Part-7

19 17 6
                                    

Oliv kini sedang tidur di kamar apartmennya. Padahal jam didindingnya sudah menunjukan pukul tiga pagi, tapi mata Oliv masih terbuka sempurna.

Beberapa kali Oliv mencoba untuk memejamkan matanya, tapi tak bisa. Padahal jam delapan pagi nanti ia harus berangkat ke lokasi syuting.

Ini semua karena pertemuannya dengan Fino, dalam semalam ia jadi mengetahui beberapa kebenaran tentang Oliv dan Fino.

Flashback on.

Setelah menceritakan itu semua Fino dibuat bingung dengan ekspresi Oliv. Baginya ini pertama kali dalam hidupnya melihat seorang Olivia tertawa terbahak-bahak sampai wajahnya pun ikut memerah. Tapi ia juga merasa senang, karena yang membuat Oliv tertawa adalah dirinya.

"Hahaha.." tawa Oliv.

"Emang ada kejadian kayak gitu ya?" tanyanya sambil mencoba mengontrol tawanya.

"Iya" jawab Fino sambil tersenyum.

Beberapa detik kemudian Fino mengambil tangan kanan Oliv dan mengenggamnya dengan erat.
Oliv yang mendapat perlakuan itu langsung tersadar dari tawanya.

"Saat itu aku merasa kamu berbeda dari yang lain" ucapnya serius.

"Setiap aku melihatmu, jantungku berdetak tak karuan"

"Leo beberapa kali bilang ke aku kalo kamu nggak mungkin bisa kasih senyuman kamu ke aku"

Oliv hanya mendengarkan kata-kata Fino, rasanya saat ini ia sedang masuk ke negri dongeng, dimana sang pangeran mengatakan hal-hal manis yang berhasil membuat hatinya luluh.

"Tapi kata-kata Leo itu bohong" sambung Fino.

"Bukan cuma senyuman, bahkan tawamu kudapatkan hari ini"

Flashback off.

"Gue tau semua kata-kata itu bukan buat gue, tapi apa salahnya? Toh juga sekarang gue yang jadi Oliv" ucapnya sambil menatap langit-langit kamarnya.

Oliv lalu mengguling-gulingkan tubuhnya di atas tempat tidurnya.

Wajahnyapun beberapa kali ia pukul karena kata-kata Fino yang tak bisa lepas dari pikirannya.

Oliv lalu menghentikan aksinya. Sekilas ia ingat dengan cerita Fino tentang bagaimana Oliv bersikap tidak baik pada Fino.

"Jadi selama ini Oliv memperlakukan Fino nggak baik?"

"Dia sering ngomong kasar bahkan sering nyuekin Fino?"

Oliv lalu membayangkan bagaimana sedihnya Fino saat diberlakukan tak baik oleh Oliv selama ini.

"Mulai sekarang gue janji, gue bakal memperlakukan Fino sebaik mungkin"

Oliv berfikir ingin memberi tahu beberapa hal yang di ketahuinya dari Fino ke sahabatnya, Satria.

Oliv lalu bangun dari tempat tidurnya dan mencari ponselnya.

Setelah beberapa lama akhirnya ia menemukan ponselnya yang berada di dalam tas yang dibawanya tadi.

Oliv mencoba menyalakan ponselnya tapi sepertinya ponselnya itu low-bat. Ia segera berjalan menuju pengisi daya yang ada di dekat tempat tidurnya.

"Gue kasi tau besok aja kalik ya? Lagipula jam segini si Satria pasti lagi tidur" pikirnya.

Setelah mengisi daya ponselnya Oliv lalu merebahkan tubuhnya dan mencoba untuk tidur.

Walaupun susah akhirnya ia bisa tidur dengan senyum yang terbentuk dibibirnya.

Swapped SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang