarah.
Aku harus menjelaskan semua kesalah pahaman yang terjadi. Kesalah pahaman?
Kesalahpahaman apa coba yang harus kukatakan?
Berkata kalau aku khilaf?Tok tok tok...
"Sarah..."
Ini sudah ketukan ke sekian tapi penghuninya belum ada reaksi sama sekali.
Aku memutuskan untuk mengetuk sekali lagi, kalau memang tidak ada respon juga aku akan mencoba bicara besok.
Lagi pula aku harus menyadari ini sudah jam tidur, aku melakukan sesuatu yang kurang etis.Kreeek....
Saat aku sudah merjalan hendak menyerah rupanya Sarah keluar.
"Ada apa?"
Oh dia belum tidur
"Aku mau bicara"
"Mau minta maaf?" Balasnya sambil mengawasi gerak-gerik ku.
"Bisa membahas ini di tempat lain? Maksudku entah di ruang tamu atau ruang makan?" Sengaja mengalihkan pembicaraan.
"Di ruang tamu''Tanpa berkata apa-apa aku mengikuti dia dari belakang. Tanpa riasan makeup wajahnya tampak lebih cantik meskipun jadi memunculkan freckles nya yang agak kemerahan.
Ternyata tinggi badannya hanya sebatas telingaku. Aku baru sadar, mungkin karena sebelumnya dia selalu pakai high heels.
"Untuk yang tadi, sungguh aku minta maaf Sarah. Aku tidak bermaksud untuk yang tidak-tidak"
"Yang tidak tidak gimana? Tidak bermaksud untuk memperkosa maksudmu?"Glek! Mati kutu aku. Bagaimana bisa dia memilih kosa kata yang begitu frontal?
"Ta... tadi itu, hanya itu yang terpikir olehku untuk mengobati lukamu. Aku sudah bertanya kepadamu kotak p3k kan? Aku hanya teringat kata ibuku kalau ada luka sebaiknya darahnya dihisap supaya lebih cepat sembuh?"
"Oh, hebat sekali kamu. Kamu pikir aku percaya?"
"Aku tidak berbohong Sarah"
Karena sejujurnya itulah alasanku melakukan nya. Walau diakhir aku malah kelewat batas.
"Besok aku pikirkan lagi. Aku sudah mengantuk" dia berjalan meninggalkan aku. Melihatnya berjalan membuatku kembali terpana. Tampilan nya begitu sempurna dalam balutan piyama satin nude itu.Dia belum memaafkanku. Dan memikirkan itu membuatku galau. Dan disisi lain juga aku sedih. Aku tidak mau dibenci.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosa Kebahagiaan
RomanceDua orang beda kepribadian, beda keyakinan, beda hobby, beda gaya hidup, beda penampilan, beda makanan kesukaan, dan tidak saling mengomentari satu sama lain. begitu awalnya. hingga suatu hari ada sebuah keadaan yang menjungkirbalikkan dunia keduan...