"Aku akan bermain ayunan!" Seru Irene ketika melihat sebuah ayunan kosong di dekat mereka. Hanya ada beberapa anak kecil di taman bermain hari ini, jadi mereka memanfaatkan mengunjungi tempat ini bersama Liam dan Reign.
Kedua pria kecil itu berlarian ke arah perosotan untuk bermain dengan anak lain. Jennie mengingatkan mereka agar berhati-hati, kemudian para wanita memutuskan untuk duduk di bangku yang terdapat di sebelah ayunan untuk mengawasi anak-anak.
Setelah menerima telepon dari Lisa sebelumnya, Jennie tak bisa berpikir dengan jernih mengetahui bahwa ayah dari Liam dan Reign itu sudah berada di negara ini. Lisa bertanya apakah ia bisa mengunjungi anak-anak sekarang dan tentu saja ia tak bisa menolak. Jennie mengiyakan, dan karena perasaan yang intens Lisa buru-buru mengakhiri panggillan seolah mereka berdua adalah anak berusia dua belas tahun yang baru saja mengakui perasaan satu sama lain.
Jennie tidak memberitahu teman-temannya mengenai ini, begitupun dengan anak-anaknya, pikirannya melayang jauh. Dia bahkan tak memikirkan akan bertemu Lisa lagi, namun Liam dan Reign adalah alasannya, ini untuk mereka. Mereka berdua memutuskan untuk fokus pada karir masing-masing terlebih dahulu, dan mungkin akan mencoba lagi jika perasaan mereka masih sama. Bagi Jennie, Reign adalah dunianya saat ini, ia tak perlu mencari seseorang yang mampu mencintainya lagi, ia hanya akan menunggu seseorang itu datang.
Satu tahun yang lalu, ia memikirkan Lisa dan memikirkan tentang dirinya yang tak yakin apakah Lisa akan menepati janjinya jadi Jennie tidak mengharapkan apapun, dan juga dia tidak pernah menyebutkan itu pada Lisa saat mereka berbicara meskipun Lisa mencoba berkomunikasi dengannya.
"Hari libur adalah yang terbaik dalam kehidupan orang dewasa, bukan begitu?" Ujar Irene sambil menatap Jennie. "Ruby Jane, kami mengobrol sejak sampai disini tapi kau sepertinya berada di dunia lain."
"Dia sudah seperti itu sejak menerima telepon dari... ayahnya." Chaeyoung mengernyit karena curiga.
Jennie memutar mata dan hanya menatap anak-anak. "Aku hanya memikirkan bagaimana reaksi Liam dan Reign jika Lisa muncul. Mereka jarang bertanya soal Lisa, tidak seperti sebelumnya."
"Aku tahu awalnya mereka akan merasa canggung. Mereka masih bayi saat Lisa pergi jadi ingatan mereka pasti samar-samar." Balas Irene.
Jennie bersandar kemudian menghembuskan nafas, hal itu mengundang tawa dari Chaeyoung. Wanita itu menampar lembut lengan Jennie sambil menutupi mulutnya dan terus tertawa.
"Ada apa?" Tanya Jennie.
Chaeng menatapnya dengan seksama, kemudian tersenyum. "Atau kau sedang memikirkan tentang dirimu sendiri, akan bertemu Lisa dalam beberapa hari. Anak-anak akan mudah teralihkan dengan mainan jadi tak akan sulit bagi Lisa untuk mendapat perhatian mereka kembali." Ucapnya sambil menaik-turunkan alisnya.
"Aku juga memikirkan itu!" Irene menunjuk Chaeng dan ikut tertawa.
Jennie berdecak, menggelengkan kepalanya. "Well, aku tidak memikirkan itu jadi berhentilah." Ia memperingati mereka dan menyilangkan lengannya, namun keduanya terus saja menggodanya. "Aku berharap Nayeon disini bersama kita agar aku memiliki seseorang yang bisa membelaku dari tuduhan palsumu!" Ketusnya.
"Itu bukan tuduhan palsu, itu sebuah kebenaran." Irene mengoreksinya. "tidak apa-apa, Jennie. Memang sudah lama sekali sejak kau bersama seseorang di atas kasur."
Jennie tersedak mendengar itu, sementara Chaeyoung tertawa lebih keras dari sebelumnya. Jennie mengedipkan matanya beberapa kali dengan wajah terkejut.
"Apa yang kau bicarakan? Kau terlalu jauh dari topik, Irene." Bentaknya, beberapa orang menatap mereka selagi tertawa dan saling membetak. Keduanya tidak berhenti menggoda Jennie sebab mereka menyukai reaksi wanita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost On Your Words (ID)
FanfictionIni adalah buku kedua dari LOST karya author @ManduLimario. Aku hanya menerjemahkannya ke Bahasa Indonesia.