oh ya, jangan lupa baca seri kedua dan yg terakhir yaa, soalnya biar nyambung semua cerita:)
yah seperti potongan puzzle jika digabungkan:)***
"Hyeong, taruh saja Ji Hyun nya, kau istirahatlah. Kasihan janin mu itu." Jimin mengomeli Seokjin yang betah menggendong Ji Hyun.
"Jim, aku hanya menghibur diriku. Aku tak memaksakan diri, tapi ini untuk menghibur batinku yang Vacantly (Hampa)," Seokjin menaruh Ji Hyun dan meregangkan tubuhnya yang agak kaku.
"Huh..., aku serius hyeong, kau sangat memaksakan pada dirimu. Tolonglah, jangan seperti ini," Jimin mencoba untuk membujuk Seokjin agar yang lebih tua bisa istirahat sejenak.
"Baiklah, aku akan beristirahat hari ini, dan besok jangan pernah menghentikanku untuk melakukan apa saja yang akan kulakukan, paham?" Jimin mengangguk, ia sudah hafal apa saja kelakuan Seokjin ketika dirinya merasa hampa.
"Yoonie-yaa, kau sangat menggemaskan. kenapa kau sangat mirip dengan daddy mu eoh? kenapa hanya Ji Hyun yang mirip dengan Mommy, eoh?" Jimin mengajak bicara balita yang berusia 6 bulan itu.
"Euumm, mmm, heeumm!" Seakan-akan mengerti apa yang ibunya bicarakan, bayi kecil itu mengoceh tak jelas. Jimin tersenyum lebar, segera ia merekam bayinya yang masih mengoceh dengan kamera ponsel. Ia berniat untuk membuat film pendek yang berisi pertumbuhan kedua bayi kembarnya.
"Duhh, kenapa kau sangat imut dibandingkan dengan Mommy mu ini, eoh? Kau nakal, sudah berhasil mengambil keimutan Mommy," Jimin berakting marah.
"Heeumm, mmm, uuuu" Bayi itu kembali mengoceh. Jimin yang dari tadi mencemberutkan bibir nya kembali tersenyum serta tertawa ketika mendengar bayi nya mengoceh dengan nada yang tinggi.
"Ji Hyunie-yaa, kau lapar,Huh? Sini, nak. Ayo minum susu mu ini," Jimin menyingkapkan bajunya hingga terpampang jelas nipple berisinya. Kedua bayi melahap dengan rakus pada nipple Jimin yang sedang menunggu.
"Hahaha, kalian lucu. Kenapa kalian bisa se-agresif ini eoh?" Jimin terkikik kecil ketika melihat kedua bayinya melahap nipple nya rakus dan meremat bajunya erat.
Jimin menatap langit-langit rumah dengan senyum tipis, ia merindukan belahan hatinya. andai saja, Taehyung tak perlu ke eropa untuk menjalani bisnis sang ayah disana.
Ia merasa dirinya adalah orang tua tunggal kali ini, yah Taehyung hanya bisa memberikan doa yang terbaik untuk anak-anaknya dan Jimin.
***
"Ji Yoonie-yaa, kenapa kau sangat menggemaskan di mata orang lain, eoh?" Seokjin menatap Ji Yoon dengan gemas.
Pasalnya, Ji Yoon sedang melihat mainan yang digantung di dinding dan mengoceh tak jelas ketika mainannya bergerak karena digoyangkan oleh Seokjin. Seokjin tambah gemas ketika Ji Yoon mengoceh lebih panjang lagi.
"Jimin-ah! Kurasa Ji Yoon sangat mirip denganmu, lihat. DIa suka sekali mengoceh tak jelas." Seokjin menatap Punggung Jimin yang sedang mencuci dot milik Ji Yoon serta Ji Hyun.
"Iya kah?! Kurasa tidak, tuh" Jimin membela dirinya, ia malu ketika ada yang memanggilnya "Suka Mengoceh".
"Loh, bener kok. Kau suka mengoceh ketika sedang mengambek, lalu kau juga suka mengoceh ketika kesal, juga, kau suka mengoceh ketika membaca beberapa novel," Seokjin terkikik.
"Ya ya ya, aku mengalah. Hyeong, kau lebih baik diam daripada aku terus mengoceh," Jimin mengibaskan botol dot dengan kasar.
"Hahaha, Yoonie-yaa, mommy mu sangat menggemaskan bukan? Lebih baik ketika kau besar nanti, kau harus membuat Mommy mu mengoceh tak jelas seperti tadi, Hehehe" Seokjin menyengir ketika melihat Jimin menguping dari ujung meja pantry.
***
Udah, udah. Capek kalau ngebuat satu chapter banyak adegan sweet-sweet mulu.
Udah ya, see u.
[write]2021-10-24
[republished]2021-11-24
KAMU SEDANG MEMBACA
Vmin Fanfiction : Don't Go Kim Taehyung [END✔] [DON'T GO THE SERIES 1]
FanfictionSejak kelahiran 2 malaikat kecil nan manis, Taehyung diharuskan pergi ke Eropa. Dengan dalih mengurus perusahaan ayahnya. saat itu, Taehyung bersikeras untuk menolak, tapi ayah nya sangat keras. Satu perintah dari sang ayah, tak bisa dibantah maupun...