hyunsuk merutuki tingkahnya tadi siang kepada jihoon, karena itu jihoon sedari tadi hanya diam dan tidak mengajak bicara hyunsuk.
yang biasanya memberi celetukan nggak jelas, menyempatkan bertanya disela-sela belajarnya. ini jihoon nggak ngomong sama sekali, hanya menanggapi pertanyaan hyunsuk dengan deheman.
hyunsuk menyesal.
"layantara..." hyunsuk gakuat, rasanya mau nangis aja dicuekin gebetan.
"hm?"
"m-mau pulang..." cicit hyunsuk.
jihoon menolehkan kepalanya menatap hyunsuk, lalu mengangguk. "mau dianter atau pulang sendiri?"
hyunsuk makin mau nangis aja, biasanya jihoon langsung mengambil kunci motornya dan bersiap untuk mengantar hyunsuk tapi ini enggak.
"pulang sendiri aja."
"ati ati." ucap jihoon lalu kembali menatap soal latihannya, tidak berniat mengantar hyunsuk keluar dari rumahnya.
hati hyunsuk nyeri banget rasanya.
akhirnya hyunsuk keluar dari rumah jihoon dengan murung, air matanya yang sedari ia tahan turun membasahi pipi gembilnya.
++
hyunsuk merebahkan badannya di kasurnya, ini sudah tengah malam dan jihoon juga tidak mengabarinya padahal hyunsuk mengirimi pesan.
hyunsuk kembali menangis, menyalahkan dirinya sendiri. seharusnya dia nggak egois memaksa jihoon bermain.
rambut hyunsuk berantakan, hidungnya merah dan matanya bengkang karena sedari tadi menangis. seharusnya hyunsuk belajar untuk ujian akhirnya besok. tapi ia tidak bisa fokus belajar, menangis sambil belajar menghancurkan konsentrasinya.
hp hyunsuk berdering, dengan malas hyunsuk mengambil hpnya. hyunsuk berharap jihoon menelfonnya tapi ini sudah jam 12 malam, hyunsuk tidak mau banyak berharap.
matanya membulat kaget saat melihat nama kontak yang ia harapkan akhirnya tertampil jelas di layar hpnya.
layantara is calling...
"h-halo..."
"belum tidur?"
hyunsuk menggigit bibir bawahnya, berusaha menahan tangisannya.
"belum, kenapa?"
"dingin"
"selimutan tar.."
"di depan rumah lo dingin, sini keluar mau peluk"
hyunsuk membulatkan matanya tidak percaya, tanpa memperdulikan kondisinya saat ini, ia bergegas keluar menghampiri jihoonnya.
saat membuka pintu rumahnya, jihoon udah ada didepan sana. tersenyum manis.
hyunsuk langsung menghambur ke pelukan jihoon dan menangis keras.
"loh? lo kenapa anjir?"
hyunsuk menggeleng sembari mengeratkan pelukannya.
"davian..."
jihoon menangkup pipi hyunsuk dengan lembut lalu mengusap lelan dengan ibu jarinya.
