Kini Ji Hyun dan Ji Hyun telah beranjak remaja. Mereka berdua sedang duduk berdampingan didepan laptop, menunggu hasil.
"Jantungmu berdetak cepat, ya?" Tanya Ji Hyun pada sang kakak.
"Yeah, sangat kencang." Ji Yoon terkekeh pelan.
"Sudah mau pembukaan, ayo siap-siap." Ucap Ji Hyun ketika melihat nama pembina OSIS muncul di task board.
"Selamat pagi para calon OSIS, saya guru Kim Moon-So selaku pembina OSIS. Salam kenal semua, kuharap kita semua bisa bekerja sama dengan baik." Pak Kim menundukkan kepala diikuti oleh para calon anggota OSIS.
Tak ada yang menyangka bahwa pemilihan ketua OSIS alias pemilihan ketos bisa membuat adrenalin mereka menanjak tinggi. Semua anggota calon sangat menunggu dengan sabar, semuanya ada di tangan pembina OSIS dan juga di tangan wakil kesiswaan.
"Baik, kami sudah memutuskan nya dengan kepala sekolah juga dengan guru wakil kesiswaan. Sekarang, kita akan menunjuk beberapa pengurus inti dan juga memilih koordinator untuk semua bidang. Harap sediakan kertas atau buku catatan dan juga pena untuk mencatat semua apa yang kita bahas disini." Suara Pak Kim mulai terdengar. Semua yang mengikuti kegiatan online itu mulai menyiapkan alat tulis.
Inilah momen yang mendebarkan, momen yang terbaik, momen yang tak akan dilupakan.
***
"Apakah kalian sudah siap untuk mendengar keputusan dewan pembina?"
"Sudah!" Semua audio bersuara secara bersama-sama.
Ji Hyun dan Ji Yoon yang saat itu mendaftarkan diri sebagai calon ketua OSIS mendengarkan dengan seksama. Tak ingin menghabiskan banyak waktu, sang guru pembina mulai membuka audio nya.
"Baik, untuk posisi ketua OSIS akan ditempati oleh..." Jeda pendek diberikan untuk memberikan kesan mendebarkan.
"Kim Ji Yoon!" Audio guru pembina meledak. Ji Yoon yang sedang mengenakan earphone langsung menjauhkan alat itu dari telinganya.
"Apa? Aku tak salah dengar, 'kan?" Mulut Ji Yoon berkata tanpa adanya suara. Ji Hyun yang mengerti hanya bisa menganggukkan kepala dan tersenyum lebar.
"Jinjja?!" Tanpa sadar Ji Yoon berteriak ketika audio nya sedang menyala.
"Audio mu menyala, kak." Ingat Ji Hyun pada kakak nya.
"Maafkan aku, teman-teman serta guru-guru." Ji Yoon menundukkan kepala nya berkali-kali.
Dirinya sedang senang kali ini. Tak bisa dibayangkan olehnya.
Jimin yang mendengar kabar dari Ji Hyun langsung menghampiri putra sulung nya. Tak bisa dipungkiri bahwa anaknya bisa mendapat suara terbanyak untuk menjadi seorang calon ketua OSIS.
"Kim Ji Yoonie mendapatkan suara sebanyak 80 persen, itu lumayan banyak." Jelas pak Kim.
"Dan, sekarang waktunya melihat siapakah yang menjadi wakil ketua OSIS."
"Wah, kalian memang benar-benar ditakdirkan untuk menjadi kandidat yang kuat. Sang wakil ketua OSIS adalah..." Pak Kim memberikan jeda lagi, membuat semua peserta rapat online itu merasa mendebarkan.
"Kim Ji Hyun!" Audio pak Kim meledak lagi. Ji Hyun membekap mulutnya, ia menatap mata Jimin dengan mata yang hampir setengah melotot. Jimin pun membekap mulutnya kuat-kuat.
Gestur mulut Ji Hyun dan Jimin seakan-akan membicarakan, "Apakah itu benar? Tak salah dengar, 'Kan?"
Ji Yoon berdecak kagum, ia merasa bahwa dirinya dan adiknya memang punya kelebihan.
Ketiga anggota keluarga kecil itu berpelukan erat bersama.
"Alasan kami memilih Ji Hyun bukan hanya karena hasil pemungutan suara. Namun, kami memilihnya karena ia juga memiliki kinerja yang bagus, kepintaran yang memuaskan, dan sepertinya ia bisa dipercaya. Sekian dari hasil pemilihan wakil dan ketua. Mungkin, kami beserta kepala sekolah ingin meminta waktu lima belas menit untuk berdiskusi lagi. Apa kalian keberatan?" Semua layar menampilkan wajah-wajah peserta rapat yang sedang menggeleng.
Pak Kim mengangguk dan meminta izin untuk mematikan audio. Semua para peserta rapat menutup fitur video dan juga audio. Melepaskan semua rasa berat di dada, dan beristirahat sebentar.
***
Ji Hyun berlari kearah Jimin yang sedang menunggu mesin pencuci baju berhenti. Jimin menanyakan ada apa kepada putri keduanya.
Ji Hyun menjawab dengan gestur mulut, Jimin kembali melotot. Ji Hyun berteriak dalam diam, membiarkan sang ibu terdiam.
"Apakah itu benar?"
"Iya, Mommy-ku~ Itu benar. Jika kak Ji Yoon menjadi ketua OSIS, akupun harus menjadi dibawahnya. Aku wakil utama alias wakil satu!" Ji Hyun menaikkan intonasi. Jimin memeluk putrinya karena merasa bangga.
Jika saja ada Taehyung disisi mereka, mereka akan berbahagia bersama. Sayangnya, mereka harus mengirim surat yang mungkin saja tak akan dibalas. Taehyung sudah tak pernah mengabari sejak 5 tahun setelah kepergiannya ke Eropa.
***
Hi? Sorry, I wrote a little.
By The Way, author mau nanya nih. Kalian kalau baca update dari author tuh biasanya jam berapa?
Dijawab, ya? Itu akan membantu author untuk menyesuaikan waktu untuk update sesuai jam aktif kalian.
Kalau banyak pilihan, author bakal milih yang memiliki suara terbanyak.See u
2021-11-24
KAMU SEDANG MEMBACA
Vmin Fanfiction : Don't Go Kim Taehyung [END✔] [DON'T GO THE SERIES 1]
Fiksi PenggemarSejak kelahiran 2 malaikat kecil nan manis, Taehyung diharuskan pergi ke Eropa. Dengan dalih mengurus perusahaan ayahnya. saat itu, Taehyung bersikeras untuk menolak, tapi ayah nya sangat keras. Satu perintah dari sang ayah, tak bisa dibantah maupun...