"Halo? Taehyung-a?"
"Kenapa belum pulang? Sudah larut"
"Apa aku bisa menemani Jimin malam ini?"
"Kau yakin? Kau tak takut dengannya?"
"Hey memangnya apa yg akan kulakukan padanya?!" teriak Jimin di ponsel Nara dengan geram
"Lihatlah dia"
"Ayolah Taehyung..." bujuk Nara
"Baiklah, katakan jika dia menyentuhmu. Aku akan segera memenggalnya disana"
"Iya Taehyung-a... Kututup"
Bip
"Apa dia bilang?" tanya Jimin
"Bukankah kau sudah dengar? Dia takut kau menyentuhku terlalu dalam"
"Aku takkan melakukannya sebelum kau benar benar jadi milikku, Nara"
"Aku tau. Ayo berangkat"
Saat mereka sudah ditengah perjalanan menuju rumah Jimin, ponsel Jimin berbunyi karena ada panggilan masuk dari Eunbi
"Jimin-a, tunanganmu menelepon" kata Nara saat melihat ponsel Jimin yg berada disamping tangannya
"Ayolah, kau masih marah padaku? Hm?" goda Jimin sambil melirik Nara
"Angkat saja, dia sudah menunggumu"
"Aku masih marah padanya, sayang"
"Angkat saja dulu. Siapa tau dia sudah memasakkan makanan untukmu"
"Kau ingin aku melupakanmu lagi? Aku tak ingin hal itu terjadi"
"Jimin, sudah kubilang angkat dulu. Rencananya akan disusun saat sampai dirumahmu"
"Baiklah, aku mengangkatnya bukan karena dia..."
"...tapi karena kau yg memaksaku, jadi jangan mengungkitnya"
"Iya, iya"
Dengan kompromi yg panjang, Jimin memutuskan mengangkat panggilan Eunbi yg dari tadi tak ada hentinya
"Halo oppa?"
"Hmm, Eunbi. Ada apa?"
"Sudah waktunya makan malam oppa, kau mau makan apa? Biarku masakkan"
"Tak apa Eunbi, ada Nara yg akan memasakkan makanan untukku"
"Kau gila Jimin, jangan bilang padanya dulu!"geram Nara dengan berbisik sambil mencubit lengan Jimin
"Tenanglah dulu, sakit kau tau?" bisik Jimin sembari meletakkan ponselnya didada agar Eunbi tak mendengar percakapan mereka
"Nara eonni? A-ada hu-bungan apa oppa den-dengannya?" gagap Eunbi
"Maksudku aku sudah makan makanan yg dimasakkan Nara. Tadi aku mampir ke rumah Taehyung, disana ada dia yg memasakkan makanan untuk Taehyung. Sekalian saja aku ikut makan"
"Biklah, kapan oppa pulang?"
"Kenapa memangnya?"
"Ayolah, jangan terlalu dingin pada tunanganmu. Kapan kita akan membeli cincin?"
"Tunangan? Cincin? Apa yg kau maksud, Eunbi. Aku masih ada urusan, kututup dulu"
Bip
Jimin langsung melirik Nara dan mengelus kepalanya dengan lembut
"Maaf, sayang. Maaf karena mendengar percakapan ini"
"Kenapa kau selalu minta maaf, Jimin?"
"Aku tak ingin seperti ayahku. Sikap ayahkulah yg membuat ibuku menjauh dariku"
KAMU SEDANG MEMBACA
All For Love ☑️
FanfictionSeorang CEO perusahaan teknologi juga perusahaan bisnis yg terkenal tampan dan arogan bernama Park Jimin. Dikenal juga dengan kekonsistenannya akan jatuh cinta, tak pernah jatuh cinta sehingga sering digoda wanita yg mengenalnya