Page 6

1.5K 252 33
                                    

Entah sudah hari ke berapa aku berada di tempat ini, di rumah sakit. Sekarang aku tidak lagi menghitung. Karena aku tak tau kapan aku bisa keluar dari sini. Ayah dan ibu hanya bilang aku boleh pulang jika aku sudah sembuh betul.

Sudah lama juga aku tidak masuk sekolah. Aku jadi merindukan sekolah dan teman-temanku, terutama Jaemin. Jaemin pasti sangat kesepian harus duduk sendiri karena aku tak masuk sekolah.

Ayah dan ibu bilang, aku bisa keluar dari sini ketika sudah sembuh, tapi aku tidak yakin. Semakin hari, tubuhku rasanya semakin sakit saja. Aku juga lebih sering mimisan, bahkan kemarin darahnya hampir memenuhi bagian depan baju rumah sakit bergambar dinosaurus yang menjadi favouritku. Kemarin badanku sampai lemas sekali, bahkan aku juga diberi transfusi darah. Aku sudah seperti vampir saja.

Sekarang tubuhku sudah membaik dan aku ingin berjalan-jalan, tapi ibu terus melarang karena takut aku mimisan lagi seperti kemarin. Aku menurut saja pada ibu, aku juga tak ingin sakit dan membuat ibu sedih.

CKLEK!

Pintu kamar rawatku dibuka, muncul wajah seorang wanita yang aku kenal.

Itu Irene-seonsaeng, wali kelasku di sekolah.

"Ssaem!" pekikku senang, sekaligus kaget.

Bagaimana Bu Irene bisa tau aku disini?

Ibu segera bangkit dari duduknya, mempersilahkan Bu Irene masuk dan mengijinkannya mendekati ranjangku.

"Bu Guru, bagaimana ibu tau aku sembunyi disini?"

Bu Irene tertawa. Cantik sekali memang guruku ini. Dia juga baik, walau suka marah tapi tetap saja dia itu baik.

"Tentu saja ibu harus tau dimana murid-murid ibu berada. Biar ibu bisa mengawasi mereka agar tidak nakal"

Aku terkekeh dan mengangguk.

"Jeno, ibu punya kejutan untukmu"

"Benarkah?" aku tanpa sadar memekik senang.

Guruku yang cantik itu mengangguk. Beliau kemudian berjalan menuju pintu dan membukanya kembali.

Tepat ketika pintu dibuka, wajah-wajah yang aku rindukan mulai bermunculan.

Itu teman-temanku!

"Teman-teman!" aku memekik senang, lalu reflek mengubah posisiku berbaring menjadi duduk.

"JENOOOOO! KAMI MERINDUKANMUUUU!"

Aku tertawa. Aku senang sekali sampai rasanya ingin menangis saja. Tak menyangka aku bisa melihat teman-temanku di tempat ini.

"Bu Guru, Jeno sakit apa?"

Yang bertanya itu namanya Haechan, dia anak yang periang dan cerewet sekali. Ia selalu ingin tau tentang banyak hal.

"Jeno hanya sakit demam biasa, kalian doakan agar Jeno cepat sembuh ya" Ibu menjawab pertanyaan Haechan.

"Hanya demam kenapa lama sekali? Biasanya aku hanya dua atau tiga hari saja ketika demam" kali ini Renjun yang bertanya, si mungil yang galak di kelasku.

Aku ingin sekali menjawab pertanyaan mereka, memberitahu bahwa aku sakit parah dan sepertinya akan segera mati. Tapi aku tak ingin membuat teman-temanku sedih.

"Ish! Lebih baik kalian diam saja, jangan banyak tanya. Kalian hanya membuat Jeno sedih" Hina, temanku yang berasal dari Jepang memukul lengan Renjun. Bermaksud menyuruh Renjun berhenti bertanya.

Di ujung ranjang, di samping ibu, aku melihat Jaemin. Jaemin menundukkan kepala.

Eh? Tapi punggung Jaemin bergetar.

"Jaemin? Kau menangis?"

Hyunjin, yang berada di samping Jaemin sedikit menunduk untuk melihat Jaemin. Memastikan apa temannya itu sedang menangis atau tidak.

"Kau bilang kau merindukan Jeno, kita sudah bertemu dengan Jeno. Tapi kenapa kau menangis?" Felix tiba-tiba saja panik melihat temannya menangis.

"Jeno.. jangan mati. Aku tidak suka duduk sendiri di kelas"

Jaemin akhirnya bersuara, membuat semua yang ada disana terdiam.

Aku hanya bisa tersenyum tipis. Sepertinya Jaemin sudah tau dari ayahnya tentang sakitku. Ayah Jaemin adalah Dokter Choi, kebetulan sekali Dokter Choi adalah dokter yang merawatku disini.

"Jeno akan mati?" pertanyaan Bomin membuat suasana semakin hening.

"Sayang, Jeno tidak akan mati. Jeno hanya sakit demam biasa. Sebentar lagi dia akan sembuh dan akan segera bermain bersama kita lagi"

Suara Bu Irene memecah keheningan. Dapat kulihat ibu yang meneteskan air mata lalu berjalan cepat meninggalkan kamarku.

Aku tersenyum lebar. Semoga mereka percaya kalau aku baik-baik saja jika melihatku tersenyum lebar seperti ini.

"Teman-teman, jangan takut, aku tidak akan mati. Kalau pun aku pergi, aku akan tetap hidup. Aku akan hidup di hati kalian selama kalian tidak melupakanku"

.

.

.

15 April 2012

Aku senang sekali hari ini! >_<

Teman-temanku datang ke rumah sakit untuk menjengukku. Aku sangat merindukan mereka, aku ingin kembali bersekolah dan bermain bersama mereka. Tapi apa mungkin?

Semakin hari, badanku semakin sakit saja. Jalan-jalan sedikit saja sudah membuat tubuhku lelah sekali.

Tuhan, aku ingin sembuh. Aku ingin bersekolah lagi. Aku tidak suka sakit seperti ini.

Tolong ya, Tuhan. Bantu aku sembuh.

.

.

.

TBC

Masih inget kan sama Jeno kecil? Hehehe

Maaf ya aku lama banget nelantarin cerita ini :(

Semoga kalian sukaaaa♥️

Dear God (Untuk : Tuhan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang