Chapter 23

4.3K 398 28
                                    

"Selamat pagi Dokter Manoban." Seorang perawat menyapa Lisa yang baru saja tiba di tempat kerja.

Wanita itu hanya tersenyum padanya sambil terus berjalan. Ia terlihat baik hari ini dan semua orang dapat melihat bahwa suasana hati Dokter ini memang sedang baik. Ketika sampai di kantor, Lisa kemudian mengambil tempat duduknya dan mulai melakukan beberapa pekerjaan. 

"Apakah misionaris siap untuk besok?" Dr Park bertanya kepada mereka. 

"Sedikit. Ibuku baru saja mengemasi barang-barangku tadi malam dan kurasa semua pakaianku di lemari sekarang ada di koperku," Ten bergumam dan melempar permen karet ke arah Dr. Park "Semoga kita beruntung."

"Aku hanya berharap kita memiliki makanan enak selama menginap di tempat itu," Jisoo memutar matanya dan menatap Lisa, "Apakah kau sudah mengemasi barang-barangmu?"

Lisa mendongak untuk menatapnya."Belum. Aku mengemasi barang-barang Liam tadi malam jadi aku tidak punya waktu untuk itu, tapi aku akan mengemas semuanya begitu pulang malam ini." Jelasnya sambil melihat-lihat jadwalnya.

"Jin berencana untuk minum nanti jika kita bebas. Apa kau ikut?" tanya Jisoo.

"Tidak. Aku ada jadwal nanti tapi kita bisa menjadwal ulangnya begitu kita sampai di rumah." Lisa berkata tanpa mengalihkan pandangannya dari kertas di hadapannya. "Jadi kau ikut?"

"Tidak. Kita berdua harus lembur malam ini sampai jam 10 malam." jawab Jisoo yang membuat Lisa meliriknya dengan bingung.

"10 malam? Kupikir mereka memberi kita cukup waktu untuk istirahat?" 

"Meskipun mereka ingin, banyak pasien yang dirawat akhir-akhir ini." jawab Jisoo.

Lisa menghela nafas sambil bersandar di kursinya. Ia menggosok tengkuknya sembari berpikir tentang bagaimana dia bisa membawa Jennie berkencan hari ini. Selagi sibuk berpikir, ponselnya bergetar menandakan bahwa dia harus segera mengunjungi bangsal. Ia kemudian menepuk bahu Jisoo sebelum pergi.

"Apakah Dr. Park menerima giliran ini?" Lisa bertanya pada perawat saat mereka berjalan.

"Ya, saya pikir Tuan Manoban berbicara dengannya." jawab perawat itu.

"Hmm. baiklah," gumam Lisa seraya mengembalikan clipboard pada perawat. "Pastikan untuk menyerahkan semua file pasien."

Setelah menghabiskan dua jam memeriksa dan berbicara dengan pasien, Lisa akhirnya bisa kembali ke kantornya untuk mengerjakan beberapa dokumen. Ia berjalan menyusuri lorong, dan melihat Ten yang baru saja keluar dari kamar kecil.

"TEN!" Panggilnya.

"Eh, ada apa?"

"Apakah kau akan ke kafetaria? Ayo minum kopi, aku akan membelikanmu," tawar Lisa, membuat mata Ten seketika melebar dan berbinar.

"Jisoo juga menungguku di kafetaria, ini waktu yang tepat!" Pria itu tertawa dan memeluk Lisa. "Aku bersyukur kepada Tuhan karena memberi mu suasana hati yang cerah hari ini! Ini jarang terjadi!"

Lisa melepaskan lengannya saat menyadari bahwa beberapa pasien sedang memperhatikan mereka berdua. "O-Oke, menjauhlah dariku." Ia tergagap dan mendorong Ten.

Ten kemudian mengikutinya hingga mereka mencapai kafetaria di mana beberapa Dokter juga ada di sana untuk makan dan mengobrol. Jisoo mengangkat tangannya untuk menarik perhatian dua orang itu, dia sedang menikmati makan siangnya.

"Aku akan pergi mengambil minum untuk kita." kata Lisa dan berjalan ke konter.

"Dia akan mentraktir kita." Ten berkata.

"Kalau begitu kau harus menikmati waktu ini, ini hanya terjadi sesekali," Jisoo tertawa dan memasukkan sesendok penuh nasi ke dalam mulutnya, "Aku harus makan semua makanan enak di sini, aku khawatir kita tidak akan bisa makan dengan enak begitu memulai hari di desa."

Lost On Your Words (ID)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang