Angin sepoi-sepoi mulai terasa dingin karena musim dingin telah tiba. Beberapa orang mengenakan jaket yang tidak terlalu tebal dan beberapa tidak. Kepulan dari mulut mereka menunjukkan bahwa salju akan segera turun.Bagi orang-orang yang menyukai musim dingin, ini adalah musim terbaik, tetapi bagi mereka yang tidak menyukai musim dingin, ini adalah yang terburuk. Sama seperti Somi yang berjuang untuk tidur di sebuah kamar kecil bersama tiga orang tahanan lain di dalamnya.
Selama setahun terakhir berada di sini, dia tidak pernah banyak bicara. Somi selalu berada di pojok dan tidak melakukan apa-apa, menunggu seseorang mengunjunginya. Ketika hakim menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara, dia benar-benar hancur dan mengalami gangguan mental. Dia sangat marah untuk mengingat Jennie dan tidak percaya bahwa sesuatu akan terjadi padanya secara tak terduga.
Sampai sekarang dia merasa benar-benar marah pada ayah Jennie dan Lisa karena menempatkannya dalam situasi ini. Dia sangat ingin memegang tangan putranya, menggendongnya dan bersama Liam sepanjang waktu, namun itu sangat mustahil untuk dilakukan. Dia hanya melihat Liam sekali setelah sebulan ditahan, dan tidak lagi bisa bertemu setelahnya. Mereka tidak mengizinkan anak-anak untuk tinggal dan mengunjungi penjara dengan usia tiga tahun ke bawah.
"Kau sudah menatap gambar itu selama dua jam," Salah satu tahanan berkata sambil memasukkan makanan ke mulutnya, "Aku tahu kau merindukannya tetapi hukumanmu hanya tersisa satu tahun lagi dan kau akan bebas. Kau beruntung hanya berada disini untuk waktu yang singkat sementara w-"
"Diam! Tiga tahun terlalu lama. Aku tidak pantas menerima ini. Pada dasarnya, mereka memiliki dendam padaku, itu sebabnya mereka melakukannya." kata Somi dengan gigi terkatup, dia menyeka air matanya sambil melihat foto keluarganya . Ulang tahun pertama Liam, mereka terlihat bahagia sampai kemudian suatu hari semuanya berubah menjadi hari-hari tergelap bagi Somi ketika Jennie muncul.
Kedua tahanan itu hanya terkekeh mendengar jawaban Somi, mereka sudah terbiasa dengannya. Somi terlihat sangat kurus dan stres, yang dia inginkan hanyalah melihat Liam dan Lisa mengunjunginya. Dia melihat kalender di sebelahnya, dia tahu bahwa Lisa sudah di Korea. Senyumnya kemudian mengembang bersamaan dengan kegembiraan mengetahui bahwa mantan tunangannya akan mengunjunginya dalam waktu dekat.
"Kau akan melihat mantan tunanganku mengunjungiku suatu hari nanti," Somi memberi tahu mereka dan mereka saling memandang. "Dia seorang ahli bedah dan dia masih peduli padaku."
••••
"Minggir!" gumam Jennie dengan marah sambil melirik Lisa yang ada di bawah selimut dan masih memeluknya agar mereka terlihat hanya satu orang. Dia mencoba untuk menyingkirkan tubuh Lisa darinya sebisa mungkin.
"Bagaimana caranya aku bisa keluar dari unitmu?" Lisa berbisik, dia berkeringat karena gugup.
"Itu salahmu. Kenapa kau tidak pulang?" Jennie balas mendesis dan mencuri pandang ke dapur, dimana Bobby dan ayahnya berada. Ayahnya membiarkan pintu terbuka untuk memeriksanya dari waktu ke waktu. "Gunakan saja balkonnya."
Lisa mendorong selimut dan duduk karena terkejut, "Apakah aku terlihat seperti spiderman?" Geramnya dengan nada suara rendah.
"Jennie.." Tuan Kim memanggil dan mereka mendengar langkah kaki.
Lisa menyelam kembali kedalam selimut, tapi kali ini dia berada di atas perut Jennie. Gadis itu menarik selimut dan mencoba yang terbaik untuk terlihat baik-baik saja.
"Y-Ya ayah?" Dia tergagap dan mencubit tangan Lisa ketika dia tidak sengaja mengenai luka Jennie.
"Apakah kau ingin makan di dapur atau haruskah kami memberimu sarapan di tempat tidur?" Ayahnya mengintip dari pintu. "Kau terlihat sangat sakit, setelah ini kau boleh istirahat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost On Your Words (ID)
FanficIni adalah buku kedua dari LOST karya author @ManduLimario. Aku hanya menerjemahkannya ke Bahasa Indonesia.