N/N 🌺3

11 4 0
                                    

Nei menatap sendu pada kertas ulangan harian miliknya. Ia sudah menduga nilainya akan remedial.

" Nilai  11 IPA 4 mengalami peningkatan yang cukup pesat.  Tapi ada 1 nilai yang membuat saya sangat terkejut" ucap Bu Olivia (guru bahasa Indonesia).

Siswa siswi pun mengeryit, mencoba menebak-nebak siapa yang dimaksud oleh Bu Olivia.

    "Janeisha" spontan satu kelas melihat kearahnya dengan tatapan yang seolah-olah mengatakan tidak mungkin

"Ibu tahu, kalian pasti  sulit mempercayainya. Nilai Janeisha dibawah KKM"  ucapan Bu Olivia membuat Nei semakin menunduk.

    "Janeisha, setelah jam pembelajaran berakhir segeralah temui ibu di kantor. kau akan mengadakan ulangan untuk mencapai KKM" setelah mengatakan itu, Bu Olivia pamit dari kelas tersebut.

🌺🌺🌺

Jika gadis yang satunya sedang sedih, berbeda dengan gadis ini. Setelah mendengar kabar yang menurutnya sangat menggembirakan. Ia tidak henti-hentinya berlari.

"Pokoknya berita ini harus dirayakan" terimakasih Nei, akhirnya Lo lakukan apa yang gue minta   sambung gadis itu dalam hati.

Siapa lagi gadis itu jika bukan Neeta. ia baru saja mendapat laporan dari salah satu teman sekelas Nei, kalau nilai ulangan hariannya buruk. Tentu saja ia senang bukan main.

"Setelah ini, gue yang akan disanjung siswa-siswi karena nilai gue yang bagus. Sementara itu, Janeisha akan diejek" gumam Neeta senyum-senyum sendiri.

🌺🌺🌺🌺

Setelah melakukan remidi, Nei pun pulang ke rumah.

Baru saja membuka pintu, ia sudah disambut oleh Austella.

"Akhirnya kamu pulang juga, nak" Austella tersenyum lembut yang dibalas senyum tipis oleh Nei.

Nei melihat kembarannya yang sedang asyik menonton. Gadis itu hanya menoleh sebentar ke arahnya kemudian kembali fokus pada apa yang ia tonton di TV.

    "Yuk makan" ajak Austella pada putrinya itu.

"Neeta, ayo makan" ajak Nei.
Neeta tidak menggubris perkataan kembarannya itu.

    "Gak usah peduliin dia" ucap Austella.

"Maaf ma, tapi Nei akan makan kalau Neeta juga ikut makan" lirih Nei.

    "Gausah sok baik Lo Nji*g" bentak Neeta dan pergi ke kamarnya.

Nei menghela napas gusar.
"Tuhkan, mama bilang juga apa. Gausah peduliin Neeta. Dia itu makin hari makin kurang ajar" ucap Austella kesal.

    "Gak bisa gitu ma. Gimanapun Neeta adalah saudara aku" ucap Nei sendu. Austella mengalihkan pandangannya kearah lain. Ia juga terpaksa melakukan itu.

🌺🌺🌺

"Halo"

    "........"

"Kapan kamu akan pulang. Rasanya aku tak sanggup menghadapi mereka sendirian"

    "......."

"Jaga dirimu baik-baik. Aku mencintaimu"

    "......"

Wanita beranak dua itu mematikan ponselnya lalu menghela nafas gusar.

"Cepatlah pulang suamiku, situasinya sudah tidak terkendali" gumam wanita itu yang diyakini adalah Austella.

🌺🌺🌺🌺🌺

"Hiks.... Bagaimana ini. Aku takut mama kecewa hiks...." Janeisha menangis dimalam hari. Untung saja kamarnya itu kedap suara, jadi tidak akan ada yang mendengar tangisannya.

"Maafkan Nei, mama. Maaf karena Nei sudah mengecewakan Mama. Nei gak bisa membanggakan mama sama Papa" lirih Nei.

Sementara itu di ruangan sebelah, lebih tepatnya kamar Neeta.

"Pasti Nei lagi nangis di kamarnya, hihihi. Kacian deh" gumam Neeta dengan nada mengejek.

"Sia sia Lo nangis Nei. Lo udah mulai masuk kedalam roda kekuasaan Neeta. Gue ratunya dan Lo babunya. Jadi ikuti saja permainannya" gadis itu tersenyum miring.

Senyuman licik terbit di wajah gadis itu. Ia mulai berjalan keluar dari kamarnya, dan berhenti tepat di depan pintu kamar saudara kembarnya.

Tok tok tok
Jari-jari lentiknya mengetuk pintu kamar saudaranya.

Sebentar

Neeta mendengar sahutan dari dalam kamar itu. Tidak lama Nei keluar dengan wajah sembabnya. Gadis itu langsung tersenyum, ia tidak ingin membuat orang lain menghawatirkan dirinya.

Mimik wajah Neeta yang biasa saja, namun berbeda dengan hatinya. Ia seakan merasa sakit ketika melihat wajah saudara kembarnya yang sembab. Dan itu semua adalah ulahnya. Ia sadar itu, namun ia bisa apa.

"Masuklah" ajak Nei pada kembarannya itu.
Neeta pun masuk.

Neeta mendudukkan tubuhnya pada sofa di kamar itu. Ia menatap sekeliling kamar Nei.

    "Kamar ini jadi saksi bisu perjuangan Lo, Nei. Perjuangan Lo untuk bisa membuat kedua orangtua kita bangga. Dan dengan teganya gue nyuruh Lo untuk melakukan hal yang salah" ucap Neeta menatap manik mata Nei.

Neeta semakin merasa bersalah kala melihat wajah saudaranya yang tersenyum. Senyum yang menutupi kesedihannya.

    "Tapi ini semua diluar kendali gue Nei. Lo tahu kan gue gimana. Gue muak sama sikap mama sama gue. Gue juga mau disayang, sama seperti Lo. Lo beruntung Nei. Lo dapetin apa yang Lo mau. Kasih sayang  ? Ada, Lo dapetin itu. Gue bahkan dilarang untuk sekedar via telepon dengan papa. Lo disiapin bekal sama mama. Lo bebas tiduran di pangkuan mama.  Di sekolah ? Lo selalu disanjung guru-guru. Disanjung siswa-siswi. Banyak cowok yang rela bertekuk lutut sama Lo, hanya untuk mendapat cinta dari Lo, Nei. Lalu gue, apa yang gue punya. Gak di rumah gak di sekolah, gak ada yang menginginkan keberadaan gue. Mereka hanya ingin gue lenyap dari muka bumi ini. Lo selalu punya hal yang bisa Lo tonjolkan. Sedangkan gue, gue kekurangan Nei. Bolehkan gue berasumsi, gue merasa Tuhan jahat sama gue. Dia nggak adil. Dia terlalu sibuk menciptakan makhluk yang sangat sempurna seperti Lo, dan dia mengabaikan makhluk ciptaan-Nya yang lain , yaitu gue. Lo sempurna Nei, sedangkan gue, gue cacat" Neeta mengeluarkan semua unek-uneknya.

Mendengar ucapan Neeta, Mei langsung membawa Neeta kedalam dekapannya.
"Shut..., Jangan berpikir seperti itu Neeta.  Mama sayang sama kamu, papa juga sayang sama kamu. Begitupun aku, sungguh aku tidak pernah ada niatan untuk menjadi lebih baik dari kamu. Mama bersikap begitu, karena lagi banyak pikiran aja. Papa mungkin lagi banyak kerjaan makanya mama larang kamu buat telepon papa. Jangan merasa kalau Tuhan tidak adil sama kamu. Tuhan tidak pernah bersikap tidak adil. Dan perlu kamu tahu, tidak ada manusia yang sempurna. Karena kesempurnaan hanya di miliki oleh-Nya. Setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan.  Kelebihan dan kekurangan itu sejalan. Jika kita mempunyai kelebihan, pasti kita juga memiliki kekurangan. Hentikan pemikiranmu itu, Tuhan itu Maha adil " Nei tak henti-hentinya mengusap Surai hitam milik adiknya itu.

    "Tapi apapun itu, biarkan semuanya berjalan seperti ini. Gue mohon" Mohon Neeta.

TBC.......

Sabtu, 31 Juli 2021

NEI OR NEETA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang