Namaku Juunichi Sora, aku lahir pada tanggal 11 November 2002. Aku suka menulis, karena hal itu aku bergabung dengan klub literasi bahasa.
Kehidupanku biasa-biasa saja. Tak ada yang istimewa. Keluargaku juga biasa-biasa saja. Tapi, aku menyayangi mereka.
Aku belum menemukan cahaya untuk menyinari kehidupan suramku ini. Aku berharap cahaya itu mendatangiku. Memang terkesan seperi pemalas. Tentu saja!
Aku seorang yang pemalas, nilaiku juga pas-pasan. Sulit dibanggakan. Memang begitulah apa adanya.
Disaat aku mengharapkan cahaya, disaat itu juga datanglah sebuah cahaya.
Kehidupanku perlahan mulai berubah karena sebuah pengakuan cinta.
"Hmm...."
"Ada apa?"
"Aku.... Menyukaimu!"
"Sungguh? Baiklah!"
Namanya, Hinakawa Akira. Junior yang lebih muda satu tahun dariku. Setinggi pundakku, rambut poni dengan kuncir, dan kepribadian yang cukup bertolak belakang denganku. Kebetulan, dia juga satu klub denganku.
Aku tak tahu alasan ia menyukaiku, tapi aku menerimanya sebagai pasanganku.
Pasti selalu ada lika-liku yang menyulitkan jalannya hubungan kami. Sempat shock juga karena Akira pernah didamprat gadis seangkatanku.
Ternyata, Mirai Yuna menyukaiku. Namun, aku tak mengetahuinya. Jadi, itu kesalahanku. Bukan kesalahan Akira. Lalu kuluruskan permasalahan itu sampai selesai.
Akhirnya, memang tak bisa selesai dengan mudah. Masih ada rasa canggung diantara kami bertiga. Jelas, sangat jelas.
Interaksiku dengan Mirai Yuna yang sebelumnya normal walaupun jarang. Kali ini benar-benar nol. Nihil, tak ada interaksi sama sekali. Sangat-sangat berbeda daripada sebelumnya.
Berpikir bahwa aku gagal, sebenarnya tidak. Itu sudah telanjur terjadi.
Tidak mungkin aku menerima semuanya. Tak masuk akal. Memang beginilah apa adanya.
Sudah diatur sejak awal, sudah ada sejak awal, memang seharusnya seperti ini sejak awal bahwa dalam dunia kisah romantis, pasti ada yang sakit hati karena kisah itu melibatkan perasaan.
Bagaimanapun caranya, siapapun orangnya, apapun tujuannya, kalau sudah berkaitan dengan kisah cinta, akal dan logika pasti bernilai nol.
Konflik yang kualami sekarang ini memang kesalahanku, tapi aku tidaklah gagal. Mau bagaimana lagi?
Sudah kuputuskan, sudah kupikirkan matang-matang kalau tujuanku adalah menjaga cahaya itu tetap bersinar terang, bagaimanapun caranya.
Karena menjaga Hinakawa Akira adalah tugasku sebagai seorang pasangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
14 Days Left Before Dies
Historia CortaJuunichi Sora (19), remaja yang baru saja lulus sekolah menengah mendapat kabar bahwa gadis yang dekat dengannya tidak akan bisa hidup lebih lama lagi. Hinakawa Akira (18), gadis yang lebih muda satu tahun dari Sora akan meninggal dalam 14 hari lagi...