*HALIM POV*
Bosan! sangat. Ini sudah hari ke sembilan aku masih dirawat di rumah sakit yang sangat membosankan. sudah lebih baikan hanya saja belum diijinkan untuk pulang.
Sesekali suster masuk untuk memastikan ada keluhan atau tidak. meskipun memuakkan bolak-balik ditanya aku menyadari mereka hanya menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya.
"Hai"
"Eh?"***
"Kamu apa kabar?"
"Ba baik, ya seperti yang kamu lihat sebenarnya tidak baik tapi masih bisa hidup"
"Apakah sakit?"
"Yang dimana?"
"Itu, bagian paha atau kakimu mungkin"
"Mau sentuh? pastiin sendiri"
"Oh tidak, terimakasih"
"Kenapa? hmm? takut?"
"Sedikit"
"Sebenarnya aku tidak peduli dengan semua rasa sakit fisik ini Sarah, itu bukan apa-apa. jiwaku yang sangat sakit. sungguh tersiksa. dan aku yakin kau tau karena apa"
"That was me right?"
"Hmmm" hanya bisa menatapnya lemah. begitulah. Saat ada Sarah hati begitu senang, sangat membuncah tanpa terkendali tapi disisi lain selalu lemah tanpa alasan.
"Kamu mau dengar sesuatu dari aku?"
"Yang baik atau buruk?"
"Memangnya ada hal yang baik yang pernah kamu lihat dari aku Halim?"
"Ada. getaran manis sekaligus menyakitkan. dan itu bukan salahmu. mungkin takdir aja harus melewati perasaan seperti ini"
Lagi-lagi hanya melihatnya tertegun. kadang sifatnya ambigu. dan itu selalu membuatku semakin sesak. kadang aku bisa berasumsi dia juga memiliki perasaan yang sama tapi kadang aku merasa bertepuk sebelah tangan. rasa itu hanya ada didiriku tanpa pernah terbalas.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosa Kebahagiaan
RomanceDua orang beda kepribadian, beda keyakinan, beda hobby, beda gaya hidup, beda penampilan, beda makanan kesukaan, dan tidak saling mengomentari satu sama lain. begitu awalnya. hingga suatu hari ada sebuah keadaan yang menjungkirbalikkan dunia keduan...