22 Terlambat

727 174 14
                                    

Sepertinya baru dua lalu publik dibuat heboh dengan meninggalnya aktris cantik, Natalia Hardianto, yang meninggal dalam sebuah kecelakaan mobil, malam ini publik digegerkan dengan press conference dari pihak kepolisian yang menyatakan bahwa kecelakaan yang menimpa Natalia telah direncanakan. Sang supir truk yang sebelumnya sempat tak sadarkan diri selama beberapa hari, akhirnya menyerahkan diri ke kantor kepolisian dan menyatakan bahwa dia mendapat bayaran cukup besar untuk mencelakai aktris cantik yang merupakan putri salah seorang pengusaha paling ternama di Indonesia.

Senyuman miring penuh kemenangan muncul di bibir Aksara Gabriel Deandra saat Kapolres menyebutkan nama Adam alias sang mantan kekasih sebagai tersangka yang merencanakan pembunuhan Natalia Hardianto dengan alasan utama kecemburuan dan patah hati. Kini, Adam diminta segera melapor ke kantor kepolisian dalam waktu dekat, jika tidak dia akan masuk ke dalam daftar pencarian orang.

Konyol, kadang Aksa tak habis pikir. Bagaimana seorang pria bisa menjadi pemimpin dengan hati mellow seperti itu? Hanya karena wanita? Ya, Tuhan.

"Aksa, aku buat cokelat hangat. Kamu mau?"

Perhatian Aksa yang semula tertuju pada televisi beralih kepada gadis yang baru saja ke luar dari dapur, membawa secangkir besar cokelat panas yang baru dibuatnya. Gadis menggemaskan yang mengenakan piyama Hello Kitty berwarna merah muda. Seperti anak kecil.

Aksa menggeleng, tangannya meraih remot televisi dan mengganti siaran. "Sini, Sa. Temani aku nonton TV." Aksa menggeser posisi duduknya yang semula di tengah sofa.

Rissa menurut, gadis itu melangkah mendekati sofa dan meletakkan cangkir cokelat hangatnya di atas meja, kemudian beralih duduk di samping Aksa. Tangan Aksa melingkar di pundak Rissa dan Rissa tak lagi ragu menyandarkan kepalanya di bahu pemuda itu.

"Kamu mau nonton apa?" tanya Aksa, sesekali memainkan helai rambut Rissa.

Rissa menggeleng. "Gak mau apa pun. Cuma mau duduk doang, nemenin kamu."

"Udah ngantuk belum?"

"Tiga puluh menit lagi juga ngantuk."

"Ya, udah. Kalau kamu ketiduran juga gak apa-apa, nanti aku bawa ke kamar."

Tangan kanan Aksa sibuk mengelus puncak kepala Rissa, sementara tangan kirinya mengganti saluran televisi yang dia tonton. Entah di tayangan apa Aksa berhenti, tatapannya beralih kepada Rissa yang sepertinya belum ada sepuluh menit bersandar pada bahunya, sudah mendengkur halus.

Aksa terkekeh dan membiarkan Rissa tertidur lebih lelap selama beberapa menit sebelum bergerak, mengangkat tubuh gadis itu menuju ke kamarnya. Aksa membaringkan Rissa di ranjang tidurnya, gadis itu terlihat sangat lelah dan tidak terbangun sedikit pun. Senyuman muncul di bibir Aksa, dia mengecup pundak kepala Rissa sebelum menyelimuti gadis itu dan melangkah meninggalkan Rissa di kamarnya.

Setelah ke luar dari kamar Rissa, Aksa menutup pintu dan bersandar di bagian depan pintu tersebut. Pemuda itu memejamkan mata sekilas sebelum melangkah kembali ke kamarnya. Bergegas, karena terlalu banyak hal yang harus dia selesaikan.

🌹🌹🌹

"Aksara Gabriel Deandra. Mahasiswa. Ketua BEM. Lahir tanggal 12 April."

Ethaniel August Wijaya menghela napas mendengar penjelasan yang didapat dari seseorang yang dibayarnya khusus untuk mencari data-data tentang Aksa selama dua hari belakangan. Sial. Bahkan untuk seorang mahasiswa, data diri seorang Aksara Gabriel Deandra cukup sulit dicari. Pemuda itu tidak menggunakan sosial media, tidak menggunakan nama asli, mungkin. Yang ada hanyalah beberapa berita tentangnya di forum kampus. Hanya itu saja.

ArasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang