Dua anak laki-laki dengan rambut pirang berlarian di sekitar Rumah Sakit selagi menunggu giliran mereka. Sementara Ibu dari kedua anak itu terus memberitahu mereka untuk berhenti, namun mereka tak mendengarkan. Mereka mencapai koridor dan bahkan saling mendorong selagi berlarian, hingga menabrak kaki seseorang yang membuat kedua anak itu hampir saja terjatuh.
"Maafkan kami, Dokter."
Dokter yang baru saja mereka tabrak berlutut untuk meraih tinggi yang sama dengan mereka, kemudian mengacak-acak rambut keduanya. "Lain kali, jika kalian tidak mendengarkan Ibu kalian, aku akan memberikan suntikan di lengan kalian."
Kedua anak itu menjadi ketakutan dan memundurkan tubuh mereka, namun sang Dokter tertawa. "Aku hanya bercanda. Ayo." Ucapnya, kemudian membimbing keduanya menuju Ibu mereka.
"Maafkan kami, Dokter Manoban. Anak-anak tidak bisa diam." Seorang Ibu menjelaskan.
"Tak apa, mereka masih anak-anak jadi itu bisa dimengerti." Balasnya sembari melirik arlojinya, "Aku harus pergi sekarang, tapi sebelum itu aku hanya ingin memberikan ini kepada mereka." Dokter itu menyerahkan dua batang cokelat yang ia dapatkan dari cafe sebelumnya.
"Terimakasih Dokter Manoban!" Seru kedua anak itu sembari melambaikan tangan mereka.
Dokter Manoban kemudian berjalan untuk kembali ke kantornya, untuk menyelesaikan pekerjaannya. Hari ini adalah hari yang baik untuk semua orang, banyak orang yang datang dan pergi dari Rumah Sakit untuk sekedar memeriksa kesehatan atau mengunjungi teman dan kerabat mereka. Selama beberapa hari ini tak ada tekanan di Rumah Sakit yang membuat para Dokter merasa lega, sebab beberapa minggu terakhir ini mereka berkutat dengan jumlah pasien yang tidak terhingga sehingga membuat mereka sedikit stres menghadapinya.
"Hai, Nona Kim!"
Jisoo berhenti sejenak sebelum memberikan senyum hangat kepada orang yang memanggilnya. "Hai.. bagaimana kabarmu?" Tanyanya. "Darimana kau mendapatkan cokelat itu? Kau tahu tidak baik untuk anak-anak makan cokelat se pagi ini."
"Dokter Manoban memberikannya beberapa menit yang lalu." Wanita, yang merupakan Ibu anak itu tertawa lirih dan membelai bahu anaknya. "Dia sangat hebat dalam menangani anak-anak."
"Ahh Lisa.." Jisoo terkekeh, "Dia pasti merindukan putra-putranya yang berada di Korea, itu sebabnya dia sangat menyukai anak-anak belakangan ini. Tapi dia akan segera menemui mereka."
"Apakah kalian akan kembali?" Wanita itu bertanya penasaran.
Jisoo menaruh tangannya di dalam kantong jas putihnya dan tersenyum lebar. "Ya, setelah dua tahun berjauhan dengan keluarga kami, sekarang kami akan kembali kesana dan tentu saja kami akan sangat merindukan negara ini karena orang-orang baik yang ada disini." Ucapnya, "Semoga tahun-tahun kedepan akan memiliki banyak berkah untukmu.. aku harus pergi sekarang, sampai bertemu lagi."
Jisoo menundukkan kepalanya kemudian berjalan menelusuri koridor untuk masuk kedalam rumah sakit. Beberapa langkah kemudian ia mendapati Lisa sedang bercakap-cakap dengan seorang perawat selagi menatap kertas-kertas ditangannya, namun Jisoo tak sempat menyela mereka ketika Lisa mulai berjalan lagi.
"Lisa!" Jisoo memanggilnya sambil berlari kearahnya. Begitu mencapai Lisa, ia melingkarkan lengannya pada bahu gadis itu bersamaan dengan tibanya mereka di depan pintu. "Kau darimana saja? Aku mencarimu di kantin."
Lisa memutar gagang pintu dan mengernyit. "Kukira kau sudah pergi dari kantin, jadi aku-" Ia tak menyelesaikan kalimatnya saat mendengar dentuman keras yang berasal dari konfeti terdengar sesaat setelah ia membuka pintu.
"Terimakasih atas kerja kerasmu Dokter Kim dan Dokter Manoban!" Para Dokter mengejutkan mereka dengan spanduk yang terpajang di dinding.
Lisa dan Jisoo menyentuh dada mereka karena terkejut dengan apa yang terjadi. Kemudian seorang gadis menyeret mereka untuk masuk dan membiarkan mereka melihat apa yang telah dipersiapkan oleh rekan kerja mereka sebelum meninggalkan negara ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost On Your Words (ID)
FanfictionIni adalah buku kedua dari LOST karya author @ManduLimario. Aku hanya menerjemahkannya ke Bahasa Indonesia.