Please..Don't Go...

59 11 1
                                    


Sudah 2 tahun sejak kelahiran 2 malaikat kecil nan manis, Taehyung diharuskan pergi ke Eropa. Dengan dalih mengurus perusahaan ayahnya. saat itu, Taehyung bersikeras untuk menolak, tapi ayah nya sangat keras. Satu perintah dari sang ayah, tak bisa dibantah maupun ditawar-tawar. 

"Kim Taehyung, Daddy ingin bicara." Ayah Taehyung memanggilnya dengan tiba-tiba.

"Ada apa, Dad?" Taehyung datang sambil terburu-buru, jika ia telat semenit saja, sudah pasti di habisi dengan kata-kata yang menyakitkan, umpatan contohnya. 

"Kau, kemasi barang-barangmu. Kita pergi ke Eropa, hanya 10 tahun." 

10  tahun? Itu sangat lama! Taehyung tak mampu.

"Tapi itu terlalu lama, Dad." Taehyung mencoba untuk menolak.

"Tak ada bantahan, ini perintah mutlak!" 

"Lalu, bagaimana dengan Jimin? Apa Daddy tega memisahkanku dengannya?" Urat-urat leher Taehyung mulai nampak, ia sudah hampir tersulut emosi.

"Akan kutitipkan ke Jeon Jungkook, temanmu. Dan, aku akan menyuruhnya menjaga Jimin selama 10 tahun." 

"Aku tak mau! Jungkook suka ingkar janji! Ganti orang lain, cepat!" Taehyung tanpa sadar membentak ayahnya.

"Tidak bisa, sudah disepakati bersama. Kemasi kopermu, kita berangkat 2 minggu lagi." Ayah Taehyung meninggalkan nya dan berjalan tanpa perasaan, wajahnya masih terkesan jutek.

Taehyung meremat rambutnya kuat, ia tak bakal mampu untuk meninggalkan Jimin tercintanya. 

"Maafkan aku, Baby." Lirih Taehyung. Ia berjalan menuju kamar dan mengambil koper berwarna silver-nya. 

Memasukkan beberapa jas formal, baju harian, dan satu bingkai foto yang didalamnya ada foto Jimin, kedua anaknya yang baru lahir, dan dirinya yang sedang menangis haru. Ia mengusap foto itu sebentar dan memasukkannya kedalam koper silver itu. 


***

"Jimin-ah... Maafkan aku..., aku tidak bisa membantah perkataan Daddy." Taehyung meminta maaf dengan posisi badan yang sedang berlutut. Jimin agak terguncang, jadi ia hanya bisa menundukkan kepala dan menarik-narik jarinya hingga memerah.

Taehyung belum melihat reaksi Jimin, ia mendongak dan memperhatikan jari-jari si manis yang mulai memerah dan hampir berdarah akibat di tekan dan diremat terlalu kuat.

"Berhenti memain-mainkan jarimu, lihat, sudah berdarah." Taehyung menarik jari Jimin dengan paksa dan mengemutnya agar darahnya tak mengalir lagi. 

"Kau jahat, kenapa kau menuruti perkataan Daddy mu? Sesekali membantah, apakah tidak bisa? Atau, kenapa kau tak memintanya untuk membawaku ikut serta?" Jimin menatap Taehyung dengan tatapan tajam miliknya.

"Tidak bisa, itu perintah mutlak dari-nya. Aku tak bisa membantahnya, sekali membantah, hubungan suami-istri yang sedang kita jalani akan hancur, dalam kata lain kita harus berpisah. Tolong berhenti memain-mainkan jarimu, jangan menarik-narik jarimu, itu membuatmu sakit." Taehyung menarik jari itu lagi dan mengemutnya.

"Lepaskan, jangan mengasihaniku." Jimin menarik tangannya dengan kasar, mengakibatkan jarinya tak sengaja tergigit oleh gigi Taehyung.

Jimin meringis dan diam seperti semula, ia berdiri dan pergi ke kamar si kembar. Ia memeluk kedua putra-putri nya dan mengucapkan kata-kata manis, membiarkan Taehyung yang sedang memperhatikannya dengan mata yang memelas. 

Jimin menaiki ranjang dan bersiap tidur. Hatinya gelisah, dadanya berdegub kencang. 

Taehyung tidur disebelah Jimin, ia membelai daun telinga milik Jimin dan membisikkan kata-kata yang bisa membuatnya terangsang, dirty talk.

Jimin membelalakkan matanya dan mencubit pinggang Taehyung dengan kuat. Yang dicubit malah terkekeh, segera ia mencium dan melumat bibir plum itu dengan tanpa nafsu. Jimin meronta-ronta agar Taehyung melepaskannya. 

"Takkan kubiarkan kucing manisku ini lari, diamlah, terima segala sentuhanku, aku tahu, aku tahu semuanya. Lihat, disini sedang ribut." Taehyung menunjuk dada Jimin yang berdegub kencang. 

Jimin sangat ingin memukul pipi Taehyung karena merasa jengkel.

"Kau ingin menamparku?" Jimin membelalakkan matanya, kenapa Taehyung bisa tahu?

"Tanganmu, tanganmu terkepal dengan kuat. Kau ingin memukulku, 'kan?" Sial, Jimin makin dibuat emosi.

"Sudah, mari bermain sekarang." Taehyung mengunci kedua tangan Jimin menggunakan tangan kekarnya.

"Tdiak, aku tidak mau bermain." 

"Sstt, diam. Kau mau menerimanya saja atau mau aku bermain kasar dengan tubuh mungi ini?" Jimin mendesah pasrah, tangannya sudah ditekan terlalu kuat oleh tangan-tangan Taehyung.

"Lepaskan tanganku, tanganku sangat perih." Jimin mencoba melepaskan tangannya.

"Maafkan aku. Jadi, mau bermain sekarang?" Jimin mengangguk dengan pelan, ia sangat ragu sebenarnya. 

"Baiklah, mari bermain sekarang."

***

Tbc

Segini aja, untuk lanjutannya, silahkan dibayangkan sendiri:>

makasih untuk dukungan selama ini. see you~

writed[2021-08-08]

revisi[2021-11-18]

Vmin Fanfiction : Don't Go Kim Taehyung [END✔] [DON'T GO THE SERIES 1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang