Rasanya nostalgia saat berdiri disini. Aku menunggu Akira yang akan pulang sekolah. Ia memintaku menunggunya, lalu singgah di kafe dekat sini.
Baru bulan lalu aku lulus dari sini, tapi ingatan tentang kebersamaanku dengan Akira terlintas di pikiranku.
Kisah cinta senior dengan junior di SMA. Selisih usia kami satu tahun. Perbedaan yang tak cukup mencolok.
Aku melihat jam tangan, sekarang pukul tiga, tetapi cuacanya cukup bersahabat. Tak ada tanda akan turun hujan.
Banyak siswa-siswi memberi salam kepadaku. Memberikan rasa hormat kepada senior-nya. Tidak pun juga tak apa.
Dari kejauhan aku melihat senyuman Akira. Dia pulang bersama gadis yang kemarin. Sepertinya, mereka teman akrab.
"Sora!"
Akira melambaikan tangan memberi isyarat "sebentar saja". Mungkin sedang ada urusan dengan teman gadisnya itu.
Lalu, dia berlari ke arahku.
"Ayo!"
"Apa teman-temanmu tidak ikut?"
"Tidak kok, katanya mereka sedang sibuk."
Kami segera menuju kafe yang biasanya kami kunjungi. Sangat dekat dengan sekolahan kami.
Nostalgia kedua kalinya saat memasuki kafe. Sudah lima bulan kami tak kesini. Biasanya hampir seminggu empat kali kami kesini.
Lima bulan yang lalu, kami persiapan ujian. Jadi, tak sempat untuk acara seperti ini.
"Kau pesan apa, Sora?"
"Hmm.... Apa ya?"
"Aku chocomatcha pancake dan tutty frutty squash."
"Kalau begitu, aku pesan blended milk-coffee saja."
"Hanya minum?"
"Kebetulan, tadi siang aku sudah makan di rumah."
"Jadi begitu."
Saat ini aku agak kenyang, mungkin roti irisan seperdelapan saja tak kuat. Kuputuskan untuk minum saja.
Menu yang dipesan sedang disiapkan. Kami mengobrol sebelum makan.
"Bagaimana tadi?"
"Sekolah?"
"Iya."
"Hmm, biasa saja."
Biasa saja? Ya, itu jawaban yang menarik. Memang ada benarnya kalau sekolah itu adalah hal yang biasa saja.
"Hmm.... Sora?"
"Iya?"
Ada apa dengan atmosfer canggung ini?
"Untuk yang kemarin.... Aku minta maaf."
"Sudahlah tak apa. Tak perlu dipikirkan lagi. Aku juga merasa bersalah telah membuat naik pitam."
Obrolan yang sedikit berat. Membicarakan hal yang telah terjadi kemarin. Pantas saja agak canggung.
Makan bersama, kencan dan segala hal bersamamu berasa sangat-sangat menyenangkan.
Aku ingin waktu membeku sekarang juga, agar aku dapat menikmati kesenangan ini bersamamu lebih lama lagi.
Sungguh rasa yang penuh dengan nostalgia. Aku akan selalu mengingatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
14 Days Left Before Dies
Short StoryJuunichi Sora (19), remaja yang baru saja lulus sekolah menengah mendapat kabar bahwa gadis yang dekat dengannya tidak akan bisa hidup lebih lama lagi. Hinakawa Akira (18), gadis yang lebih muda satu tahun dari Sora akan meninggal dalam 14 hari lagi...